Madu

847 24 0
                                    

Bismillah assalamu'alaikum
Follow dulu sebelum baca
Jangan lupa komen dan vote
Yuk bantu tandai typo
luv u!
.
.
.

***

"Sebisa apapun hati seseorang untuk melupakan, pasti itu tidak semuanya akan hilang tanpa sisa. Pastinya akan ada bekas dan kemudian hari akan merindukan sosok dirinya."

-Adiba Marcellia Azani-

***

Sepasang suami istri memasuki pekarangan rumah besar dan mewah setelah melalui perdebatan panjang dengan penjaga rumah di depan pintu gerbang.

Mereka mengetuk pintu rumah itu, tak lama kemudian sang pemilik rumah keluar dengan tatapan cukup terkejut.

"Assalamu'alaikum, pak Faris selamat malam." ucap laki-laki itu.

"Wa'alaikumsalam Gus Ahmad, silahkan masuk mari," balas laki-laki paruh baya, sang pemilik rumah.

Iya, Gus Ahmad berada di rumah Azani sekarang! masih ingat Gus Ahmad? pastinya mengingatnya dong!

Faris mempersilahkan Ahmad duduk dan kemudian Faris memanggil istri dan kedua anak laki-lakinya.

Mereka pun menatap terkejut dengan datangnya Gus Ahmad yang notabene adalah seorang laki-laki yang sempat menjadi masalalu dari Azani, maaf lebih tepatnya putra kyai tempat Azani menimba ilmu dulu.

Faiq dan Faiz duduk berdampingan dengan Papa Mama yang menatap tak suka kepada Ahmad yang pasalnya sudah membuat adik perempuan itu sakit hati. Berbeda dengan Nafisah duduk di samping Faris dengan senyum lembutnya.

"Bolehkah saya berbicara dengan putri bapak?" tanya Ahmad memecah keheningan

Hendak menjawabnya, buru-buru Faiq menyela terlebih dulu. "Ada perlu apa anda mencari adik saya?" tanya Faiq menatap Ahmad tajam.

"Saya ingin menyampaikan niat baik saya kepada Azani. Boleh saya menemuinya?" tanya Ahmad dengan tersenyum tipis.

"Tidak perlu anda menemui Azani kembali," jawab Faiz sama halnya dengan Faiq yang datar.

"Saya hanya ingin berbicara hal penting dengannya, tolong beri saya izin."

"Anda sudah berani menyakiti hati adik saya dan sekarang masih juga berani menunjukkan wajah anda di sini, masih kurang dengan luka yang kemarin?" tanya Faiq.

"Dan anda dengan tanpa rasa berdosa membawa perempuan lain untuk menemui Azani? dimana hati anda?" tanya Faiz menyahuti.

"Saya lupa memperkenalkan wanita ini, dia Shofa istri saya," ucap Ahmad membuat lagi-lagi kembali hening.

"Sampun le, kasih ruang bicara dulu Gus Ahmad." Faris pun akhirnya angkat bicara.

"Terima kasih, saya kesini berniat untuk melamar Azani sebagai istri saya," ucap Ahmad.

Bagaimana tidak terkejut dengan ucapan Ahmad, sebagai istri saya? istri kedua maksudnya?

Amor [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang