๑ 21.⁷ ๑

410 43 10
                                    

"Sas, ini kamu langsung pulang?"

"Iya, kenapa? Kamu ada rencana lain?!"

"Ada sih. Kalau kamu enggak keberatan,aku mau singgah ke mini market sebentar, cari makanan ringan buat ganjal perut."

"Mesti banget izin sama aku?" Sasuke tersenyum kecil. "Aku 'kan cuma menumpang, Nar. Kamu yang setir, mobil juga mobil kamu."

"Bukan begitu. Aku cuma memastikan mana tahu kamu butuh cepat-cepat sampai di rumah. Aku yang menawarkan diri untuk mengantar kamu, iya 'kan? Aneh aja kalau tiba-tiba malah singgah ke sana sini tanpa mempertimbangkan kamu."

"Oke, aku paham." Mengangguk-angguk kali ini sambil dalam hatinya Sasuke menahan kesenangan atas secuil perhatian si Uzumaki. Dia merupakan pemuda yang gampang memberi rasa nyaman. "Perutku juga enggak bakal menolak makanan 'kan? Itu kebahagiaan nyata yang sering dianggap sepele sama orang-orang."

"Sepemikiran. Aku salah satu orang yang tergabung di komunitas bahagia karena bisa makan enak. Kadang sampai kebablasan, enggak ingat malu kalau sudah ketemu makanan enak. Satu stoples kukis buatan mama kamu pun habis dalam sekejap, belum ada lima belas menit padahal."

"Memangnya ada komunitas kayak begitu?"

"Kalau ada, maksudku. Ini ya, aku bilang sama kamu, Sas--andaikan ada lencana khusus bakat memasak. Aku yang maju pertama kali untuk menyerahkannya. Pertama ibu aku, Konan, terus mama kamu." Roda setir masih berputar tenang, si Uzumaki mengancang-ancang posisi sekaligus mengamati seluruh kaca spion. Dia sedang bersiaga memarkirkan mobilnya dengan benar di depan mini market yang dituju. "Akhirnya--" Embusan napas mengudara ringan, melepas kelegaannya. "Sas, ayo turun!"

"Ah, sorry, Nar. Aku kurang fokus." Itu disebabkan nama Konan muncul tanpa diduga, hanya meningkatkan rasa penasaran Sasuke. Berujung dia asyik sendiri terhadap lamunannya.

"Aku bakal bikin kamu kembali fokus. Lihat apa yang mau aku tunjukkan, kamu pasti suka."

Mereka turun bersamaan dengan si Uzumaki mendahulukan langkahnya usai meminta Sasuke menunggu dia di rest area. Pemuda pirang ini bergegas menuju etalase makanan cepat saji, menginterupsi staf di situ agar mengambil yang dia mau. Empat sosis panggang beragam isian, empat kepalan onigiri, dua cup ramen instan untuk dia seduh nanti. Lalu, dua pak ayam goreng bumbu yakiniku tak lepas dari pengamatan. Dia sempat meraih juga sebotol saus di rak di sebelah dia, menyingkir ke showcase demi sekaleng bir dan dua botol minuman penyegar energi, seolah-olah dia hendak berpesta malam ini. Kendati semua makanan tersebut sekadar camilan baginya.

"Kamu kelaparan?!" Reaksi Sasuke saat menyaksikan semua jajanan itu turun di mukanya, sementara si Uzumaki praktis menyeringai tipis. Dia melongo takjub di sana. "Nar, makanan segini banyak, kamu serius?!"

"Yup! Lagian ini untuk kita berdua."

"Kenapa enggak pilih restoran, sih? Aku pikir cuma camilan."

"Enggak keburu. Malas juga cari makanan yang formal-formal amat. Sesekali butuh banting selera, Sas. Justru murah meriah begini bikin hati senang. Selain enak, dapat kenyang juga."

"Agak beda, ya kamu. Kelaparan tapi yang dicari makanan ringan."

"Ringan porsi dan tampilannya, kalori dua kali lipat dari nasi."

"Loh, iya. Jadi, aku harus makan juga semua kalori raksasa ini?"

"Terserah kamu. Kalau mau ya aku bersyukur pemberianku enggak terbuang. Meskipun aku sendiri sanggup menghabiskan semuanya. Tapi, aku sudah janji akan bantu mengembalikan fokus kamu. Melamun itu buang-buang waktu, Sas. Ini cara aku menghibur diri untuk melupakan sejenak masalah apapun yang terjadi." Serta merta sosis panggang dilahap dalam dua kali gigitan. Kemudian tangannya sibuk mengaduk ramen hingga uap panas menyeruak ke permukaan.

"Aku mau ramen juga, Nar."

"Astaga! Ketinggalan di dalam, Sas. Sebentar, aku ambil--pakai bubuk pencuci perut enggak, Sas?!"

"Hah?!" Sasuke tercengang, Uzumaki terbahak-bahak dengan seringai lebar yang memikat. Tidak ada kelucuan, melainkan Sasuke menyadari jantungnya berdetak buru-buru.

-----

Part untuk latar ini memang cukup panjang, ya.
Masih menunggu tidak?

HOT GARAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang