Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, kini terlewatkan 3 tahun semenjak itu. Hari ini, para murid akademi, sedang sibuk untuk acara yang akan diselenggarakan seminggu kemudian. Tepatnya, acara pesta dansa di mana sekolah yang lain juga akan ikut bergabung dan memeriahkan pesta tersebut.
Biasanya, acara ini menjadi peluang besar untuk mencari kekasih hati. Banyak putri putri bangsawan yang bahkan tidak sedang untuk menghabiskan uang mereka, hanya untuk penampilan. Dari jauh jauh hari, hal ini sudah banyak terjadi.
Saat ini, Noa dan teman-temannya, sedang berbelanja di toko pakaian terbaik. Zifa, Mira, dan Klara, sedang sibuk mencari gaun mereka. Sedangkan Ezo, Noa, dan Mizuho, juga sedang sibuk mencari pakaian yang akan dikenakan pada saat pesta.
Sebenarnya, bisa saja mereka langsung memesan ke designer terbaik. Namun, keenam orang itu, sepakat untuk sama-sama mencari pakaian di toko.
Selain karena lebih murah, di toko juga dapat menambah keseruan dan kenangan bagi keenam orang itu, menjelang kelulusan mereka.
"Zo, menurutmu, warna apa yang cocok untukku?"tanya Noa sembari memperlihatkan dua pakaian, berbeda warna pada Ezo.
"Keduanya cocok untukmu, No. Tapi ku sarankan yang warna cream itu, dengan permata jamrud yang menghiasi nya."jawab Ezo.
"Yang dikatakan Ezo, benar adanya, Noa. Kau lebih cocok menggunakan warna itu."ucap mizuno menanggapi. Noa terdiam, sepertinya dia sedang berpikir.
"Oke, aku ambil ini saja. Ezo, Mizuho, kalian berdua apa sudah menemukan pakaian yang kalian sukai?"tanya Noa ketika sudah selesai mengambil keputusan.
"Kami sudah, ayo ke depan! Sembari menunggu para gadis, bagaimana kalau kita cari makanan manis dulu? Sepertinya mereka akan sangat lama memilih gaun nya, belum lagi, memilih aksesoris yang lain."ucap Ezo, menanggapi pertanyaan Noa.
"Okey, kita bayar dulu."
................
"Kue pisang memang tidak pernah salah. Enak sekali.." Ezo dan Mizuho, saling membagi pandangan. Keduanya terkekeh kecil saat melihat, wajah berbinar, Noa.
"Oh, ya. Katanya, masa pengasingan Tivian dan para suaminya sudah berakhir. Zo, gimana kalau kita menjenguk mereka selepas ini?"ucap Noa secara tiba-tiba. "Tentu, No! Aku ingin melihat wajah keponakanku. Kau juga ikut kan, Mizuho?"
"Ya, aku ikut. Sejujurnya, aku juga sama-sama penasaran."
"Oke, sudah diputuskan ya?"
......................
"Kyaa! Keponakanku lucu sekali." pekik Mira, sembari mencubiti pipi tembem keponakan kecilnya. "Aku ga nyangka. Kamu bisa hamil tiga anak sekaligus, Ti. Gimana rasanya?"
"Awalnya si berat. Tapi, aku bersyukur. Mereka bisa lahir dengan selamat. Dan bisa langsung menyesuaikan diri di suatu tempat." ucap Tivian sembari tersenyum.
"Oh, ya Kak. Siapa nama mereka bertiga?" tanya Mira setelah puas bermain dengan ketiga keponakannya. "Yang rambutnya abu, itu yang tertua, namanya Nerondra Aldran Devion, terus yang kedua, yang rambutnya putih, namanya Xafiarus Alsky Devion, dan yang terakhir, yang rambutnya kuning itu, namanya Bryan Adams Devion."
"Halo, Neron, Xafi, Bryan, aku Mira, Bibi kalian. Astaga, kalian imut sekali sih!" Mira tidak tahan saat melihat ketiga keponakannya yang masih berusia 2 tahun itu. Mereka sungguh imut!" batinnya.
"Mira, kalian datang?" Heru berjalan mendekat ke arah adiknya yang amat Ia rindukan. Kemudian, saling berbagi pelukan untuk mengutarakan rasa rindu yang menggebu.
"Kakak merindukan mu."
"Begitu juga dengan ku." Tivian dan yang lainnya, tersenyum tipis, saat melihat kedua kakak adik itu. Rasa rindu terhadap keluarga. Memang tidak bisa dielakkan. Tivian tahu itu. Ia juga merindukan keluarga aslinya di kehidupan nya yang dulu. Tapi apa boleh buat, di kehidupannya yang sekarang, Ia sudah mempunyai keluarga kecil yang harus Ia rawat.
Noa, Ia juga ikut merindukan orangtuanya. Di kehidupan dulu, maupun sekarang. "Her, boleh makan nih cemilannya ga? Soalnya laper nungguin kamu selesai pelukan."
Semuanya langsung tertawa renyah saat mendengar ucapan Ezo. "Kamu ini mengacaukan suasana, Zo! Omong-omong, aku juga lapar."
Mereka kembali tertawa saat mendengar penuturan, Noa. Tidak lama, Tivian segera mempersilahkan mereka, untuk memakan cemilan dan meminum teh yang tersedia di meja.
..... .. ......
"Mizuho, ke perpustakaan yuk?" ajak Noa. "Tidak, No. Aku masih ada urusan. Jika perlu, kau minta ditemani sama kakak saja. Maaf tidak bisa menemanimu."
"Tidak masalah, kalau begitu, aku pergi dulu. Jika urusanmu sudah selesai, kamu boleh nyusul. Aku pergi dulu!" Noa, segera pergi meninggalkan Mizuho untuk ke perpustakaan.
Entah kenapa, mendadak dia ingin membaca buku di sana. Saat dalam perjalanan, Ia berpapasan dengan Kousuke dan Yamada yang sedang bersama dengan dua perempuan.
"Kousuke, Yamada, kalian mau ke mana?" tanya Noa. Kousuke dan Yamada kini saling memandang. Sebelum salah satu dari gadis yang bersama dengan keduanya itu berbicara.
"Kami ingin ke perpustakaan, ya kan? Kousuke-kun?" ucap Gadis itu sembari menempelkan dirinya di lengan kousuke dan melirik ke Kousuke dengan wajah ceria.
"Ah, ya. Maaf, Noa. Kami pergi dulu." ucap Kousuke. Noa hanya bisa mengangguk. Setelahnya, keempat orang itu, pergi melewati Noa.
Entah mengapa, hatinya amat sakit saat melihat kedekatan mereka. Apa yang sebenarnya dia alami? Mengapa rasanya begitu sakit?
"Ah, mereka begitu cocok. Harusnya aku sadar." gumam Noa, sembari tersenyum kecut.
"Kakak!" Noa, sontak saja berbalik. Ia melihat keberadaan adik kecilnya, Kiyoko sedang mencengkram kuat kerah baju Alan, bagian lengan. Yang dapat Noa yakini kalau, Alan ditarik paksa oleh Kiyoko.
"Alan? Kiyo? Kalian. Ada apa?"
"Hehe, kak! Ayo ke kantin bersama." ajak Kiyoko sembari melepaskan cengkraman nya pada kerah, baju Alan.
"Okey, Alan, Kiyo. Ayo ke kantin." Niat untuk ke perpustakaan kini sudah terpendam. Ia tidak ingin ke perpustakaan lagi. Apalagi saat ini suasana hatinya sedang buruk.
.............
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Antagonis Kecil
Romantik[SLOW UP TAPI TIDAK TERJADWAL] BxB jangan sampai salah lapak. diharapkan untuk membaca deskripsi terlebih dahulu dan minimal vote dan komennya lah. ...... Renoa Evandra atau biasa dipanggil noa, seseorang yang mati akibat kecelakaan, tanpa sengaja b...