"Abang mau beli apa?" tanya Mita ketika Rolan meminta Ijal berhenti di toko elektronik.
"Sekalian singgah beli mesin cuci."
Mata Mita langsung berbinar. "Iyaa...
Mita menempel pada suaminya dengan sangat semangat, sementara Rolan sibuk bertanya harga dan menanyakan perbandingan banyak merek.
Begitu sampai di rumah, dibantu Ijal dan Ridwan, mesin cuci yang baru dibeli Rolan diletakkan di dalam kamar mandi.
"Beli mesin cuci baru kalian ya?" tanya Nondong yang tiba-tiba muncul.
Mita langsung mengangguk-angguk senang. "Iya Ndong..."
Rolan masih sibuk memasang sesuai dengan instruksi dari kertas yang dibacanya. Dia menyambung selang dari keran yang jaraknya tak cukup dengan selang mesin cuci yang tersedia.
Rolan menyalakan mesin cuci tersebut, dan tak ada yang cacat.
"Coba Abang ajarin aku..." seru Mita dengan semangat.
"Bentar ini kubaca dulu."
Mita mengangguk-angguk. "Nanti kalau aku udah bisa, aku cuci sekalian pakaian Abang..."
Rolan melirik dengan senyum menyungging, dia bahkan melupakan Nondongnya masih ada di sana. "Nggak bisa," celetuk Rolan.
Mita langsung mendongak dengan sorot memprotes. "Bisa kok. Pasti bisa kalau belajar."
Maksud Rolan bukan itu. "Maksudnya bajuku nggak bisa kau cuci gabung-gabung sama bajumu."
"Kenapa??"
"Baju kerjaku kan kotor. Kalau baju-baju keluarlah, baru nggak gitu kotor."
"Oh... jadi baju pergi-pergi aja baru bisa digabungin??"
Rolan mengangguk. "Iya."
***
"Oh... nanti Mami Yuni suruh ketikkan kirim ke Mamamu."
Telinga Rolan langsung berdengung mendengar Nondong menyebut-nyebut 'Mama-mu'. Rolan yang baru pulang dari mengeluarkan lembu-lembunya, langsung masuk ke dapur rumahnya.
"Kenapa?" tanya Rolan cepat-cepat.
"Mama telepon, mau kirim barang, terus Nondong bilang alamat sodara Mami Yuni yang biasa dia kirim barang."
Napas Rolan langsung memburu. "Kau ada minta apa sama Mamakmu??"
"Nggak ada minta kok..." sangkal Mita dengan wajah memprotes, "Mama yang telepon mau kirim. Beneran..."
"Nanti Nondong suruh Mami-mu kirimkan alamat lengkapnya pake hape Mita," sahut Nondong.
Mita mengangguk-angguk, sementara rahang Rolan langsung mengeras.
"Barang apa?" tanya Rolan dengan nada dingin, namun hati bertambah panas.
"Sabun, lulur, bodylotion, pelembab. Apa lagi tadi ya??"
Rolan menelan ludah yang terasa pekat, apa maksud Mama Mita tiba-tiba ingin mengirim barang-barang itu? Mengingatkan Rolan akan peringatannya, jika Rolan belum tentu mampu memenuhi kebutuhan Mita.
Padahal Mita masih berbicara, namun Rolan langsung keluar lagi.
Dua hari kemudian, Rolan yang baru saja pulang dari melihat lembu yang akan dibelinya, mendengar suara ramai dari dalam rumahnya.
Sangat penasaran. Rolan buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Tepatnya, di ruang tengah, Nondong, Mami Yuni dan Mita tengah berkumpul membongkar barang dari sebuah kardus besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Lara
RomanceBlurb : Menikah adalah prioritas nomor ke sekian bagi Rolan, sebelum dia bertemu sosok Mita. Gadis polos penderita disleksia. Sayangnya, Mita adalah wanita yang hendak dijodohkan kepadanya, oleh Ayahnya-pria yang telah menelantarkannya sejak kecil...