HAMIL!!!!

4K 244 4
                                    

Sehabis pengakuan cinta dari Yamada dan Kousuke kemarin malam. Saat ini noa tengah mengobrol bersama dengan teman-temannya. Ia tidak tahu di mana Riyu dan juga Tivian alhasil noa memutuskan untuk bersama dengan teman-teman satu tim nya saja.

"Noa kau tahu? Semalam sangat menyenangkan. Sayang sekali kau tidak ikut." Ucap Mira memulai topik pembicaraan. "Haha iya nih, semalam aku diundang oleh kaisar. Jadinya tidak enak untuk menolak."

Mereka nampak terkejut, Heru kembali menormalkan ekspresi wajahnya yang awalnya terkejut menjadi seperti biasa, datar juga tidak terlalu. "Kenapa kau baru memberi tahu?"

Pertanyaan yang dilontarkan Heru hanya membuat Noa kembali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe, habisnya aku takut kalian khawatir. Apalagi waktu pagi hari aku sempat akan diper__"

' aduh keceplosan lagi." Batin noa. Ia melihat ekspresi kebingungan dari mereka karena ucapan noa yang tidak selesai. "Maksudmu kau hampir diperkaos?"

Pertanyaan yang dilontarkan Heru membuat Mira dan Ezo menatap noa terkejut. "Haha iya, untuk saja waktu itu ada yang menolong. Jadi masih aman."

"Astaga noa. Kenapa baru memberi tahu sekarang? Kau baik-baik saja kan? Ada yang luka?" Tanya Zifa khawatir. "Aku tidak apa-apa fa. Tidak perlu khawatir."

Pendengar itu membuat mereka menghela nafas lega. "Yasudah sarapan yuk! Laper dari tadi ngobrol Mulu."

"Ezo, ini sudah siang jadi namanya ganti jadi makan siang." Ezo hanya mencebik tidak peduli kemudian menyantap makanan yang sudah tersaji di hadapannya. Noa terkekeh melihat tingkah Ezo. Sedangkan Mira menatap jijik ke arah ezo yang makan dengan sedikit berantakan.

.................

Musim panas telah berakhir. Ini adalah malam terakhirnya berada di tempat ini. Noa menikmati setiap hari saat berada di tempat ini. Saat ini dia tengah bermain dengan dua ekor rubah dan satu ekor serigala. Yah kalau yang serigala sudah dapat ditebak siapa kan.

"Aduh kiyo! Kamu gemes banget sih." Noa tidak bisa untuk tidak gemas saat melihat wujud serigala kiyoko yang imut menurutnya. Sedangkan kedua rubah yang sekarang dicueki sama noa pun saling tatap. Mereka tidak ingin tidak dianggap oleh noa.

Perlahan kedua rubah itu menjelma menjadi kedua orang pria tampan. Kiyoko seperti nya juga tidak mau kalah, dia kembali menjelma menjadi wujud manusianya. Noa terkejut. Sebelumnya ia pikir kedua rubah itu hanya rubah biasa. Soalnya sudah 1 minggu lamanya noa bermain dengan kedua rubah yang pernah dia selamat kan. Dan selama itu, noa tidak pernah melihat wujud manusianya. Jadi dia pikir kedua rubah itu hanya rubah biasa.

"Sudah kuduga kalau kalian itu sama sepertiku." Celetuk kiyoko. "Khm sebelumnya tuan noa. Kenalin namaku Yujin Kizimo dan dia adik kembar ku namanya Orlan Kizimo. Kami memiliki alasan tersendiri mengapa selama seminggu ini tidak menunjukkan wujud asli kami tuan. Dan sebelumnya, terimakasih banyak karena sudah menolong kami berdua waktu itu."

Yujin menggenggam kedua tangan noa yang masih terpaku. Dia tersenyum lembut ke arah noa. Sedangkan orlan juga tersenyum tipis sangat tipis. Kiyoko yang melihat kedua rubah itu hanya bisa menatap cemburu. "Minggir! Kak noa hanya milik Kiyo!"

Kiyoko nampak memeluk pinggang kakaknya dengan posesif. Noa hanya terkekeh kecil ketika melihat tingkah manja kiyoko. Dia sudah terbiasa dengan situasi seperti itu.

...............



Noa sampai di depan kamarnya. Dia mengernyit bingung saat melihat kondisi Tivian. "Loh, Tivian kamu kenapa?"

Noa bergegas mendekat ke arah Tivian yang tengah menangis. Jarang-jarang noa melihat Tivian menangis. Tidak ada jawaban dari Tivian. Noa memutuskan untuk melirik ke arah riyu dan seakan tatapannya itu menunjukkan pertanyaan yang sama.

"Aku juga nggak tahu no. Tiba-tiba aja saat aku sampai aku sudah melihat Tivian seperti ini." Jawab riyu tanpa adanya kebohongan. Hening, selama beberapa saat suasana menjadi hening.

"Noa, hiks riyu tolong aku." Ucap Tivian tiba-tiba dengan isak tangis yang masih ada di dalam kalimatnya. "Tolong apa ti? Beritahu kami apa yang terjadi denganmu."

"A-aku ha-hamil." Riyu dan noa tidak bisa untuk tidak kaget. "HAMIL!!!!"

Riyu berteriak histeris saat dapat memproses perkataan Tivian. Untungnya, kebanyakan orang di sana akan memilih untuk ke aula, maklum ini sudah malam dan banyak yang ke aula untuk makan malam.

Tangis Tivian bertambah kencang. Noa yang sadar segera memukul pelan kepala riyu agar tuh bocah sadar dengan tindakannya. "A-ah, maafkan aku Tivian. Aku hanya terkejut. I-itu memangnya apa yang dapat kami tolong untukmu?"

"Bi-bisakah hiks ka lian hiks hiks menamaniku untuk memukul hiks mereka yang sudah menghamili ku? Hiks hiks.." ucap Tivian. Riyu dan noa langsung congo, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Jadi hanya itu?

"Oke kami akan menemanimu. Tapi jika boleh kami juga ingin memukul mereka. Apa boleh ti?" Tivian mengangguk kecil. Ketiga uke manis itu akhirnya sepakat untuk bersama-sama melabrak orang-orang yang sudah menghamili si maniak novel itu.

................


Tengah malam, noa terbangun. Dia tidak bisa kembali tidur. Pada akhirnya dia memutuskan untuk mendorong pintu kamarnya dan keluar dari bilik hangat itu. Dia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar, sekalian untuk kenang-kenangan.

Hutan yang gelap, dapat noa lihat dengan jelas. Hanya cahaya rembulan yang menerangi hutan tersebut. Memang jika pagi ataupun siang, hutan itu menjadi tempat yang sangat tepat untuk dikunjungi. Tapi ketika malam, entahlah. Banyak yokai yang berkeliaran di hutan.

Namun kilat matanya segera tertuju pada sesuatu yang bersinar di tengah pohon, tempat dia terakhir kalinya bercanda gurau dengan Vera. Mengingat itu, membuat Noa kembali sedih. Tapi karena rasa penasaran, noa memutuskan untuk berjalan mendekat. Banyak yokai yang berkeliaran, tapi sepertinya tidak ada satupun yokai yang berani mendekati pohon itu. Entahlah, dia tidak tahu alasannya.

Dia terpana saat melihat batu bersinar dengan warna merah keemasan. Dia mengambil batu itu. "Batu nya cantik sekali. Uih koleksi baru."

Namun seketika, batu itu perlahan mengeluarkan cahaya yang amat menyilaukan mata sehingga noa refleks menutup kedua matanya dengan satu lengannya.

(Bukalah matamu, tuan)

Noa perlahan kembali membuka matanya. Dia terkejut saat melihat salah satu hewan legenda tengah ada di hadapannya sekarang. "phoenix?"






................

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

................

To be continued

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang