Bab 35

8.3K 1K 165
                                    

"Abang..."

Tanpa disadari Rolan mengurangi rokoknya ketika malam hari saat tahu dia akan tidur sekamar dengan Mita. Ya, sudah lima hari Rolan tidur sekamar dengan Mita, bukan tanpa sebab, karena tiap malamnya Mita akan memanggilnya. Rolan antara senang dan tersiksa saat Mita mulai membiasakan dirinya tidur memeluk Rolan dengan erat.

"Udah tunggu aja di kamarmu..." seru Rolan dari sisi kandang. Kali ini Rolan mempunyai alasan untuk datang lebih lama ke kamar Mita sebab ada lembunya yang akan beranak. Lebih bagus lagi jika Rolan ke kamar Mita dan Mita sudah tidur.

"Masih lama??"

"Ya belum tahu..."

"Nanti kalau aku ketiduran gimana Bang??"

Ya baguss... batin Rolan. Namun, sesaat dia tersentak. "Masih... ada halanganmu?"

"Hah?"

"Menstruasi," ralat Rolan.

Mita menggeleng.

Wajah Rolan langsung menegang. "Udah bersih?"

"Nggak tau Bang, biasanya nanti ada lagi. Kalau aku mandi wajib sekarang, masa besok mandi wajib lagi??"

"Ya—kalau gitu... sabarlah!"

Padahal dari nada bicaranya Rolan yang terdengar tak sabaran.

"Eh... tapi kalau nggak keluar lagi darahnya Bang??"

"Ya biasanya kayak mana??"

"Ya biasanya sih, udah abis... terus ada lagi..."

Rolan menarik napas panjang seperti menarik mundur batas kesabarannya. "Ya—udah, tunggu sampai besok malamlah."

Mita mengangguk semringah seperti berbanding terbalik dengan ekspresi kaku Rolan. Namun, setelah dipikir-pikir lagi Rolan-lah yang mulai terlihat tak masuk akal.

"Ya—udah, ngapain masih di sini?"

Mita mengerjap. "Abang beneran masih lama?"

Rolan mengangguk.

"Memangnya... kalau lembu tiba-tiba melahirkan nggak ada suaranya?"

"Ya tergantung. Ada juga yang diam aja."

Manik mata Mita sedikit melebar, "Jadi beneran harus ditungguin??"

"Ya iyaa..." seru Rolan dengan wajah meyakinkan. "Udah... ke kamarmu aja sana. Di sini banyak nyamuk, belum lagi ada pacet."

Mita sedikit cemberut. "Ya udah deh..."

Rolan baru bernapas lega ketika Mita kembali ke dalam rumah.

Sampai keesokan paginya, lembu yang dinanti-nanti Rolan tak kunjung melahirkan. Rolan ada janji melihat lembu untuk dibelinya, karena lokasinya lumayan jauh jadi pagi-pagi dia sudah bersiap-siap agar tidak kesorean sampai di rumah.

"Abang mau ke mana??" tanya Mita segera setelah melihat suaminya memakai setelan hendak pergi.

"Ada lembu yang mau kuliat. Aku pulang sore. Nanti kalau udah siang langsung makan, jangan tunggu-tunggu aku, kalau nggak ada Nondong pun, langsung makan sendiri. Apa yang dikasih Nondong makan aja. Nanti aku pulang kubawakan makanan. Oh iya, jangan kau hidup-hidupkan kompor."

Mita merengut. "Aku nggak pernah idupin kompor lagi kok..." ucap Mita membela diri.

Rolan sedikit menaikkan alis. Dia mengecup dahi Mita sesaat. "Aku pergi."

Mita mengangguk meski dengan wajah cemberut.

Padahal biasanya, Rolan tak pamit apalagi memberi begitu banyak nasihat, tetapi akhir-akhir ini rasanya, dia sedikit tak rela meninggalkan Mita lama-lama.

Jejak LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang