Chapter 11 : Penjelajahan Malam Hari

147 25 1
                                    

Dua hari setelahnya, saat Liu Qing Huan kembali ke kolam Teratai untuk mengamati bunga-bunga, sekali lagi, ia melihat sosok melankolis Peng Peng.

Sesuatu terjadi di istana hari ini dan Xue Mu dipanggil ke sana oleh Kaisar pagi-pagi sekali. Hingga kini, ia belum kembali. Dengan masalah ini dalam benaknya, Liu Qing Huan berjalan mendekat ke Paviliun Lotus. "Peng Peng, aku dengar Marquis memberikanmu tentara baru untuk dilatih, jadi ... kenapa kau masih begitu santai?"

Dengan ia mengungkit itu, hanya menumpuk kemuraman bagi Peng Peng. Ia melemparkan satu kerikil ke dalam kolam. Bunyi 'doop' terdengar dan setelah percikan awalnya, kerikil tersebut pun tenggelam jauh ke dalam kolam. "Eh, malah lebih seperti akulah yang dilatih ketimbang aku melatih para tentara."

Liu Qing Huan mengedip mendengarkan gerutuan Peng Peng. "Kapan kau menyinggung Marquis?"

"Jangan bicarakan lagi," kata Peng Peng sembari memalingkan wajahnya muram, wajahnya diliputi penyesalan.

Liu Qing Huan mengangkat bahu dan mengambil satu kerikil dari tangannya sebelum melemparkannya ke dalam kolam juga. Seolah tumbuh sayap, kerikilnya tergelincir di sepanjang kolam, meninggalkan riakan demi riakan.

"Wow! Wu la la, kau luar biasa!" Peng Peng memandang kaget pada kerikil yang seperti hidup itu, akhirnya wajahnya bersinar dari semua kesuraman itu.

Liu Qing Huan meliriknya, sebelum bertanya sambil lalu, "Perjamuannya besok, kan? Sudah memikirkan rencananya?"

Peng Peng menangkup wajahnya sewaktu ia menatap kosong ke arah riak yang menghilang di kolam tersebut. "Bisa ada rencana lain apa lagi?"

Penari di Pasar Barat hanya dipandang sebagai barang dan selama mereka menghasilkan uang, siapa yang akan memedulikan tentang perasaan mereka?

Liu Qing Huan tetap diam sebentar sebelum membungkuk ke sisi Peng Peng, berbisik, "Bagaimana dengan rencanaku?"

Ia berbicara cepat, namun jelas, sehingga tiap katanya mendarat masuk ke dalam telinga Peng Peng.

Ia mengerutkan kening, seolah-olah memperingatkannya, "Wu la la, apabila Marquis mengetahuinya, akhirnya hanya akan menjadi tragis."

Lihat saja dia. Liu Qing Huan menepuk-nepukkan debu dari tangannya seraya mengangguk. "Benar, tidak layak membuat Marquis marah. Lagipula, bukan aku yang berakhir menjadi selir ke-14."

Peng Peng, "...."

Liu Qing Huan baru saja akan pergi setelah mengatakan pemikirannya. Dengan sedikit gerakan, Peng Peng menghadang jalannya dengan gesit. "Apakah kau punya rencana konkret?"

Ia tampak agak putus asa, tetapi juga ada setitik harapan.

Bibir Liu Qing Huan melengkung seraya berbisik, "Langkah pertama dari rencana kita adalah untuk menjangkau wilayah Saudagar Zhou."

Mata Peng Peng bergerak selagi ia memikirkan tentang itu sebelum mendaratkan matanya pada dua pelayan yang berdiri di luar.

Liu Qing Huan melirik ke arah pandangannya. "Aku punya cara untuk mengatasi mereka, tetapi Marquis ...."

"Marquis mungkin tinggal di istana dua hari ini." Ia menjeda. "Tetapi malam ini akan ada larangan keluar di malam hari."

"Hanya larangan jam malam bisa menghentikanmu?"

"Ten—tentu saja tidak! Hanya saja, kau ...." Peng Peng menilai sosok mungil Liu Qing Huan. Ia bisa melihat kalau wanita itu punya dasar bela diri, tetapi jika mereka tidak beruntung malam ini dan tertangkap, maka mereka harus meminta Marquis untuk menebus mereka keluar.

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang