Kenyataan

771 26 2
                                    

Assalamu'alaikum semuanyaaa
Kabar kalian gimana nih?
Selalu jaga kesehatan, banyakin minum air putih makan makanan bergizi
Follow dulu yuk sebelum baca, komen dan vote ya buat ninggalin jejak.
Ramein seramai-ramainya bowleh dong!
Bantu tandai typo
Selamat membaca
luv u!
.
.
.

***

"Aku telah menyadari tentang rasaku untukmu. Aku mencintaimu, meski dalam berbagai sikap diamku karena aku takut trauma itu kembali menyapaku.

-Adiba Marcellia Azani-

***

Dua tahun kemudian ...

Azani termenung di taman pesantren sendirian sembari memangku Al-Qur'an miliknya dan buku diary kecil berwarna coklat bermotif batik bunga yang apik.

Lagi-lagi ia membolak-balikkan kertas yang bernoda tinta hitam pekat hasil karya tangannya hampir satu tahun terakhir ini.

Di tahun ketiga ini, ia harus boyong dari pesantren dan mengabdikan dirinya di rumah kepada kedua orang tuanya.

Dalam diam aku mengagumimu
Karena dalam diam aku tidak harus tahu rasa penolakan darimu
Dalam diam aku berani memintamu pada Robb-ku
Dan dalam diam pula aku mengatakan pada-Nya bahwa aku mencintaimu.

Maafkan aku,
Aku selalu bungkam di hadapanmu
Sementara di depan Robb-ku,
Aku terang-terangan memintamu untuk menjadi nahkoda kapalku.

Azani menutup kembali diary itu dan diletakkan di sampingnya.

"Maafkan aku ya Allah ... Aku sudah mencintai ciptaanmu yang belum jelas apakah akan menjadi takdirku," gumam Azani lirih.

"Dorrr!" Azani terkejut karena ulah Zida yang mengagetkannya.

"Ih ngeselin banget!" ketus Azani.

"Siapa suruh kamu bengong di sini? sana siap-siap ke ndalem!" titah Zida.

"Ngapain? orang pekerjaan ndalem udah aku selesaikan semuanya," Azani kebingungan dengan sikap Zida.

Zida menghela napas gusarnya, kini dirinya harus ekstra sabar dengan kepolosan Azani yang kambuh.

"Orang tua kamu di ndalem Azani ... Kurang jelas? Mama Papa kamu di ndalem tadi aku lihat mobilnya udah diparkiran ndalem ya Allah ya Robbi ..."

Azani cengengesan tanpa dosanya melihat respon Zida terhadapnya.

"Bilang dong dari tadi!" ketus Azani sembari pergi dengan menitipkan Al-Qur'an dan buku diary miliknya kepada Zida tanpa bicara apapun.

"Azani berhenti kamu!" teriak Zida kesal, Azani justru berlari dan tertawa menang dengan kekesalan sahabatnya itu.

Benar apa yang di katakan oleh Zida, Azani melihat mobil milik Papa sudah terparkir rapi di parkiran ndalem. Biasanya kalau memakai mobil Papa, yang menjenguknya hanya Papa dan Mama. Di saat memakai mobil Bang Faiz, sudah pastinya sang pemilik juga ikut di dalam, sama halnya dengan Bang Faiq hanya saja Bang Faiq sangat jarang karena harus kuliah yang sangat jauh.

Azani berhenti di depan pintu dan melihat kedua orang tuanya tengah berbicara yang sepertinya membahas sesuatu yang sangat penting.

"Assalamu'alaikum ..."

Amor [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang