๑ 25.² ๑

289 32 25
                                    

Si Uzumaki kembali nekat menyetir untuk membawa mereka ke sebuah bangunan rumah elegan bergaya minimalis. Tidak besar seperti gedung-gedung di perumahan elit. Namun, desain bangunan dan pemilihan warnanya memang benar sungguh menarik dipandang.

Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi

"Ini rumah siapa, Nar?" Sasuke praktis mengernyit begitu turun dari mobil jip si Uzumaki. Keduanya kompak memperhatikan bangunan di hadapan mereka.

"Rumah masa depan aku. Rumah kamu juga semisal kita berjodoh. Tergantung kamu mau menikah sama aku atau enggak. Lamaranku 'kan belum dijawab."

Dalam hati Sasuke mencelus akibat disindir sedemikian rupa. Wajahnya berubah masam, mendelik kesal kepada si Uzumaki yang kini sedang mengayun kaki mendekati halaman hunian itu.

"Kenapa dibahas sih?!" ungkap Sasuke jengkel sambil mengentak-entak mengikuti langkah si Uzumaki.

"Kamu tersinggung?" Tanggapan ini menyebabkan si gadis Uchiha berdecak, membuang muka dengan kedua tangan dilipat ke dada. Padahal si Uzumaki hanya berniat menggodanya. "Baguslah! Berarti ada kesadaran terhadap diri kamu sendiri. Enggak baik menggantung tawaran seseorang apapun bentuknya."

Kunci diputar sebelum engsel pintu ditarik ke bawah. Naruto beringsut tenang memasuki ruang dari hunian impian yang telah berhasil dia wujudkan. Di belakangnya Sasuke betah murung, kendati tubuhnya terus mengekori pergerakan si Uzumaki.

"Ini benar rumah kamu? Entar aku dibohongi lagi. Bisa saja 'kan kamu sengaja mengerjai aku."

"Aku enggak peduli kamu mau percaya atau tidak. Tujuanku mengajak kamu ke sini agar kamu dapat mengubah sudut pandangmu yang barangkali keliru menilai aku. Aku enggak bakal tahu isi pikiran kamu kalau kamu tetap diam, Sas. Ujung-ujungnya kamu cape sendiri gara-gara berasumsi buruk."

"Wajar 'kan aku takut?" Akhirnya Sasuke bersedia fokus pada topik yang hendak dibahas si Uzumaki.

"Takut dikhianati, dibohongi? Takut apa maksudnya?" Dahi si Uzumaki berkerut saat menyaksikan Sasuke Menggeleng-geleng.

"Takut cuma dijadikan bayang-bayang Konan. Aku sadar enggak segitu wah kayak dia."

"Apaan, sih? Omongan kamu melantur, ya? Memangnya aku pernah membanding-bandingkan kamu sama dia? Coba diingat-ingat, Sas!"

"Enggak ada."

"Terus? Kenapa bisa berpikir begitu?"

"Namanya juga cewek, Nar. Wajar insecure pas mendengar ada orang lain yang dikira lebih segalanya dari diri sendiri."

"Bukannya kamu itu luar biasa percaya dirinya?"

HOT GARAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang