๑ 19.² ๑

512 51 5
                                    

"Wah, ini es campur terenak yang pernah aku makan." Perkataannya mengundang atensi pemuda pucat tak jauh di sebelahnya. Sai pun sama sedang menikmati es campur merah miliknya di meja kasir.

"Ini es campur kesukaan Naruto. Kami selalu beli di kedai yang sama sejak pertama kali Naruto membawa es ini ke bengkel."

"Selera makannya bagus. Kupikir tidak ada hal menyenangkan yang bisa aku cicipi tentang dia."

"Ada banyak jika kamu melihatnya lebih dekat--Naruto berbeda. Kamu pikir kenapa kami semua bersedia di sini walau tidak menutup kemungkinan ada banyak hal baik lainnya yang dapat diperbuat di luar bengkel ini?" Sasuke menengok, menampakkan wajah polos di mana dia tidak memahami makna perkataan tersebut. "Tidak sekarang, Sasuke. Lain waktu jika pekerjaan di bengkel sedikit lenggang." Sekadar mengangguk lamban, kendati dia masih belum memahami sepenuhnya. Tetapi, Sasuke cukup tertarik pada dua suku kata 'Naruto berbeda'.

"Kamu datang, kenapa tidak bilang dulu?! Tiba-tiba sekali." Di tempat duduknya, diam-diam Sasuke menguping. Hendak memastikan langsung siapa yang dimaksud Shikamaru, namun mangkuk es campurnya lebih menggoda untuk dihabiskan.

"Memangnya tidak boleh?!" Tahu-tahu Sasuke sedikit tersedak, menurunkan mangkuknya pelan-pelan ke permukaan meja kecil di sisi lengan sofa sebelum menenangkan dirinya dari keterkejutan. "Setidaknya kalau aku kemari, rasa bosanku hilang."

"TAYUYA, SIAPA YANG BERKENCAN?!"

"Loh, Sasuke! Kamu di sini?!"

"Apa sih ribut-ribut?!" Teriakan Sasuke memancing Tayuya. Bahkan Naruto yang berencana menikmati es campurnya dengan khidmat di dalam pun ikut menghampiri bersama tatapannya yang tajam. "Buat apa kamu menjerit, Sasuke? Ini bukan di hutan. Suara kamu keras banget sampai ke dalam, padahal volume televisinya sengaja aku kencangi."

"Sorry," katanya pendek, meringis gugup sembari menggigit bibir. Tak lama berselang, Sasuke beranjak dari sofa. Dia menatap sebentar Naruto dengan cengir tadi sebelum berlalu mendekati Tayuya. "Kamu kok bisa ke sini sih, Tay?"

"Ya buat menemui Shikamaru."

"Iya, aku tahu. Tapi demi apa? Mobil kamu rusak?"

"Enggak."

"Terus?"

"Ya kepingin mengobrol doang. Memangnya perlu alasan khusus supaya bisa menjumpai pacar sendiri?"

"Oh--eh, apa katamu, Tay? Pacaran? Kamu dan Shikamaru pacaran?!" Anggukan kecil Tayuya menyebabkan pundak-pundak Sasuke merosot lesu. "Kok aku baru tahu?"

"Ehm, maaf ya, Sas. Sebenarnya aku dan Shikamaru belum lama pacarannya, baru beberapa bulan belakangan. Tepatnya itu pas kamu yang mulai mengoceh tentang Naruto." Sasuke tercengang, merasa bodoh dadakan. Matanya mengerjap-ngerjap gusar, teringat bahwa waktu itu dia sungguh menggebu-gebu mencari kejelekan si Uzumaki.

"Bisa-bisanya ya, Tay. Astaga! Aku teman kamu."

"Aku terpaksa, Sasuke. Aku juga niatnya mau cerita ke kamu. Tapi, karena kamu kayak yang anti Naruto banget, aku jadi ragu." Berikutnya Sasuke mendengkus kecewa. Tidak mengenai hubungan Tayuya dan Shikamaru, melainkan fakta di mana sahabat karibnya ini tidak bisa mempercayai dirinya. "Kamu marah-marah melulu waktu itu, ingat 'kan?!"

"Karin tahu?"

"Ah, i-iya."

"TAY!"

"Sorry," jawab Karin seadanya, tersenyum paksa pertanda dia pasrah menerima amukan Sasuke. Dan yang terjadi dia malah panik ketika mendapati Sasuke berkaca-kaca. "Sasuke--"

"Kalian pada kenapa sebetulnya? Bising betul dari tadi." Semuanya terdiam, antara kelewat fokus terhadap pekerjaan/es campur atau memang enggan terlibat debat picisan sekian. Naruto satu-satunya yang tampak amat terganggu oleh keributan ini, "Mulut kamu sariawan Shika?! Bukannya dijawab--"

"Sas, aku tidak melakukan itu karena alasan apapun. Cuma merasa belum pas saja untuk cerita. Lagian--"

"Sial banget aku enggak dianggap sama kalian. Kamu bisa jujur ke Karin, tapi ke aku enggak." Air matanya diusap kasar, hingga Tayuya mencelus di depannya.

"Kamu yakin bakal merespons baik pengakuan aku, sementara emosional kamu enggak terkontrol? Aku dan Karin juga sudah mencoba menyangkal 'kan? Tetap saja gagal mengubah asumsi kamu, Sas. Aku pacaran sama Shika dan Naruto itu temannya Shika, menurut kamu apa dong yang harus kulakukan saat tahu kamu segitu enggak sukanya ke Naruto?" Shikamaru yang kali ini melongo, kentara kaget dalam ekspresinya. Berbeda pula pada Naruto, sedikit kesal bercampur penasaran. Berujung dia bertahan tegak di situ sambil menyilang lengan-lengannya ke dada.

"Sebentar, Tay--Sasuke, kenapa kamu bisa benci sama aku? Mana tahu ada perilaku yang menyinggung dan aku enggak menyadarinya. Apa kira-kira?!" Seketika pula pernyataan ini mengganti suasana di antara mereka. Sasuke kelu, bingung bukan main. Dia sendiri pun kurang memahami pasal yang mendorong kebencian terhadap si Uzumaki. Mustahil untuk menuturkan secara gamblang bagaimana kesalnya dia begitu tahu kalau Naruto tidak mengenalnya. "Sasuke--aku menunggu." Ya, akhirnya Sasuke menyadari betapa merindingnya bila tertangkap basah telah menggunjingkan orang di belakang.

-----

HOT GARAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang