Chapter 20 : Kecurigaan

138 23 0
                                    

Nuo Yan melihat ke pintu yang tertutup rapat selagi ia berjalan maju ke depan dan mengetuk ringan. "Marquis, Kasim Utama Gao ada di sini."

Pergerakan Xue Mu terhenti sedetik sebelum ia mulai meletakkan kue yang sedang dipegang di tangannya kembali ke dalam kotak makan siang. "Dimana ia sekarang?"

"Sedang menunggu di paviliun."

"Baiklah."

Xue Mu menatap Liu Qing Huan sewaku ia bangkit berdiri. "Aku mungkin harus masuk ke istana sebentar. Tinggalkan saja pencuci mulutnya di sini, aku akan menghabiskannya nanti."

"Un." Ikut bangun juga, Liu Qing Huan memerhatikan sewaktu ia berjalan keluar dari kamar, sebelum memanggilnya sekali lagi. "Marquis."

Xue Mu berbalik, dan menatap tepat di matanya. Ia tersenyum dan berjalan ke arahnya, mengecup keningnya ringan. "Jangan cemas, aku tidak akan berada dalam masalah."

Dengan itu, Liu Qing Huan diam-diam memerhatikannya berjalan keluar dari Paviliun Teratai.

***

Di Paviliun Teratai, seorang kasim berbaju biru berjalan mondar-mandir, tidak berkeinginan untuk menikmati pemandangan di kolam yang penuh dengan teratai tersebut. Helaian berwarna keabu-abuan bisa terlihat di kepalanya, mengkhianati usianya.

Melihat Xue Mu berjalan mendekat, ia cepat-cepat menyapanya. "Marquis, Kaisar membutuhkan kehadiran Anda."

Xue Mu mengangguk. "Kasim Gao, apa urusan yang mendesak ini?"

Kasim Utama Gao ragu-ragu sebentar sebelum berbisik, "Setelah pertemuan pagi, Utusan Mongol datang untuk berkunjung dan mengatakan sesuatu yang membuat Kaisar tidak senang."

Mendengar itu, mata Xue Mu berubah gelap sebelum tersenyum pada Kasim Gao. "Terima kasih, Kasim Gao, karena sudah memperingatkanku."

Tanpa menunda lebih lama lagi, keduanya bergegas menuju ke istana.

***

Berjalan melalui pintu besar aula istana kekaisaran, Xue Mu membungkuk ke arah Kaisar Yan. "Xue Mu memberi salam pada Yang Mulia."

Menurunkan laporan di tangannya, Kaisar Yan mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah Xue Mu. "Kemarin adalah ulang tahunmu, tetapi aku melupakannya karena semua hal yang terjadi belakangan ini."

"Yang Mulia sibuk dengan segudang urusan kerajaan setiap harinya, ulang tahunku tidak bisa dibandingkan."

Kaisar Yan tersenyum. "Tetapi seseorang memiliki ingatan yang lebih baik daripada diriku."

"Utusan Mongol datang dan bahkan mengirimkan beberapa hadiah." Xue Mu mengakui dengan terus-terang.

"Hanya itu?"

"Ia juga mau bantuanku untuk mencarikan lukisan Jia Ding Mao Xue, tetapi aku menolaknya."

Kaisar Yan mengambil waktu untuk mencerna informasi itu dan sebelum ia bahkan berbicara, Xue Mu menengadahkan kepalanya dan menatap lurus ke arahnya. "Yang Mulia, setelah ayahku gugur di medan perang, aku mengikuti jejaknya di usia empat belas tahun. Tubuhku dipenuhi oleh bekas luka dari semua peperangan yang kulalui. Apakah aku masih belum mendapatkan sedikit pun kepercayaan dari Yang Mulia?"

"Tidak."

Xue Mu mengernyit.

Bibir Kaisar Yan melengkung selagi ia tertawa. "Aku tidak memercayai Aesi."

Xue Mu, "...."

Kadang-kadang, ia merasa bahwa, meskipun Kaisar sudah dewasa sekarang, terkadang pikirannya masih tersangkut di usia anak berusia lima tahun.

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang