Chapter 18 : Ulang Tahun

135 23 0
                                    

Liu Qing Huan dikurung hanya selama satu hari sebelum ia dilepaskan. Tetapi, Peng Peng yang malang masih bekerja keras dengan tugas menghitung bunga teratainya.

"Nyonya, Anda harus pergi melihatnya. Jenderal Peng Peng akan berubah menjadi roti kukus bengkak cepat atau lambat, kasihan sekali!"

"Uhuk, uhuk!" Liu Qing Huan nyaris saja menyemburkan yogurt dari mulutnya akibat tertawa ketika ia mendengar apa yang barusan dikatakan Qing Zhi.

Kalau dipikir-pikir, Peng Peng jadi agak terseret dalam semua ini karena dirinya dan apabila ia benar-benar menjadi roti kukus yang membengkak .... Ia harus mencicipinya segigit, hahahaha.

Setelah mengeluarkan semua tawanya, akhirnya Liu Qing Huan mendapatkan kembali rasa bersalahnya sewaktu ia bangun dari kursinya, "Ci Tao, Qing Zhi, mari pergi ke Kolam Teratai untuk melihatnya."

***

Matahari di atasnya benar-benar bersinar terik, tetapi yang mengejutkan, area di sekitar kolamnya tetap sejuk dan berangin. Tiba-tiba saja, Liu Qing Huan berpikir bahwa alasan mengapa Peng Peng masih ada di sini mungkin karena jauh lebih sejuk di sini.

"34, 35, 36 ...."

Memandangi Peng Peng menghitung dengan bersungguh-sungguh sepenuh hati, Liu Qing Huan pun terharu.

"Peng Peng, apakah kau benar-benar berada di sini selama dua hari sekarang?" katanya selagi ia melemparkan satu kerikil ke dalam kolamnya.

Batu kerikil itu mendarat dengan bunyi 'byuur' dan Peng Peng langsung frustasi. "Aaahhhh!! Sudah di angka berapa aku?!"

"21."

"Oooh, 22, 23, ...."

Ci Tao, Qing Zhi: "...."

Mereka berpikir bahwa Jenderal Peng Peng akan jadi gila cepat atau lambat.

Liu Qing Huan mengedip, dan melemparkan kerikil lainnya, kali ini padanya. "Apabila Marquis bertekad untuk menghukummu, tidak peduli meski jika kau menghitungnya dengan tepat, dasar bodoh."

Kemudian, Peng Peng melihat ke arahnya dengan wajahnya yang langsung bersimbah air mata. "Wu wu wu wu wu La La, aku menghitung enam kali, dan keenam-enamnnya, jawaban Marquis adalah 'Salah, hitung ulang'."

Liu Qing Huan menatapnya kasihan. "Jadi, selama ini kau basah-basahan di dalam kolam ini?"

"Tidak juga. Aku menyelinap keluar saat Marquis tidak ada, di malam hari juga." Mengatakan itu, ia tampak bersalah di area itu. "Jangan pernah membiarkan Marquis mengetahuinya."

"Berapa banyak yang sudah kau hitung?"

"51 teratai merah, 27 teratai biru, 33 teratai putih, dan 18 teratai kuning."

"Dimengerti, aku akan meyakinkan itu pada Marquis mewakilimu."

"Oooo, seorang teman, memanglah seorang teman! Terima kasih Wu La La!" Peng Peng terharu sampai menangis, benar-benar melupakan fakta bahwa keadaan sulit ini semuanya karena Liu Qing Huan melemparkan semua tanggung jawab padanya.

Liu Qing Huan tersenyum padanya, sebelum menyeberangi jembatan tersebut.

***

Xue Mu duduk di dalam kamarnya, beristirahat, sebelum mendengarkan ketukan di pintunya. "Masuk."

Liu Qing Huan membuka pintunya perlahan selagi Xue Mu melirik ke arahnya, rasa kantuk terbukti di dalam matanya.

Di tangan Liu Qing Huan ada satu wadah yang terisi sup, saat ia menuju ke sana dan duduk di seberangnya. "Apakah aku mengganggu istirahatmu?"

"Jangan khawatir." Xue Mu menegakkan diri dan tersenyum padanya. "Qing Qing mencariku karena ....?"

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang