Assalamu'alaikum
Selamat membaca kaliannya,
Jangan lupa follow dulu sebelum baca,
tinggalin jejaknya dengan komen dan vote
Bantu tandai typo yaaa
luv u
.
.
.***
"Cinta dalam diamku sudah berada di genggamanku, cinta yang selama ini aku kira hanya pandang sebelah mata. Kini dirinya berdiri di depanku, akan terus bersamaku untuk menjadi nahkoda kapalku mengarungi samudra cinta kita."
-Adiba Marcellia Azani-
***
Saya yang menikahi kamu. Saya yang dengan lancang menjabat tangan Papa kamu dan mengucapkan kalimat sakral itu tanpa persetujuan kamu. Saya suami kamu, dan kamu istri sah saya secara agama ataupun negara." Ujar laki-laki itu.
Azani mendongak dan menatap terkejut kepada laki-laki itu. Lagi-lagi Azani meneteskan air matanya, bagaimana takdir bisa seperti ini?
Laki-laki itu menghampiri Azani dan duduk berjongkok didepannya. Ia mengangkat kepala Azani meraih kedua tangan Azani dalam genggamannya.
"Assalamu'alaikum, Zaujati." Laki-laki itu dengan menatap kedua mata sembab Azani dalam.
"Maafkan saya," ucap laki-laki itu tersenyum tulus dengan menghapus air mata sang istri.
Azani menatap kedua mata laki-laki dalam, apakah ini hanya mimpi? tolong bangunkan Azani. Azani hanya menangis sesenggukan dan kembali menunduk dalam.
"Hei, udah dong nangisnya. Saya menyakiti kamu banget, ya? maafkan saya yang sudah lancang melakukan itu,"
Bukannya menjawab, Azani justru bangkit dan hendak pergi tetapi tangan besar lelaki itu mencegahnya.
"Lepaskan tangan saya, Gus!" Azani dengan nada dinginnya.
Lelaki itu ikut bangkit dan menatap sang istrinya yang terlihat masih enggan berinteraksi dengannya, tapi memakluminya.
Tanpa banyak bicara, ia pun menarik lembut tangan Azani membawanya ke sebuah ruangan yang terletak di sisi kanan ruang tengah ndalem.
Azani masih mencoba untuk melepaskannya, tapi kekuatan laki-laki lebih besar darinya. Orang tua mereka hanya terdiam tanpa ada niat untuk membantu Azani yang meronta-ronta karena mereka tahu Azani perlu bicara dengan suaminya. Laki-laki itu membawanya ke balkon ruangan tersebut.
"Bebaskan aku, Gus. Aku tidak bisa menikah dengan Gus Farhan, lepaskan Azani, Gus," ucap Azani menangis.
Gus Farhan?
Iya Gus Farhan yang menikahi Azani, laki-laki yang ia cintai dalam diam hampir satu tahun belakangan ini."Saya tidak akan pernah melepaskan kamu, saya mencintai kamu, Azani, sangat mencintai kamu karena Allah. Saya minta maaf atas kesalahannya saya,"
"Azani takut, Gus, Azani takut."
"Kenapa? mau cerita?" tanya Gus Farhan lembut.
Gus Farhan terdiam melihat respon Azani yang masih sama dengan tangisnya. Tiba-tiba Azani memeluk Gus Farhan erat membuat Gus Farhan terkejut.
"Hei, kenapa masih nangis? udah dong nangisnya. Saya buat salahnya kelewatan, ya? apa tidak bisa dimaafkan?" tanya Gus Farhan yang hanya direspon oleh Azani dengan gelengan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor [Terbit]
Teen FictionBagaimana rasa dicintai seorang Gus sedangkan hanya santriwati biasa? Semuanya akan menjadi tentang waktu dan rasa. "Bukankah jauh hari saya katakan untuk menungguku? Beri saya waktu untuk menjadikanmu satu-satunya wanita yang berjalan bersama saya...