Chapter 12 : Tarian Mongol

129 22 0
                                    

Petak Chong Ren terletak di bagian barat ibu kota. Sudut tenggara petak itu berhadapan dengan pasar timur, sementara bagian selatannya ada Ping Kang Lou, dimana para gadis muda dan kecil mungil tinggal. Situasi ini juga yang menyebabkan mengapa banyak penginapan dan restoran memilih membuka kedai mereka di sana. Dan meskipun jalan utama ke dalam petaknya sudah melarang banyak rakyat jelata masuk, bisnis masih berkembang dan suara bersenang-senang bisa terdengar setiap malamnya.

Menarik Liu Qing Huan sementara berlarian di sepanjang Petak Chong Ren, akhirnya Peng Peng sampai di Kediaman Yong Ning dengan selamat setelah berlari melewati semua restoran yang ramai tersebut.

Kediaman itu sendiri sunyi, hanya ada suara jangkrik yang memecah keheningan. Liu Qing Huan terengah-engah diam-diam selagi ia menggesturkan pada Peng Peng sebelum menuju ke arah kamarnya.

Berhenti tepat di depan kamar, ia mendengarkan dengan saksama, sebelum membuka pintunya, mengintip ke dalamnya setelah ia mendengarkan dua deru napas yang ringan.

Baik Ci Tao dan Qing Zhi, tertidur di luar kamar tidurnya, posisi mereka tidak berubah dari terakhir kali ia melihat mereka. Melepaskan cadarnya, ia berjinjjit masuk kembali ke kamarnya. Ia baru berbaring di ranjangnya setelah dengan hati-hati menyembunyikan baju luaran serta cadarnya, seolah tak terjadi apa-apa.

***

Ketika suara gong kedua berdentang, Qing Zhi pun terduduk kaget. Dengan tiap dentangan gong berbunyi ke seluruh penjuru kota, ia dapat merasakan jantungnya jatuh dengan setiap pukulannya.

Ia tertidur selelap ini?!

Seperti kelinci yang panik, ia melihat sekitar dan melihat Ci Tao merosot di meja, mendengkur. Mengerutkan dahinya, ia berjalan menghampiri dan menggoncangkan Ci Tao sekali dua kali. "Ci Tao, bangun! Lihat waktunya!"

Digoyang-goyangkan oleh Qing Zhi, Ci Tao memucat saat ia mendengar jumlah gong yang berdentang di luar sana. "Apa Nyonya sudah bangun?"

Kalau Nyonya terbangun lebih awal daripada mereka, mereka bakal dipukuli! Qing Zhi menggelengkan kepalanya, berbisik, "Aku rasa tidak. Aku belum mendengar apa-apa ketika aku bangun."

"Baguslah, baguslah."

Ci Tao mengembuskan napas lega, sebelum mendesak Qing Zhi masuk ke dalam. Melalui tirai tipis, sosok Liu Qing Huan bisa terlihat sedang berbaring diam menyamping, tampaknya masih tertidur pulas.

Tidak berani mengganggunya, mereka berdua mengerjakan pekerjaan mereka dalam diam sebelum berdiri di kedua sisi ranjangnya, menunggunya bangun dengan sendirinya.

Liu Qing Huan sudah bangun di bunyi dendangan pertama si gong—Jujur saja, jika ada orang yang sanggup terus tidur mendengarkan bunyi dentangan ribut mengerikan itu, kemungkinan besar mereka sudah mati. Merasa kalau ini adalah waktu yang tepat, ia pun mulai duduk.

***

Seperti biasanya, ia menyampaikan sapaan paginya pada Nyonya Ning setelah sarapan. Berbalik ke Qing Zhi di belakangnya, ia bertanya, "Apakah Marquis mengirimkan seseorang kemari?"

"Tidak, Nyonya," kata Qing Zhi, menggelengkan kepalanya.

Liu Qing Huan mengangguk, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di istana sampai-sampai Kaisar memerlukan agar Xue Mu menginap selama dua hari sekarang.

Setelah menghabiskan makan siangnya seorang diri, Liu Qing Huan mengambil semangkuk yogurt yang ada di samping. Ia menyukai yogurt dan setelah Xue Mu mengetahui soal itu, yogurt pun selalu tersedia di dalam kediaman tersebut.

Menghabiskan tetesan terakhir yogurtnya tetapi masih ingin lagi, Liu Qing Huan melirik Qing Zhi. Tetapi, sebelum ia bahkan mengatakan satu hal pun, Qing Zhi buru-buru berbicara, "Nyonya, Tuan mengetahui seberapa besar Anda menyukai yogurt, tetapi menginstruksikan secara khusus bahwa Anda hanya boleh makan semangkuk setiap harinya."

The Counterfeit Madam Hou [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang