Halo assalamu'alaikum semua
Up lagi dong!
Kabar kalian gimana nih?
Chapter kemarin bagaimana?
Apa Azani masih ada harapan untuk bersama Gus Ahmad? Kalian setujunya bagaimana? Yuk ramein!
Bantu koreksi typo ya
Follow dulu sebelum baca
Jangan lupa komen dan vote
Selamat membaca
luv u!
.
.
.***
"Memang air mata dan bahagia bersifat sementara. Nyatanya, di hari bahagiaku juga adalah hari di gelarnya air mataku."
-Adiba Marcellia Azani-
***
Banyak hitungan hari yang terlewatkan sudah, tidak terasa ini sudah saatnya untuk acara wisuda akhirussanah pesantren.
Kemarin begitu banyak tangis yang Azani keluarkan, tapi sekarang ia sudah mampu ikhlas dan menerima semuanya.
Azani celingukan mencari seseorang yang sedari tadi pagi mulai acara tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali.
"Dimana kamu, Gus? apakah sudah seikhlas ini dengan semuanya? apakah hanya tinggal aku disini yang masih merasakan sakit dengan luka yang menganga? semudah itu, Gus?. Bahkan untuk hari ini, hari yang menjadi hari terakhir aku melihatmu, justru tidak ada kabar tentang dirimu."
Azani sudah siap dengan pakaian yang sudah di tentukan pesantren untuk wisudanya kali ini. Di temani dengan ketiga sahabat seperjuangannya itu, mereka duduk tenang di bangku dan menyaksikan beberapa kreasi yang di tampilkan oleh adik tingkat mereka.
"Bagus-bagus banget ya mereka," celetuk Nur.
"Iya, gak nyangka dalam waktu dekat bisa sebagus ini." Balas Anisa.
"Kita juga gak nyangka udah selesai aja di pesantren ini, perasaan baru kemarin kita saling kenal." Sahut Zida.
"Udah 8 tahun aja kita bersama," sambung Nur yang di angguki oleh Anisa.
"Kalian jadi lanjut dimana?" tanya Azani.
"Aku sama Nur seperti masih disini aja," jawab Anisa tidak bersemangat.
"Sudah tidak apa-apa, An. Mungkin itu akan menjadikan kamu lebih baik dari sebelumnya, bukannya kalian punya cita-cita untuk menjadi Bu Nyai bukan? belajarlah mulai sekarang." Tutur Azani.
"Iya ... Mungkin dengan cara seperti ini, seorang abdi itu barokahnya luar biasa." Sahut Zida. Anisa dan Nur pun hanya mengangguk pasrah.
"Kamu bagaimana, Zid?" tanya Azani.
"Tetap, aku lanjut di pesantren milik Tante aku, Zani."
"Sukses selalu ya kalian." Ujar Azani di angguki ketiga sahabatnya.
Setelahnya mereka terdiam dan kembali menyimak berbagai tampilan-tampilan.
***
"Baiklah, inilah acara inti yang di tunggu-tunggu, sekarang mari kita lihat siapakah yang akan menjadi santri dan santriwati terbaik untuk tahun ini." Tutur Ustadz Yusuf selaku pembawa acara.
Para santri dan santriwati pun bertepuk tangan dengan semangat.
"Untuk santri terbaik 3 tahun ini dengan nilai 8,90 di raih oleh Ananda Muhammad Alwi putra dari Bapak Ali, santri terbaik 2 dengan nilai 8,95 di raih oleh Ananda Muhammad Faras Maulana putra dari Bapak Fauzi, dan santri terbaik 1 dengan nilai 9,90 di raih oleh Ananda Ahmad Zaki Mubarak putra dari Bapak Zaki. Beri tepuk tangan yang meriah!" Ucap Ustadz Yusuf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor [Terbit]
Teen FictionBagaimana rasa dicintai seorang Gus sedangkan hanya santriwati biasa? Semuanya akan menjadi tentang waktu dan rasa. "Bukankah jauh hari saya katakan untuk menungguku? Beri saya waktu untuk menjadikanmu satu-satunya wanita yang berjalan bersama saya...