Chapter 10 : Godaan

140 24 1
                                    

Liu Qing Huan sedang bersiap-siap untuk pergi selagi Peng Peng menarik dirinya bangun dari tanah, dengan tampang serius di wajahnya. "Bukan hanya aku, hal yang sama juga terlintas dalam benak Anaye! Ia mendatangiku sembari menangis, mengatakan bahwa lebih baik ia terus menari di bar daripada harus dibawa pergi olehnya!"

Mulut Liu Qing Huan berkedut. "Kalian berdua lumayan cocok."

Mendengar itu, Peng Peng memandanginya gembira. "Aku juga berpikir begitu!"

***

Liu Qing Huan berjalan keluar dari paviliun, meninggalkan Peng Peng di sana, menghela napas sewaktu ia memandang keluar ke arah teratai yang ada di dalam kolam. Setelah beberapa langkah, si Liu Qing Huan yang sudah pergi jauh, berbalik secara mengejutkan. "Kau tidak berharap Anaye dijual pada pedagang itu?"

"Tentu saja!" kata Peng Peng kuat.

Liu Qing Huan mengejap. "Kenapa tidak ditolak saja tawarannya?"

"Anaye hanya seorang penari, ia tidak punya hak itu."

Liu Qing Huan mulai berpikir. "Perjamuan ini ... tentang apa?"

"Ada pedagang bernama Zhou yang memiliki lukisan yang ternama ... apa, ya namanya ...?" Peng Peng memukuli kepalanya, mencoba mengingat-ingat detail mengenai perjamuan tersebut. "Benar! Lukisan《White Jade Orchid • Spring》! Ia mengadakan perjamuan tersebut untuk memamerkannya pada semua orang, menjijikkan sekali!"

Mata Liu Qing Huan bersinar. White Jade Orchid • Spring ....

Ia pernah mendengar tentang lukisan itu sebelumnya. Itu merupakan salah satu dari empat lukisan 《Spring • Summer • Autumn • Winter》, lukisan bunga yang dibuat oleh Jia Ding Mao Xue. Lukisan-lukisan ini tidak menarik perhatian siapa pun ketika Jia Ding Mao Xue masih hidup, tetapi entah bagaimana, popularitasnya meroket setelah kematiannya, mengubahnya menjadi karya seni yang dicari oleh semua orang.

Ia melirik ke arah Peng Peng. "Jika kau tidak bisa menghentikan Anaye pergi, kenapa tidak membuatnya supaya ia tidak menarik perhatian Pedagang Zhou?"

"Kecuali ia buta, kalau tidak, tidak mungkin ia tidak akan jatuh hati pada Anaye."

Liu Qing Huan tersenyum, ia benar-benar tertarik ingin mengetahui seperti apakah rupa Anaye. Berjalan mendekati Peng Peng, ia mengecilkan suaranya. "Aku akan menyamarkan diriku sebagai Anaye di perjamuan itu dan membantumu memecahkan masalah ini."

Peng Peng membeku sedetik sebelum menoleh ke samping untuk menatapnya. "Kau punya ide?"

Liu Qing Huan mengangguk.

Peng Peng membuka mulutnya seakan menyetujui, sebelum mengubah pikirannya. "Tidak. Jika Marquis mengetahui soal ini, ia akan membunuhku."

"Kenapa kau ingin memberitahunya?"

Peng Peng kehabisan kata-kata dan setelah memikirkan berbagai macam kemungkinan dalam benaknya, akhirnya ia berhasil menemukan satu jawaban. "Bukannya aku ingin memberitahunya, tetapi dengan seberapa cerdas dirinya, ia pasti akan tahu!"

"Jangan cemas. Ia mungkin bisa mengakalimu, tetapi belum tentu diriku."

Peng Peng, "...."

Entah mengapa ia merasa terhina. Memikirkannya lagi, ia melemparkan pertanyaan lainnya padanya. "Apakah kau tahu bahasa Mongol?"

"Apakah Pedagang Zhou tahu bahasa Mongol?" Liu Qing Huan balik menanyainya.

Peng Peng menggelengkan kepalanya. "Tidak."

"Kalau begitu, kenapa aku harus mengetahuinya?"

Peng Peng tertegun, dan merasa bahwa apa yang baru saja dikatakannya itu masuk akal. "Kalau begitu ... apa kau tahu tarian Mongol?"

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang