Resto hidangan Korea menjadi destinasi makan siang mereka. Mudahnya mengajak Sasuke ke mana-mana, sebab dia sangat pandai menyesuaikan diri terhadap keadaan. Resto tradisional, modern kekinian, mancanegara ataupun warung kecil berusia puluhan tahun saking melegendanya. Lalu, Naruto yang terkenal hobi makan ramen tiba-tiba tergiur tampilan gambar semangkuk ramyun dipenuhi toping pada spanduk besar dari resto baru buka dan lokasinya pun masih di dalam mal. Apalagi mereka bisa mendapatkan potongan harga dari promo yang ditawarkan si pemilik resto. Kiat dari manajemen pemasaran demi merayu pengunjung yang doyan coba-coba menu teranyar.
"Pernah makan pasti 'kan, Sas? Sama gengmu misalnya."
"Ehm, pernah, sih. Tapi, waktu itu aku pesan daring, Nar dari resto berbeda. Kebetulan juga masa promo. Jadi, bisa pesan sekaligus banyak buat orang di rumah dengan harga relatif miring."
"Soal rasa?"
"Lumayanlah, cocok di lidah. Cuma, bagi yang enggak suka pedas bisa lebih diperhatikan lagi kelengkapan isinya. Saus Korea berwarna merah dan benaran pedas, Nar. Kalau buat kamu kayaknya kurang cocok, deh."
"Menu lain ada 'kan? Sama kayak kita yang jenis mie aja beragam sekali. Kelihatan serupa, padahal dari aromanya saja sudah berbeda."
"Nah, itu maksud aku. Kamu bisa pilih menu lain dan tetap amati dulu isinya, supaya tidak salah makan."
Sejak lima menit lalu keduanya telah duduk di meja kosong tak jauh dari pintu masuk, namun di sudut. Desain tempatnya leluasa dengan konsep dinding hanya setengah. Sehingga, padatnya pengunjung tak pula menimbulkan hawa sesak ke penjuru ruang. Mereka dapat menikmati sajian makanan dalam suasana tenang dan lapang.
"Ini menunya." Seketika seorang pelayan perempuan menghampiri meja mereka sambil menyerahkan buku menu. "Izinkan saya mencatatnya, ya. Silakan dilihat-lihat dulu." Keramahan bisa mereka rasakan dari si pelayan. Tak pelak si Uzumaki yang memang ramah saat dibutuhkan pun turut menampakkan seringai tipisnya. Meski bagi si pelayan hal itu seperti sebentuk godaan sebab berhasil memancing rona di pipinya.
"Jajangmyeon, dan untuk minumannya aku mau omija iced tea."
"Aku apa saja deh, Sas. Asal tidak terlalu pedas. Untuk minumannya disamakan juga boleh."
"Budae Jigae satu, ya. Omija tea ditambah satu juga."
"Ada pesanan lain? Untuk camilannya mungkin," interupsi si pelayan sembari dia menulis pesanan mereka.
"Kalau begitu rekomendasikan dua macam dessert dari resto ini."
"Baik, mohon ditunggu sebentar. Pesanan Anda akan segera disiapkan, permisi!" Kemudian, si pelayan menyingkir untuk melanjutkan tugasnya.
"Kamu, ih Nar! Masa pekerja resto pun digoda." Tahu-tahu Sasuke menyeletuk, membuang muka tanpa memperhatikan ekspresi si Uzumaki yang kini menertawai bibirnya.
"Kayak paruh bebek bibir kamu, Sas," cibirnya main-main, juga tertawa jenaka akibat menyaksikan tingkah merajuk si gadis Uchiha.
"Lagian kamu ada-ada saja. Kapan aku goda dia? Dari tadi yang bicara 'kan kamu doang."
"Itu, pas kamu balas senyuman dia. Eh, dianya malah baper. Pipinya sampai merah banget, malu-maluin."
"Oh, ya aku mana tahu. Enggak ada niat buat merayu dia. Itu sekadar refleks untuk orang-orang yang sudah bersedia mengasih senyumannya secara gratis. Tandanya di kawasan kita ini tata krama masih ada biar secuilpun. Urusan dia kalau kesipuan."
"Ya sudahlah, tidak usah dibahas lagi." Pada akhirnya Sasuke tak juga merasa senang oleh pengakuan si Uzumaki. "Habis dari sini kamu mau ke mana?"
"Enaknya ke mana? Kamu suka karaoke tidak?"
"Banget, Nar. Tidak perlu ditanya segala untuk urusan konser di belakang."
"Jadi, karaokean, nih?!"
"Ayo! Aku enggak bakal menolak untuk yang satu ini."
"Tahan dulu semangatnya, selesai makan kita langsung ke situ." Dan Sasuke menjadi sangat penurut semenjak beberapa kali mereka mulai memperlihatkan kebersamaan secara disengaja maupun tidak, terlebih oleh si gadis Uchiha yang di hari-hari kemarin rutin datang ke lapangan tenis kampus demi untuk bisa bertemu dan menyaksikan Uzumaki selama periode latihan.
"Sas, hei, jangan melamun!" Praktis si gadis Uchiha mengerjap-ngerjap usai Naruto melambaikan tangannya di hadapan dia. "Tiba-tiba kamu diam kayak patung. Apa coba yang dipikirkan?"
Continue...
Pendek-pendek dulu babnya,ya. Ada beberapa part lagi untuk momen kencan pertama mereka. ;))
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT GARAGE
RomanceSeumur-umur, Sasuke Uchiha tidak pernah menoleransi yang namanya bau menyengat dan kotor. Apalagi jika berhubungan dengan mesin dan segala perkakasnya. Tetapi, begitu menyaksikan pesona 'Naruto Uzumaki' si montir keren itu, diam-diam Sasuke membia...