Chapter 16 : Du Juan (1)

141 21 1
                                    

Setelah meninggalkan Kolam Teratai, Xue Mu berjalan di sepanjang pinggiran kolam dan memasuki aula kecil yang berada tepat di sebelahnya. Nuo Yan mengikuti di belakangnya, menjaga jarak yang sesuai.

"Apakah kau sudah menemukan Hong-er?" tiba-tiba saja Xue Mu bertanya tanpa berbalik, suaranya tenang.

Nuo Yan meliriknya sebelum menjawab, "Belum Tuan, namun kami telah mengetahui bahwa ia belum meninggalkan Kota Chang-An."

Kemudian terdengar seperti Xue Mu tertawa kecil sebelum terdiam. "Kerahkan lebih banyak orang dalam hal ini."

"Baik, Tuan."

Percakapan singkat itu berakhir tepat saat Paviliun Teratai terlihat. Aroma bunga magnolia memenuhi seluruh halamannya selagi Xue Mu berjalan melaluinya, membuka pintu kamarnya.

Di dalamnya, duduklah satu orang, berpakaian biru gelap, satu tangannya memegangi kipas tangan putih, terlihat sangat mirip dengan pelajar. Melihat Xue Mu, ia pun tertawa sementara melambai ke arahnya.

Ia tak lain tak bukan adalah si pejabat termuda di kota ini, Cao Jing Ren.

"Kau sudah selesai menangani semuanya?" Senyum iseng menggantung di wajahnya, tampak seperti orang yang berbeda dengan orang yang berada di perjamuan Zhou Jing Jing.

Xue Mu berjalan mendekat dan duduk berseberangan darinya. "Lukisannya?"

Cao Jing Ren malas-malasan mengeluarkan sebuah gulungan dari lengan jubahnya yang lebar dan meletakkannya di atas meja. "Mencurinya dari si Aesi itu."

Xue Mu memandangi gulungan yang terbungkus rapi itu dan mengangkat alisnya. "Sesuai dengan yang diharapkan dari si 'Seribu Tangan'."

Wajah Cao Jing Ren menggelap. "Untuk yang ke-493 kalinya, jangan panggil aku begitu."

Sebelum Keluarga Cao menghasilkan si pejabat Cao Jing Ren, mereka memiliki sebuah keterampilan yang tidak diketahui orang, diturunkan turun-temurun dalam keluarga, melakukan sesuatu 'secara tak terlihat' sepanjang waktu. Menjadi si jenius yang berbakat, Cao Jing Ren tak hanya cerdas dalam pelajaran, ia bahkan menguasai tradisi keluarga mereka. Ia terkenal di Dunia Bela Diri sebagai 'Seribu Tangan', dimana tidak ada satu pun yang pernah melihat kapan tangannya beraksi.

Tetapi, sangat sedikit orang yang sungguh menghubungkan gelar 'Seribu Tangan' dan si pemuda berbakat yang sedang meroket di Chang-An itu secara bersamaan.

Xue Mu tidak melanjutkan godaannya, tetapi sebaliknya, dengan hati-hati membuka gulungannya dan mengeluarkannya.

Setelah membentangkannya, ia memandangi setangkai anggrek putih itu sebentar sebelum mengerutkan kening. "Ini palsu."

"Tidak mungkin!" Cao Jing Ren membalas dengan keras, seolah tertantang. "Aku sendiri yang memastikannya di perjamuan itu, itu sudah pasti karya Jia Ding Mao Xue!"

Ia merebut lukisannya dari tangan Xue Mu dan memandanginya. Setelah melihat beberapa kali, warna wajahnya perlahan-lahan memucat. Itu benar-benar palsu. Melihat reaksinya, Xue Mu mengetahui bahwa, pastinya ada sesuatu yang terjadi.

Melihat lagi ke arah si anggrek putih, ia pun bertanya, "Darimana lukisan ini?"

Cao Jing Ren mengerutkan bibirnya, tidak sanggup menerimanya. "Aku mencurinya dari Aesi."

Ia tidak mengerti, dimananya ia bisa salah? Atau, apakah Aesi sudah meninggalkan kaki tangan yang lain?

Xue Mu menurunkan pandangannya selagi ia memikirkannya. "Beritahu aku semua yang terjadi di perjamuan itu."

Cao Jing Ren menarik napas dalam, selagi ia berujar kering, "Pertama-tama, pelayan yang ditanamkan Tang Zhi Bo di Kediaman Zhou menukarkan《White Jade Orchid • Spring》dengan yang palsu dan Aesi mengikutinya keluar."

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang