Chapter 42 : Ruang Rahasia

118 22 0
                                    

Tang Zhi Bo percaya Xue Mu akan menepati ucapannya.

Diam-diam, ia bersandar ke belakang dan setelah melihat Xue Mu tidak maju ke depan lagi, ia mengembuskan napas lega. Xue Mu memejamkan matanya dan menyarungkan kembali pedang panjangnya, sebelum memerikan perintah pada Peng Peng dan Nuo Yan di belakangnya, "Geledah ke dalam."

Mata Tang Zhi Bo berkilat tetapi Xue Mu mempertahankan kepalanya tetap lurus menghadapnya. Ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat, dan tidak membantu walaupun jeritan-jeritan para pendeta di dalam sana meminta pertolongan.

***

Di dalam terowongan rahasianya, Liu Qing Huan masih mencari jalan keluar.

Mengikuti jalur sesuai dengan ingatannya, ia mengetahui bahwa, seperti yang dipikirkannya, terowongannya telah berubah. Jalur yang semestinya ada di sana, kini adalah jalan buntu, terhadang oleh sebuah tembok, sementara jalan lainnya terbuka.

Ia mengernyit, dan melambat. Tampaknya, perangkap di sini sudah diaktifkan dan setiap langkahnya harus diambil dengan waspada.

Kemudian, ia mendengar langkah kaki yang familier datang dari belakangnya, dan alisnya mengerut bahkan lebih jauh. Orang-orang ini seperti lalat, mengejar-ngejar dirinya tanpa henti. Dan dari suara langkah kakinya, ada cukup banyak orang untuk membentuk satu kelompok kecil.

Melihat ke dinding yang tak terduga di depannya, ia menguatkan hatinya dan menuju ke jalur di kiri. Ia tidak punya waktu untuk terlalu hati-hati. Ia lebih baik mati karena perangkap daripada ditangkap dan disiksa.

Ia takut sakit sejak ia masih kecil dan itu belum berubah sampai sekarang.

Langkah kakinya jadi semakin dekat dan orang-orang yang mengejarnya sepertinya melihatnya sewaktu mereka meneriakkan, "Du Juan, kau tidak akan pernah bisa kabur! Kalau kau tidak mau mati karena memicu perangkapnya, tetaplah diam dan jangan bergerak!"

Suara yang dalam itu bahkan terdengar lebih dalam di terowongannya, dan entah bagaimana terasa menekan. Kaki Liu Qing Huan tak pernah sekalipun berhenti bergerak. Ia tahu bahwa, jatuh ke tangan mereka, mungkin tidak akan lebih baik daripada mati karena perangkap, dan jika mereka mempergunakan dirinya untuk mengancam Xue Mu, itu akan jauh lebih buruk.

Setelah berbelok di satu sudut, para pengejar akhirnya melihat sekelebat dari Liu Qing Huan. Orang yang memimpin kelompok itu melihat jalur yang ditujunya dan segera berteriak, "Kau tidak bisa pergi lebih jauh, berhentilah kalau kau tidak mau mati!"

Melihat kalau Liu Qing Huan tidak bermaksud untuk berhenti, ia pun mengernyit dan mengangkat tangan kanannya ke pengawal di belakangnya. "Tembak!"

Mendengar kata itu, akhirnya Liu Qing Huan terhenti di jalurnya. Panah-panah menghujaninya, melewati tepat di sebelah telinganya. Meskipun qing gong-nya lumayan bagus, satu panah masih berhasil mengenai pinggangnya, membuatnya berdarah.

Ia mencengkeram pinggangnya, rasa sakitnya yang besar itu nyaris membuatnya menangis. Ia selalu lebih menggunakan otaknya daripada tubuhnya, dan belum pernah benar-benar terluka sebelumnya. Terakhir kali ia menerima tiga jarum untuk Xue Mu, ia langsung pingsan setelahnya. Kali ini, bukan hanya ia tidak bisa pingsan, ia masih harus menyeret tubuh terlukanya dan kabur.

Memanfaatkan kesempatan ini, pengawal di belakang mengejar dan bertukar pukulan dengan Liu Qing Huan. Menahan rasa panas membakar di pinggangnya, Liu Qing Huan mengelak dengan beberapa putaran dan menginjak salah satu tonjolan di lantainya. Beberapa panah kemudian keluar dari dindingnya.

Perangkap panah tersembunyi ini datang terlalu tiba-tiba dan beberapa pengawal pun kena tembakannya. Si pemimpin mengerutkan kening, berpikir, 'Sialan kau, Du Juan, menggunakan perangkap melawan mereka'. Panah yang berasal dari perangkapnya berbeda dari panah mereka, semuanya dilumuri dengan racun.

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang