Chapter 57 : Upaya

114 17 0
                                    

Sepuluh hari kemudian, Xue Mu diperintahkan untuk memasuki istana.

Karena saat itu adalah musim mekarnya bunga krisan, ada pot-pot bunga krisan musim gugur yang tertata rapi di istana, dengan berbagai macam kategori, yang sangat indah. Di depan Aula Wu De, Kaisar Yan yang mengenakan jubah naga, berdiri di tengah ruangan, terlihat sangat fokus saat ia menarik tali busur, membidik target memanah dari kulit beruang yang berjarak sembilan puluh langkah jauhnya.

Kedua jarinya yang panjang sedikit mengendur, dan anak panah di tangannya meninggalkan senar, hanya menyisakan tali busur yang terbuat dari urat lembu yang bergetar dengan gelisah.

Xue Mu berdiri dengan tenang menyaksikan sewaktu seorang pengawal berlari ke depan untuk memeriksa hasilnya.

Kaisar Yan menurunkan tangan kirinya yang memegang busur panjangnya dan menoleh ke samping untuk melihat ke arah Xue Mu, "Sisa dari para pengikut itu belum ditemukan?"

Xue Mu berkata, "Mereka bersembunyi dengan baik, seperti batu yang tersembunyi di pasir, sulit untuk dideteksi."

Kaisar Yan sedikit mengernyit, "Aku tidak suka menjadi pasif seperti ini."

Sudut bibir Xue Mu menarik senyum tipis di bibirnya, menatap Kaisar Yan, "Yang Mulia, jangan khawatir, kecuali jika mereka tidak pernah bergerak, cepat atau lambat mereka akan lenyap."

Kaisar Yan sedikit menundukkan matanya dan memetik tali busurnya, "Apa yang sedang mereka tunggu?"

"Waktu."

Suara Xue Mu lembut, tetapi Kaisar Yan mendengar kepastian di dalamnya.

Ia selalu seperti ini, bahkan ketika ia dalam posisi yang kurang menguntungkan, ia masih memiliki sikap menang.

Si pengawal yang memeriksa hasilnya pun berlari kembali, memegang anak panah yang baru saja ditembakkan oleh Kaisar Yan dan berlutut di depannya. Maju ke depan: "Melapor kepada Yang Mulia, panah ini mengarah ke kiri."

Kaisar Yan tampak kurang puas dengan hasilnya, dan alisnya bergerak sedikit. Ia melihat ke arah Xue Mu di sampingnya dan mendorong busur di tangannya, "Kau lakukan."

Xue Mu melengkungkan bibirnya yang pucat dan tersenyum tanpa mengatakan apa pun. Malah mengeluarkan anak panah berbulu dari busur kepala naganya, menarik busur dan menembakkan anak panah dengan postur yang sama seperti Kaisar barusan.

Suara anak panah saat terbang pendek dan kuat. Udara di sekitar telinganya masih sedikit bergetar dengan suara mendengung.

Seorang pengawal berlari ke depan lagi untuk memeriksa hasilnya.

"Melapor pada Yang Mulia, panah ini menang."

Alis Kaisar Yan sedikit terangkat, terlihat seolah-olah ia bahkan lebih tidak senang dari sebelumnya, "Jenderal Xue yang agung, sulit untuk naik pangkat jika kau tidak tahu bagaimana menyenangkanku seperti ini."

Xue Mu tertawa kecil dan membungkuk hormat kepada Kaisar Yan, "Aku ini bodoh dan kurang tanggap."

Kaisar Yan meliriknya dan melambaikan tangannya untuk menunjukkan bahwa ia boleh bangkit, "Lupakan saja, lagipula, sejak aku masih kecil aku belum pernah menang sekali pun darimu, dan kau masih bisa menjabat sebagai pejabat pangkat tiga, aku benar-benar terlalu murah hati."

Xue Mu tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Yang Mulia, atas kebaikan Anda yang luar biasa."

"Senang mendengarnya." Kaisar Yan memerintahkan seseorang untuk menyimpan perlengkapan memanah dan setelah menghadiahi Xue Mu dengan beberapa guci anggur krisan khusus dan beberapa sutra serta kain satin, sebelum menyuruhnya pulang ke rumahnya.

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang