Ikhlas bukan berarti Memaafkan

626 22 0
                                    

Assalamu'alaikum prend
Maapin ya lama ga up hehe
Follow dulu yuk sebelum baca
Tinggalin jejaknya dengan komen dan vote sebanyak-banyaknya
Bantu tandai typo ya
Follow akun Instagram aku yuk
@mrsaaa.ndrqaaa
luv u!
.
.
.

***

"Aku sudah ikhlas melepasmu jauh sebelum kamu memintanya. Tapi setelah luka yang kamu berikan begitu luar biasanya, sampai pada akhirnya Tuhan memberikanku pangeran yang jauh lebih dari kata sempurna. Dia istimewa dengan cintanya, dan aku juga sangatlah mencintainya."

-Adiba Marcellia Azani-

***

Farhan memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya selepas pulang dari kantor pusat bersama dengan Abi Hafidz tadi. Farhan beberapa kali memencet tombol bel rumahnya sembari mengucapkan salam, namun tidak ada respon dari sang penghuni rumah dari dalam.

Akhirnya Farhan memutuskan untuk masuk, tetapi hendak menaiki tangga kamarnya ia mencium aroma dari dapur. Lantas Farhan mengurungkan niat untuk ke kamar dan memilih ke dapur karena ia yakin istri cantiknya ada di dapur.

Sesuai dengan dugaannya, Farhan melihat Azani membelakanginya sibuk memasak. Farhan meletakkan tas kerjanya dan jas hitamnya di atas meja terlebih dulu. Farhan melipat lengan baju kemejanya hingga ke siku memperlihatkan otot yang terbentuk di sana. Ia tersenyum lembut dan segera memeluk tubuh istrinya erat dari belakang.

"Ih mas Farhan ngagetin!" ketus Azani melihat suaminya memeluknya tiba-tiba.

"Masak apa bumil?" tanya Farhan sembari sesekali menciumi pipi sang istri.

"Kamu bau mas, gak usah cium-cium!" ucap Azani menjauhkan wajahnya.

"Bukannya kamu suka aroma tubuh mas hm?" goda Farhan tetap menciumi istrinya dengan bonus kecupan singkat di leher jenjang Azani.

"Dih gak ada! lepas mas kamu bau!"

Bukannya menuruti permintaan istrinya, justru Farhan mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri. Sedangkan Azani lebih memilih pasrah dan menyelesaikan acara memasaknya agar suaminya berhenti memeluknya.

"Lepas dulu mas aku mau nyiapin ini di meja," ucap Azani membuat Farhan melepaskan pelukannya tak rela.

Farhan dengan sigap membantu Azani menata beberapa makanan di meja makan, meski Azani sempat menolaknya. Setelah selesai, bukannya segera bergegas ke kamar untuk bersih-bersih, Farhan justru kembali merengkuh istrinya erat.

"Mandi dulu mas setelah itu kita makan," ucap Azani dengan mengelus pucuk kepala suaminya itu.

"Sebentar sayang mas ingin manja dulu sama kamu," bisik Farhan.

"Padahal biasanya juga gitu," sahut Azani.

"Biarin."

"Mandi mas cepat," ucap Azani melepas kedua tangan Farhan yang melingkar di pinggang rampingnya.

Azani bingung dengan Farhan, apakah suaminya ini lupa bahwa dirinya mengandung anaknya tapi memeluknya dengan erat. "Sabar nak, kalau di sana sesak salahin Abi kamu ya," batin Azani.

Amor [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang