Assalamu'alaikum prend
Gimana kabar kalian hari ini? malhad loh ngomong-ngomong
Up lagi dongsss
Follow dulu sebelum baca
Tinggalin komen dan vote
Bantu tandai typo sekalian
luv u!
.
.
.***
"Hangatmu sudah menjadi batu, tidak selembut sutra sama seperti dulu, kenangmu menjadi nisan tertancap rapi di tanah bersama bunga yang berguguran. Pun cintamu yang tulus terkubur sudah bersamamu dan akan selalu bersemayam tenang di dalam makam. Untuk terakhir kalinya, terima kasih sudah pernah mencintaiku."
-Adiba Marcellia Azani-
***
Selepas menunaikan sholat tahajjud bersama dengan istrinya, sembari menunggu adzan subuh Farhan kembali mengulang membaca hafalannya dengan Azani tertidur di pangkuannya. Sesekali Farhan mengusap perut Azani dan mencium keningnya lembut.
"Sayang ... Bangun dulu yuk kita sholat subuh," panggil Farhan sembari mengusap pipi chubby Azani.
"Eumhhh masih ngantuk mas," balas Azani masih menutup kedua matanya.
"Sayang gak boleh gitu, ayo bangun dulu," kata Farhan lembut.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapi," potong Farhan sembari menarik lembut tubuh Azani untuk duduk.
"Lima menit lagi mas aku ngantuk banget," keluh Azani membuat Farhan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
Farhan melepas mukena yang dipakai oleh sang istri dan setelah itu Farhan mengangkat tubuh Azani ke kamar mandi untuk wudhu bersamanya.
"Eh eh mas," ucap Azani refleks membuka kedua matanya sempurna.
"Kalau gak gini kamu gak akan bangun-bangun," sahut Farhan terkekeh.
Beberapa menit kemudian mereka bersiap untuk menunaikan sholat subuh berjamaah hingga selesai. Setelah salam Farhan membalikkan badannya kepada sang istri, Azani meraih tangan kanan Farhan untuk diciumnya dan dibalas kecupan di kedua pipi, kening dan bibirnya singkat.
Farhan menurunkan tangannya mengusap perut Azani berniat untuk menyapa anaknya yang masih di dalam kandungan.
"Assalamu'alaikum anak Abi, sehat-sehat ya di perut Umi," sapa Farhan.
"Wa'alaikumsalam iya Abi."
Kemudian Farhan menidurkan kepalanya di pangkuan Azani, sang empu paham dan mulai mengusap lembut kepala suaminya itu. Farhan tersenyum menikmati usapan lembut sang istri, Farhan meraih tangan lain istrinya dan menciumnya.
"Mas jadi ke makam?" tanya Azani.
"Jadi sayang, tapi tadi Faiq mengirim pesan tidak jadi ikut," jawab Farhan setelahnya memutar tubuhnya supaya bisa menghadap perut Azani.
"Kenapa mas?"
"Faiz ada kepentingan mendadak, Papa Mama dan Faiq harus keluar kota urusan perusahaan," jelas Farhan.
"Yah gak jadi rame-rame dong," kata Azani cemberut.
"Kan ada mas. Oh iya nanti setelah pulang dari makam mas langsung ke perusahaan terus ke pesantren ngajar. Mungkin pulang agak malam, tidak apa-apa kamu di rumah?" tanya Farhan mengingat hari ini ia ada jadwalnya hari ini sangat mendadak dan padat.
"Tidak apa-apa kok mas," jawab Azani. "Padahal hari ini ada jadwal cek up ke rumah sakit," lanjutnya dalam hati.
"Terima kasih sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor [Terbit]
Teen FictionBagaimana rasa dicintai seorang Gus sedangkan hanya santriwati biasa? Semuanya akan menjadi tentang waktu dan rasa. "Bukankah jauh hari saya katakan untuk menungguku? Beri saya waktu untuk menjadikanmu satu-satunya wanita yang berjalan bersama saya...