Bab 7

5.7K 967 106
                                    

"Oh. Jadi gini cara main kalian?!"

Seruan keras itu membuat Rudi dan Mirna mendelik kaku dan mencari sumber suara.

"R-rolan. Kok di sini. Mana Mita?" Wajah Rudi mengeras berusaha menguasai diri dan berpikir untuk mengelak.

"Kupingku masih bisa dengar semua yang kalian bilang!"

"Nggak usah bicara keras-keras."

"Kenapa? Takut semua orang tahu?!"

"Takut apa? Kita nggak bicara apa-apa." Mirna menyahuti. "Bapakmu cuma nggak mau kamu bikin keributan."

"Aku nggak bicara sama kau!"

Rudi langsung menyenggol Mirna agar pergi dari sana.

Mirna membuang muka, kelihatan ingin menimpali, tetapi dia tetap pergi.

"Kalian sengaja nggak ada bilang apa-apa sama aku sejak awal?! Apalagi?? Apalagi yang kalian sembunyikan?? Kongkalikong apalagi yang kalian buat di belakangku?!"

"Kongkalikong apa maksudmu? Mita anak baik-baik. Apa yang salah?"

"Salah! Karena kalian semua manfaatkan aku demi kepentingan kalian sendiri! Dan kalian kira aku bisa disuruh-suruh kayak robot?!"

"Kita ngomong di tempat lain."

Dada Rolan semakin naik turun ketika tangannya menunjuk wajah Bapaknya.

"Bapak ingat kapan terakhir kali kita ketemu sebelum Bapak jodoh-jodohin aku? Apa Bapak pernah kepikiran buat hubungin aku lagi? Nggak ada! Sekali ini, Bapak datang lagi, yang aku pikir omongan Nondong benar. Tapi, udah lebih dari sepuluh tahun, apa ada aku datang ngemis-ngemis, minta, nggak ada! Aku nyari makan sendiri! Aku nggak nuntut apa pun dari Bapak! Apa Bapak bahkan pernah nyesal udah bikin Mamak banting tulang cari uang?" Rolan berdecih. "Sama sekali nggak kan? Dan Bapak bikin aku kayak mana sekarang? Bahkan sekalinya ketemu, Bapak tetap mau manfaatkan aku?! Demi siapa? Demi keluarga Bapak yang baru?!"

Rudi diam tak berkutik.

"Aku bukan anakmu," gumam Rolan dengan luka batin yang menganga begitu lebar.

"Nggak usah berlebihan, nggak perlu juga kau marah-marah kayak gini. Apa masalahnya sekarang?"

Rolan semakin geram sebab Bapaknya tak menunjukkan rasa bersalah sama sekali.

"Masalah kalian, adalah main-main samaku! Nggak perlulah kau pusing sama masalahku. Sekarang, kau urus aja masalahmu. Kalian kira aku nggak bisa ajukan pembatalan pernikahan?" desis Rolan. "Kalian kira aku aja yang akan hancur. Semuanya kita ini, akan hancur kubuat!" geram Rolan sembari membalik badan.

"Rolan...!" pekik Rudi dengan kepanikan yang langsung terlihat.

Tetapi Rolan tak peduli. Dia tetap melangkah lebar.

***

Mita tersentak bangun dengan kepalanya yang begitu berat. Dia linglung untuk beberapa saat sebelum melihat yang ada di ruangan itu justru hanya Juni yang sialannya malah tidur di ranjang sementara Mita tidur disofa.

Bang Rolan... kemana suaminya?

"Juneet!" pekik Mita sambil mengguncang tubuh Juni.

Juni spontan terperanjat sembari mengusap liurnya. Kebingungan memutar kepalanya, dan ketika sadar yang dihadapannya Kak Mita masih pakai baju pengantin dia langsung tertekuk masam.

"Abangku mana?!"

Juni menahan decakan dengan mata memerah akibat dibangunkan paksa. "Tadi keluar dia, karena Kakak ketiduran."

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang