Kisah cinta yang menyedihkan

17.2K 1.5K 43
                                    

.........

"Alan demam ya?", muka Alan bertambah merah saat si Noa menyatukan kedua kening mereka.

"Tidak panas? apa Alan sakit?", tanya Noa. Alan bersyukur karena Noa tidak mendengarkan detak jantungnya. Bisa-bisa dia malu jika Noa sadar dirinya seperti itu karena kakak angkatnya sendiri.

"Ti.. tidak! aku tidak sakit", Noa yang awalnya hawatir pun langsung lega. Sepertinya dia sudah melupakan satu hal yaitu kaki nya cedera. Buktinya saat dia berniat bangun dia sontak akan kembali jatuh yang untungnya segera di tangkap oleh Alan sebelum Noa jatuh kembali.

"Kaki mu terluka. Ayo cepat naik!", Alan berjongkok di depan Noa. Meski awalnya bingung, Noa tetap menaiki gendongannya juga. Karena sungguh kaki nya masih sakit.




..........






"Tunggu di sini", setelah mendudukkan Noa di atas kasur kamarnya. Alan langsung pergi untuk mengambil kotak yang berisi barang-barang untuk luka ringan seperti yang Noa alami sekarang.

Setelah Alan pergi, pandangan  kini mengarah ke sekitar. Dia agak kagum karena ruangan ini sangat rapi dan bersih. Padahal sebelumnya masih kotor dan berdebu.

Tidak lama, Alan pun kembali dengan membawa sebuah kotak dan langsung berjongkok di depan Noa dan mulai mengobati luka yang ada di lutut kakaknya.

Sedangkan Noa sedari tadi hanya diam, karena pandangan nya tertuju ke arah Alan yang dengan telaten merawat lukanya.

Bahkan dia sama sekali tidak merasakan sakit dan mungkin hanya perih, selain itu hanya samar rasa sakit yang ia rasakan, sebelum akhirnya menghilang.

"Um, terimakasih", ucap Noa dengan gugup.

"Hn, lain kali hati-hati", setelah mengatakan itu, Alan segera berdiri kembali untuk meletakkan kotak itu di tempat sebelumnya dia meletakkan nya.

"Vera kok gue jadi gugup ya?", tanya Noa kepada sistem tercintanya.

(Siapa juga yang nggak gugup jika berhadapan dengan salah satu orang yang menyebabkan akhir tragis nya, Tuan)

"Kau benar. Haihhh.. semoga habis ini aku masih hidup".

(Semangat tuan rumah!)





.....






Beberapa menit kemudian Alan kembali setelah meletakkan kotak tadi ke tempatnya dan langsung mendudukkan dirinya di sebelah Noa yang masih asik dalam pikirannya. Bahkan sepertinya Noa tidak menyadari kehadirannya.

"Apa seasik itu? sampai tidak sadar akan keberadaan ku?", batin Alan. Dia kembali menatap ke arah Noa. Entah kenapa, setiap melihat wajah Noa, selalu membuatnya mengingat wajah seseorang yang berarti di kehidupannya.

"Tidak mungkin kau Renoa kan?", tanya Alan pada dirinya sendiri.

[Tuan kau kenapa? apa kau sedang memikirkan seseorang?]

"Bisa dibilang".

[Wow siapa orang itu? tidak mungkin tuan muda Elnoa ini, kan?]

"Setengah ya dan setengah lagi tidak. Aku sedang memikirkan seseorang yang sama dengan si tuan muda Elnoa ini".

[Apa itu dari kehidupan tuan yang sebelumnya?]

"Ya, kau benar".

[Memangnya siapa itu? biasanya tuan sangat tidak peduli dengan seseorang tuh]

"Dia adalah orang berharga di kehidupan ku. Kala itu aku bertemu dengannya saat terluka sehabis berkelahi dengan musuh. Dia waktu itu langsung menolongku tanpa pikir panjang. Setelahnya kami hanya ngobrol-ngobrol biasa meski aku tidak menanggapi ucapan nya.

Tidak lupa dia juga mengenalkan dirinya. Sejak saat itu aku mulai tertarik dengan orang itu. Tapi mulai saat itu juga aku tidak pernah bertemu kembali dengannya.

Setelah aku berhasil menemukan informasi dimana dia tinggal. Mirisnya bukan nya melihat dia aku malah melihat resepsi pemakaman nya. Dia meninggal akibat kecelakaan setahun sebelum akhirnya aku juga ikut meninggal".

[Hiks.. kisah cinta tuan hiks! sangat menyedihkan. Huee!!!]

"Jangan lebay! ini kisah ku. Bukan kisah mu!".

[Iya, hiks Tuan. Oh ya memang siapa nama orang itu?]

"Renoa Evandra".

............

"Al.. Alan!", Alan yang mendengar namanya disebut, tersadar kembali dan kembali terkejut saat melihat Noa sudah berdiri di depannya.

"Apa sekarang kau mau ikut bermain dengan ku?", tanya Noa dengan semangat yang membuat Alan gemas melihat tingkah kakak angkatnya.

"Baiklah", jawab Alan pada akhirnya. Mendengar itu, Noa senang dan segera menggandeng lengan Alan menuju ke luar kamar.

Sedangkan Alan hanya diam ketika dirinya ditarik oleh Noa.

"Meskipun itu kau atau bukan. Tapi aku akan tetap bersama mu karena aku sangat tidak ingin kehilangan seseorang lagi. Maupun itu Renoa ataupun kau kakak", batin Alan sembari tersenyum tipis ke arah Noa.

"Ayess! akhirnya bisa menyelesaikan misi. Hehe nggak jadi dapat hukuman dah~", batin Noa kegirangan.

(Tuan nya siapa sih ini? kok setres ya? apa kurang asupan novel? : batin Vera)

[Semangat tuan! aku akan terus mendukung tuan! Hiks jadi terhura : batin sistemnya Alan]



...



.
.




.
.



Spoiler untuk bab berikutnya akan ada beberapa Harem noa lagi~ yang pasti tamvan

Dah lah

Vote nya Jan lupa

......

To be continued
See you next chapter

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang