Assalamu'alaikum
Alhamdulilah up lagi
Jangan lupa follow, komen dan vote
Selamat membaca
luv u!
.
.
.***
"Perempuan yang tidak paham agama masih bisa dibimbing bersama kekasih halalnya. Tapi laki-laki yang tidak paham akan agama, sudah dipastikan akan rusak tatanan rumah tangganya."
-Adiba Marcellia Azani-
***
Mempelai wanita sudah siap dengan gaun pengantin beserta make up sedari tadi. Ia tersenyum menatap wajahnya yang sudah di rias dari pukul 6 pagi tadi.
"Maa Syaa Allah cantiknya putri Mama," ungkap Mama menatap takjub sang anak perempuannya itu.
Azani hanya menyuguhkan senyuman dan memeluk Mama erat.
"Maafin Azani ya, Ma. Azani sering buat Papa Mama marah-marah, selalu bikin repot bikin khawatir," ucap Azani meneteskan air mata.
"Udah jangan nangis dong nanti make up kamu luntur gimana?. Hari ini hari bahagia kamu, jangan ada tangisan lagi ya,"
"Assalamu'alaikum, Ning, Gus Farhan sudah datang." Seorang santri putra abdi yang sengaja di minta untuk bantu-bantu di rumah Azani.
"Wa'alaikumsalam, oh iya makasih Kang,"
"Enggeh kalau begitu saya ke depan dulu, permisi."
"Iya silahkan."
Kali ini Gus Farhan harus mengulang kembali akad nikahnya sesuai permintaan Abi Hafidz. Di saksikan banyak tamu undangan keluarga Gus Farhan dan Azani, dan tidak lupa para santri putra maupun putri sudah memenuhi tempat untuk melihat berlangsungnya akad nikah Gus muda idaman mereka.
Dengan perasaan yang tidak tenang, Azani merapalkan sholawat serta doa untuk Gus Farhan agar lancar dalam mengucap ijab qobul atas dirinya.
"Pasti semuanya akan baik-baik saja," kata Mama menenangkan putrinya.
Dari balik jendela kamarnya, Azani melihat Gus Farhan sudah menjabat tangan Papa di temani Abi Hafidz di sampingnya.
"Ya Muhammad Farhan Maulana, ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Adiba Marcellia Azani bi mahri khamsina milyuna alfa rubiyyatin wa alatisholah hallan."
"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur." Ucap Farhan dengan sekali tarikan napas.
"Bagaimana para saksi, sah?"
"SAH!" jawab mereka serempak.
"Alhamdulilah."
"Sudah sah, Mama keluar dulu habis ini Farhan datang jemput kamu." Azani hanya mengangguk kaku sembari melihat kepergian Mama dari kamarnya.
Abi Hafidz memimpin doa untuk kedua mempelai pengantin. Setelah selesai Abi menyuruh Gus Farhan untuk menjemput Azani di kamar yang di bantu dengan Mama mengarahkan dimana kamar Azani berada.
Tak lama kemudian Gus Farhan membuka pintu kamar dan tersenyum lembut. Perlahan berjalan ke arah Azani yang menundukkan kepalanya malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor [Terbit]
Teen FictionBagaimana rasa dicintai seorang Gus sedangkan hanya santriwati biasa? Semuanya akan menjadi tentang waktu dan rasa. "Bukankah jauh hari saya katakan untuk menungguku? Beri saya waktu untuk menjadikanmu satu-satunya wanita yang berjalan bersama saya...