.
.
.
.
.
.
"Tuan Muda! apa tuan sudah la..", ucapan Uti seketika berhenti karena melihat ranjang bayi tuan mudanya yang kosong."Uti, kau sedang apa?", tanya Evantika sambil berjalan ke arah pelayan pribadinya yang tidak bergerak di tempatnya. Dirinya baru kembali dari ruangan tempat suaminya bekerja.
Jangan berpikir berlebihan, Evantika ke sana hanya karena ada urusan pribadi keluarga Evandrick yang juga harus melibatkan Evantika di dalamnya.
Dia terkejut dan heran saat melihat ranjang bayi kecilnya, kini kosong. Dan dia tidak melihat bayi kecilnya bersama dengan Uti yang masih setia diam di tempatnya.
"Uti di mana putra ku?", tanya Evantika sembari menatap Uti yang masih diam di tempatnya.
"Ta.. tadi saya meninggalkan tuan muda untuk membawakan susu dan bubur untuk tuan muda. Tapi saat saya kembali, tuan muda sudah tidak ada", ujar Uti.
Sekarang kita beralih ke arah seorang bocah kecil yang masih asik bermain dengan kupu-kupu di taman yang terdapat di kediamannya.
"Vera liat deh... kupu-kupu nya cantik", ya bocah kecil itu adalah Noa yang berhasil keluar dari ruangan yang tidak lain adalah kamarnya. Tentu saja dengan diam-diam.
(Iya memang indah. Tapi di dalam seperti sedang ada keributan. Apa tuan tidak risih? kasihan juga mereka mencari-cari tuan kalau nyatanya tuan hanya diam bermain di taman ini)
"Ya salah mereka sendiri, apa mereka pikir aku tidak butuh referensi apa? setiap harinya dikurung di kamar yang sayangnya kamarku sendiri itu. Kalau orang lain mah pasti nggak masalah. Sedangkan aku yang orangnya tidak bisa diam, ya nggak tahan kalau hanya ada didalam satu ruangan", protes Noa.
(Oh.. Tuan, jangan sentuh bunga itu!)
Noa yang tadinya ingin menyentuh bunga yang mekar indah di depannya pun, langsung terkejut oleh teriakan Vera.
"Ke.. kenapa? bukankah itu bunga liar saja? kenapa tidak boleh disentuh?", tanya Noa kepada Vera.
(Tuan jangan sampai tertipu. Meski kelihatannya bunga itu sangat indah, bunga itu bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot lengan dan lebih fatal jika sampai mengonsumsi bunga itu bisa menyebabkan keracunan yang berujung pada kematian. Itu adalah bunga khas dunia ini, sering sekali digunakan untuk campuran ramuan oleh para penemu.
Di saat membuat ramuan untuk para tahanan yang akan dihukum mati tapi tahanan itu adalah orang yang posisinya tinggi. Seperti contohnya diberikan untuk bangsawan yang berkhianat)
"O.. oke. Maafkan aku, untung saja kau memberitahuku sebelum terlambat".
(Tidak masalah Tuan. Syukurlah tadi anda tidak sempat menyentuh bunga itu)
Mereka berdua tidak menyadari jika sedari tadi ada yang memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh Noa. Karena Vera itu tidak bisa dilihat oleh siapapun kecuali Noa.
"Siapa kau!".
Tubuh Noa seketika menegang. Dikala mendengar suara bariton yang bisa membuat siapa saja seketika merinding.
Apa lagi sekarang ada seorang pria yang sudah berdiri di depannya, entah sejak kapan pria itu ada di sana. Kemudian mengangkat Noa seakan mengangkat sebuah ransel.
"Oh, ternyata perusuh kecil", mendengar itu entah kenapa Noa menjadi tidak terima kemudian berusaha memberontak.
"Noa! ternyata kau di sini!", Noa dan pria itu sontak mengalihkan pandangan mereka ke arah Evantika yang berlari menghampiri keduanya.
Tentunya saat ia sampai, Evantika langsung menatap tajam ke arah pria yang mengangkat anaknya seperti ransel itu.
Kemudian segera mengambil alih Noa dari pria tadi.
"Hei kau! kenapa mengangkat Noa seperti ransel saja!", seru Evantika dengan sedikit bentakkan, karena takutnya jika teriak anak bayi nya ini akan ketakutan.
"Ma.. maaf tadinya ku kira dia kelinci", Noa mendelik mendengar ucapan pria itu. Apa pria itu buta? jelas-jelas dirinya itu seorang bayi.
"Jangan banyak alasan! Noa apa kau baik-baik saja sayang?", tanya Evantika kepada bayi kecilnya.
"Bwa.. ii..", balas Noa dengan suara khas bayi pada umumnya.
"Syukurlah jika kau baik-baik saja. Dan kau! jangan pernah mengangkat anakku seperti tadi! atau seumur hidupmu tidak akan kubiarkan Noa untuk memanggilmu ayah!", ancam Evantika pada sosok pria di hadapannya.
"Maafkan aku. Tapi kumohon jangan melakukan itu, Noa juga anakku oke?", ujar pria itu. Sedangkan Noa yang sedari tadi hanya mendengarkan perkataan dari dua orang dewasa ini, bisa menyimpulkan jika pria gila yang tadi adalah 'ayahnya'.
Tapi lama kelamaan obrolan dua orang itu menjadi semakin lucu. Sehingga membuat Noa seketika tertawa dibuatnya.
Kedua orang yang awalnya sedang jambak-jambakkan itu, segera melihat ke arah Noa yang tertawa. Keduanya kompak menghentikan kegiatan 'jambak-jambakkan' itu setelah mendengar dan melihat tawa anaknya.
"Bayi ciapa sih ini?", seru Evantika.
"Anaknya ayah lucu banget", ujar pria tadi atau Hendry Wishney Evandrick. Ayah dari noa.
Tingkah keluarga itu tidak lepas dari pengelihatan para pelayan yang gemes melihat tingkah keluarga tuan mereka.
Mereka tahu jika sebelumnya nyonya dan tuan besar mereka tidak pernah akur. Ibarat Tom dan Jerry. Tuan dan nyonya Evandrick itu tidak pernah akur, hingga membuat beberapa dari mereka bingung sekaligus heran.
..
...
....
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Antagonis Kecil
Romance[SLOW UP TAPI TIDAK TERJADWAL] BxB jangan sampai salah lapak. diharapkan untuk membaca deskripsi terlebih dahulu dan minimal vote dan komennya lah. ...... Renoa Evandra atau biasa dipanggil noa, seseorang yang mati akibat kecelakaan, tanpa sengaja b...