Chapter 14 : Perjamuan (2)

133 23 1
                                    

Setelah mendengarkan kalimat itu keluar dari mulut Cao Jing Ren, Zhou Jing Jing, Tang Zhi Bo, dan bahkan si pria bertopeng, sedikit menghela napas lega.

Melihat ke arah wajah bodoh gempal milik Zhou Jing Jing, Cao Jing Ren benar-benar berpikir, sia-sia saja bagi lukisan itu, jatuh ke tangannya.

Ia melirik lagi ke arah lukisannya, berkomentar enteng. "Jika seseorang seperti Tuan Zhou, yang tidak akan memperhitungkan berapa jumlah emasnya untuk membeli lukisan ini, ada saat Jia Ding Mao Xue masih hidup, ia tidak akan pernah mati kelaparan."

Zhou Jing Jing membuka bibir tebalnya, berujar penuh penyesalan. "Terkadang, hidup bisa menjadi serangkaian ketidakberuntungan." Ia menjeda, kemudian bertanya dengan rendah hati, seolah ia adalah seorang murid yang bersemangat. "Tetapi, yang tidak kupahami adalah, mengapa ia menuliskan satu puisi mengenai bunga palem di sampingnya?"

Apakah kelaparannya Jia Ding Mao Xue sampai di kepalanya?

"Puisi ini bukan ditulis oleh Jia Ding Mao Xue."

"Huh? Lalu, siapa yang menambahkan puisi yang tidak cocok ini?"

Cao Jing Ren melemparinya pelototan penuh penghinaan. "Perbedaan pendapat, membuat percuma saja untuk dibicarakan."

Zhou Jing Jing, "...."

Itulah mengapa ia membenci pelajar. Mereka jauh lebih 'asam' daripada tong berisi cuka yang disimpannya di halamannya. Lebih baik tidak menikahkan putri sulungnya pada pria ini.

(T/N: asam di sini maksudnya adalah sarkastik.)

Setelah semua itu, penghargaan untuk si 《White Jade Orchid • Spring》yang terkenal itu bisa dikatakan telah selesai. Zhou Jing Jing menggulung 《White Jade Orchid • Spring》dengan hati-hati dan meletakkanya kembali ke dalam sarung sutranya, sebelum meletakkannya di sisinya. Kemudian, ia menyuruh pemusik Qiu Ci untuk lanjut bermain. Saat musiknya mulai, Liu Qing Huan melengkungkan bibirnya ringan sewaktu sekali lagi, ia mulai berputar-putar.

Mungkin, karena sudah melihat 《White Jade Orchid • Spring》, atmosfer di aulanya terasa lebih bersemangat daripada sebelumnya. Zhou Jing Jing mengetukkan kipasnya di meja, mengikuti ritmenya saat setelahnya, ia memutuskan untuk bangkit berdiri dan ikut menari.

Mengejutkannya, orang yang gendut, besar, berlemak bundar seperti Zhou Jing Jing ternyata gesit saat ia menari. Setelah menari sebentar, ia mengambil kesempatan untuk memutari Liu Qing Huan. Mengikuti tariannya, ia melihat ada jarak dan mengedipkan mata padanya. "Nona muda, apa kau bersedia untuk menjadi selir ke-14ku?"

Alis Liu Qing Huan melompat, sewaktu matanya melengkung dan ia mulai berpura-pura tidak mengerti bahasa Mandarin. "Sasamani Wu La La!"

Zhou Jing Jing mengernyit, dan setelah berputar lagi, ia mendesah. "Kau tidak bisa bahasa Mandarin?"

Liu Qing Huan terus meninggikan nada suaranya sewaktu ia berkata, "Arumoni xilila bala bala moe moe kyun!"

Zhou Jing Jing, "...."

Melihat bahwa tidak ada cara baginya untuk berkomunikasi dengan si cantik, Zhou Jing Jing hanya bisa menyerah, memutuskan untuk menunggu hingga perjamuannya berakhir, sebaliknya, berbicara secara langsung dengan bosnya.

Ia mengedipkan matanya ke arah Liu Qing Huan lagi sebelum berputar pergi, berhenti di depan salah satu temannya, mengundangnya turun ke lantai menari. Bukan pemalu, ia langsung meninggalkan tempat duduknya dan mulai menari dengan Zhou Jing Jing, membawa atmosfernya menjadi lebih tinggi lagi seiring dengan musik yang semakin keras.

Dan dengan begini, satu per satu mulai mengundang orang-orang turun dan dalam sekejap saja, hampir semua orang menari, menyebabkan 'Anaye', si penari utama ini terdorong hingga ke pojokan.

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang