Menyesal.
Sekarang satu kata tersebut yang memenuhi benak Sasuke. Bukan menyesal untuk perbuatan terpujinya dalam meracuni makanan si pemuda Uzumaki. Tetapi, ini mengenai dia yang baru saja menyadari kesalahannya sebab memutuskan datang ke Anbu Garage. Berkat kebijakan atau tepatnya lebih pantas disebut ancaman Itachi, harga diri pun diturunkan demi meraih lagi afeksi dari abangnya itu.
"Cuci bersih-bersih. Kalau bagian luarnya sudah, beritahu aku untuk pengecekan. Jika hasil kerjamu lolos pemeriksaan, lanjutkan sisi dalamnya."
"Apa?! Kamu gila? Aku bukan budakmu, ya. Kamu enggak bisa suruh-suruh aku seenak jidat. Pakai otak, dong!"
"Memangnya kamu pakai otak waktu meracuni makananku minggu lalu?! Tidak 'kan?!"
"Enggak begini juga caranya! Pasti kamu sengaja memanfaatkan situasi buat mengerjai aku, jujur deh! Aku hafal banget kelicikan kamu."
"Huh! Sok tahu banget jadi cewek, kenal pun enggak! Buruan cuci! Aku mau pakai mobilnya nanti. Dan jangan coba-coba berhenti sebelum pekerjaanmu kelar! Aku benci orang malas, paham 'kan?" Ya, Sasuke mulai melupakan seberapa banyak kekesalannya datang gara-gara pemuda di depannya ini. Apalagi ketika mendapati gaya berdiri yang sok sekarang, di mana dia melihat lewat pandangan tajam, lengan-lengan dilipat ke dada. Lalu, sejak kapan bisep-bisepnya itu kelihatan menonjol cukup pada porsinya?! Otot itu tidak berlebihan, tetapi sungguh sedap dipandang. "Mata kamu, Sasuke!"
"Oh, wow! Kamu pikir aku cewek recehan?! Kepingin banget kamu diperhatikan sama aku?! Belagak cakep sekali." Oke, kali ini Sasuke menggeram kesal seraya mengepalkan tangan. Dia sungguh tidak menyukai tawa remeh yang ditujukan Naruto kepadanya barusan.
"Sorry banget, Sas. Bukannya kamu yang haus validasi? Yang maunya dipuja-puja terus, dikagumi, dikejar-kejar, norak tahu enggak?!"
"Gila ya, kamu! Seumur-umur aku enggak pernah sekesal ini sama orang."
"Terserah! Kerjakan pokoknya. Mengoceh tidak bakal membantu apa-apa, Sas. Kalau kamu segitu muak di sini, maka fokus sama tugas kamu selama sebulan ke depan. Aku kasih dispensasi semisal sikapmu berubah. Cukup manja-manja dan mengamuknya. Di sini sikap kekanak-kanakan kamu tidak berlaku."
"Brengsek!" Akhirnya lepas juga amarahnya, walau Sasuke tidak merasakan puas atas umpatan itu. Naruto gila, bodoh, sialan, jelek ... inginnya dia mengutarakan semua, sayang tak bisa.
"Kartu kamu ditangan aku. Makin kamu kurang ajar, makin sulit kamu keluar dari bengkel ini. Dan kamu tentu tahu selanjutnya 'kan?! Terima saja hukuman dari bang Ita." Telak penuturan tersebut membuat Sasuke kelu, dadanya betah naik turun saking emosinya dia.
"Naruto benar, Sas." Kiba menginterupsi. Tidak benar-benar menyela saat si Uzumaki pun telah menyingkir dari sana. "Percuma melawan, kamu sendiri yang akan kesulitan. Di sini mustahil kamu menang dari Naruto. Saranku, mending kamu ikuti saja kata-katanya. Dengan begitu kamu juga bisa lepas dari bengkel ini secepatnya." Sasuke bergeming, sekadar menengok pun tidak. Dia meyakinkan dirinya sendiri sejak pertama kakinya menginjak Anbu Garage, bahwa bengkel ini dan semua montir-montirnya tidak masuk ke dalam kualifikasi pilihan untuk kategori apapun. Dia telanjur menilai buruk keseluruhan, hingga ucapan Kiba yang sebenarnya bagus bagi kesadaran akalnya justru terasa seperti sepenggal ledekan. "Aku bersedia membantu, asalkan kamu mau bekerjasama. Lihat sendiri jip Naruto segede apa--kamu tidak punya pengalaman mencuci mobil sendiri 'kan? Aku yakin sih begitu." Sejemang Sasuke hela napasnya lumayan panjang, mengamati wajah tak acuh Kiba kentara menyerahkan pilihan di tangannya. Amat jelas tawaran tadi membuat dia tertarik, daripada menahan gengsi untuk suasana yang barangkali lebih kacau.
"Aku tidak punya solusi lain, 'kan?!" Inilah keputusan final Sasuke.
"Nah, begini 'kan enak. Ayo, aku arahkan bagaimana melakukannya agar tidak memakan banyak waktu!"
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT GARAGE
RomanceSeumur-umur, Sasuke Uchiha tidak pernah menoleransi yang namanya bau menyengat dan kotor. Apalagi jika berhubungan dengan mesin dan segala perkakasnya. Tetapi, begitu menyaksikan pesona 'Naruto Uzumaki' si montir keren itu, diam-diam Sasuke membia...