Bismillahirrahmanirrahim
Follow dulu sebelum baca
Jangan lupa komen dan vote yuk
Bantu tandai typo yaaa
luv u!
.
.
.***
"Kelembutan bukan ketampanan, kasih sayang bukan keegoisan, tanggung jawab bukan hanya janji palsu yang terucap. Dia sederhana, dan dia membuatku jatuh hati dengan segala caranya."
-Adiba Marcellia Azani-
***
"Sayang ayo berangkat sekarang," ajak Farhan sudah siap dengan setelan kemeja hitam, sarung hijau lumut dan kopyah hitamnya itu.
Dengan gamis yang senada dengan sarung hijau lumut milik suaminya, Azani menghampiri Farhan dengan membawa kitab miliknya dan milik suaminya itu.
"Nanti yang ngisi kamu atau Abi, mas?" tanya Azani memberikan kitab Farhan.
"Saya yang ngisi, Abi ada urusan penting kata umi tadi," jawab Farhan.
Farhan meraih tangan istrinya itu dan keluar dari kamarnya untuk pergi ke aula utama. Kali ini adalah jadwal mengaji kitab maroqil ubudiyah yang mana di kaji oleh Abi Hafidz dan seluruh anggota pesantren harus mengikutinya sekalipun keluarga ndalem.
Ternyata ndalem sudah sepi, Azani celingukan mencari seseorang membuat Farhan kembali mengeluarkan suaranya karena paham siapa yang dicari oleh istrinya itu.
"Umi ikut menemani Abi," ucap Farhan.
"Umi selalu ikut ya mas?" tanya Azani mendongak menatap suaminya karena tinggi badannya masih di bawah bahu Farhan.
"Iya, kemanapun seorang suami, istri harus manut dan ikut. Sama seperti yang umi lakukan,"
"Berarti aku juga harus begitu dong mas?"
Farhan terkekeh, "Iya dong sayang, kamu istri saya jadi kamu harus ikut kemanapun saya pergi," terang Farhan dengan setelahnya mengusap kepala istrinya itu.
Mereka pun berjalan menuju aula utama, ternyata sudah tidak ada santri lalu lalang karena sudah dipastikan mereka berkumpul di aula utama.
Farhan melepaskan genggamannya setiba di depan pintu aula dan menyuruh istrinya untuk menempati yang sudah disiapkan di samping Zida.
"Cieee makin cantik aja nih," goda Zida yang duduk di sampingnya itu.
"Apaan sih!" elak Azani tersenyum malu.
"Ih tuh merah-merah pipinya!" seru Zida tertawa pelan.
Azani menepuk bahu Zida pelan, "Udah ngaji dulu," ucap Azani mengalihkan pembicaraan.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Farhan duduk di depan dan membuka kitabnya.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab para santri serempak.
Farhan kembali berdiri dan berjalan ke arah Azani yang menatap bingung. Atensi para santri tertuju pada Farhan dan Azani.
"Apa mas?" tanya Azani melihat Farhan menengadahkan tangan kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor [Terbit]
Teen FictionBagaimana rasa dicintai seorang Gus sedangkan hanya santriwati biasa? Semuanya akan menjadi tentang waktu dan rasa. "Bukankah jauh hari saya katakan untuk menungguku? Beri saya waktu untuk menjadikanmu satu-satunya wanita yang berjalan bersama saya...