Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Up lagi donggg!
Sepertinya Azani sudah benar-benar move on dari Gus Ahmad, haha.
Kasihan juga kalau Azani berlarut-larut dalam kesedihan.
Gimana part kemarin? komen yuk!
Follow, komen dan vote
Bantu tandai typo yaaa
Jangan lupa jaga kesehatan
luv u!
.
.
.***
"Setelahnya, tidak akan lagi aku biarkan seseorang masuk dengan mudah seperti halnya kamu. Karena mencintaimu dulu, sangatlah sakit yang berkepanjangan."
-Adiba Marcellia Azani-
***
Azani tengah panik sekarang, bagaimana ia bisa ketiduran sampai habis magrib mentang-mentang lagi halangan. Ia buru ke kelasnya yang sudah diberitahu oleh Zida tadi, ia takut terlambat karena Zida dan Delia sudah berangkat meninggalkannya tadi.
Bruk
"Maaf saya tidak sengaja."
Tanpa memperhatikan orang yang menabraknya, Azani memunguti buku-bukunya yang berjatuhan.
Sedangkan orang tersebut hanya terdiam menunggu Azani memunguti buku-bukunya tanpa ada niat membantunya, padahal ia yang menabrak Azani. Azani pun mendongakkan kepalanya dan melihat seseorang yang tersebut.
"Kalau jalan lihat-lihat dong!" ketus Azani.
"Kamu yang salah, kamu kurang hati-hati, saya sudah lihat kok jalannya."
"Sudah jelas-jelas situ yang nabrak kenapa situ yang kesel!" Azani semakin berapi-api.
"Lain kali hati-hati!" ketusnya berlalu begitu saja.
Azani menghentakkan kakinya kesal, bagaimana bisa dia yang marah justru Azani yang marah.
"Siapa yang nabrak siapa yang marah, orang gak jelas." Gumam Azani melanjutkan jalannya ke kelas.
Kelas sudah ramai di penuhi para santri putra maupun putri sesuai kelas mereka masing-masing, mereka sering menyebutkan ruang kelasnya dengan sebutan lokal.
"Kalian kenapa gak bangunin aku sih?" tanya Azani melihat Zida dan Delia duduk santai di depan kelas.
"Kamu di bangunin gak bangun-bangun!" ketus Zida.
"Udah jangan bertengkar, sini duduk lihat tuh bulannya indah banget." Ujar Delia.
Azani pun terduduk santai di depan kelas lokal 12 bersama Zida dan Delia. Sesekali ada santri putri lalu lalang yang menyapa dan mengajak bicara Delia, Zida dan Azani hanya menyimaknya.
"Kayanya Gus Farhan beneran tidak hadir deh, Zid," celetuk Delia.
"Kita tunggu aja, Del." Sahut Zida.
"Hei Fajar! Gus Farhan ngisi kelas tidak?" tanya Delia kepada santri putra yang baru datang.
"Ngisi, orang Gus Farhan baru datang tadi pas aku jalan ke sini." Jawab Fajar sembari menyelonong masuk kelas.
"Gus Farhan itu ngajar apa aja di kelas kita?" tanya Azani penasaran.
"Jurumiyah saja, satu minggu dua kali." Jawab Delia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor [Terbit]
Teen FictionBagaimana rasa dicintai seorang Gus sedangkan hanya santriwati biasa? Semuanya akan menjadi tentang waktu dan rasa. "Bukankah jauh hari saya katakan untuk menungguku? Beri saya waktu untuk menjadikanmu satu-satunya wanita yang berjalan bersama saya...