๑ 25.⁶ ๑

276 33 32
                                    

"Nar, jusnya kok beda sama yang aku minum biasanya?"

"Beda apanya?"

"Segar banget, Nar. Terus kek ada wangi daun mint sama apa ya ...?" Sasuke mengernyit serentak si Uzumaki tertawa ringan di sebelahnya.

"Buah persik."

"Persik?"

"Hn. Mama selalu mencampurkan buah persik dan jeruk. Pohonnya ada di belakang."

"Beneran?!" Sasuke mendadak antusias setelah mendapat anggukan dari si Uzumaki. Dia sedang menikmati gelas jus bagiannya pula. "Aku mau lihat."

"Sebentar lagi, ya. Nagato dan Konan masih di sana. Takutnya ada hal serius yang mereka bicarakan."

"Konan sudah di sini?"

"Iya."

"Keluarganya?"

"Dia yatim piatu."

"Kok bisa?"

"Bisa bagaimana? Memang takdirnya dia seperti itu."

"Sorry, sorry! Aku keceplosan. Jadi, dia cuma sendirian di acara ini?"

"Ya paling ibu yayasan dan teman-temannya yang bakal datang."

"Astaga! Aku jadi menyesal karena sempat kesal sama dia." Sudut-sudut bibir Naruto tertarik, merasakan sedikit humor menggelitik pada pengakuan si gadis Uchiha barusan.

"Bahkan belum kenalan, Sas."

"Enggak tahu. Bad mood kalau teman-teman kamu memuji dia melulu. Kemarin juga aku bertengkar sama Karin gara-gara dia."

"Cemburu?"

"Idih, maunya kamu itu! Enggak ada sejarahnya Sasuke Uchiha cemburu."

"Yakin? Aku kalau mengobrol sama Konan jangan dicemberuti. Banyak banget yang mau aku bilang ke dia. Boleh 'kan?"

"Ya terserah, apa urusannya sama aku?!" Bibirnya ngotot menyangkal ketika mukanya jelas-jelas menampakkan garis kusut.

"Sudah masam saja mukanya."

"Memang bawaan lahirnya wajah aku begini! Enggak ada hubungannya sama si Konan kamu."

"Aduh, manisnya. Segitu merajuk padahal Konannya belum kelihatan."

"Biarin! Aku enggak peduli omongan kamu!" Buru-buru sepasang telinganya ditutup sambil refleks kelopak matanya terpejam.

"Bang, Kak Karin cari Abang."  Dan barusan Saara muncul, menginterupsi interaksi mereka.

"Suruh ke sini, Ra." Adiknya mengangguk lamban, langsung berbalik meninggalkan mereka di pantry. "Sas, kok bengong lagi?"

"Karin?!"

"Iya, Karin. Teman kamu 'kan?"

"Buat apa dia kemari—ah, iya. Aku ingat! Dia 'kan satu sekolah dengan kamu juga konan."

"Itu tahu, kita memang satu sekolah dulunya. Selain itu dia sepupu aku sama kayak Nagato dan Yahiko. Jadi, ya dia ke sini karena bagian dari keluarga."

"Tunggu, tunggu! Karin sepupu kamu?"

"Hn," Si Uzumaki mengangguk lengkap berikut perubahan pada romannya. Ada yang aneh dari ekspresi Sasuke, gadis ini tampak keheranan.

"Kamu bercanda?"

"Loh, buat apa aku bercanda? Dia sepupu aku dari silsilah mama. Kamu tahu marga Karin 'kan?"

"Uzumaki."

"Nah, masa hal begini aku jadikan gurauan sih?!"

"Nar, aku enggak tahu harus bereaksi seperti apa. Kamu dan Karin sepupuan. Tapi, kamu malah baru mengaku sekarang. Maksud kamu apa, Nar? Aku jadi merasa bego di sini."

HOT GARAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang