I Miss You

3.4K 299 9
                                    

Selesai dari lapangan, noa berniat untuk kembali ke kamarnya karena sudah lelah. Ia menggeser pintu sehingga menampilkan ruangan yang lumayan luas itu kemudian melangkah ke dalamnya.

Jika kalian bertanya di mana Riyu dan Tivian, maka jawabannya mereka sedang asik bermain bersama kekasih masing-masing. Entah bermain apa, yang jelas noa tidak peduli.

"Vera."

(Iya tuan, ada apa?)

"Kenapa mendadak aku kangen banget ya sama khanza."

(Mungkin karena faktor, sudah lama tidak bertemu)

"Hm mungkin saja, ngomong-ngomong apa kabar dengan dua rubah itu ya?"

(Dua rubah itu Sudah diurus di kekaisaran. Karena luka mereka yang cukup parah)

"Gitu ya, ver apa kau tahu perihal hubungan sesama jenis?"

(Tentu tuan, memangnya kenapa?)

"Nggak ada sih. Cuma penasaran aja, gimana rasanya hubungan sesama jenis."

(Kenapa tuan nggak mencoba pacaran aja?)

"Nggak mau, yang ada nanti nggak setia."

(Terserah anda saja, saya pamit dulu ya. Ada pemberitahuan dari sistem tengah)

"Ya."

...

Noa terdiam, dia melihat pemandangan hutan dari balkon kamarnya. Rasanya sangat menenangkan jika berada di tempat sepi saat pikiran kita berkecamuk.

' Khanza. Jika kau yang berada di posisi ku, apa yang akan kau lakukan? Aku merindukan mu ngomong-ngomong." Batin noa sembari tersenyum getir saat mengingat kenangannya bersama dengan sahabat tercinta.

"Sedang memikirkan apa?" Tanya Rengga. Noa terkejut saat melihat Rengga sudah duduk di sebelahnya.

"Bu-bukan apa-apa." Jawab noa gugup. Rengga yang tidak puas dengan jawaban noa kini mendekatkan wajahnya ke wajah noa dan menyingkirkan poni yang menghalangi.

Noa gugup bukan main, wajahnya sudah merah merona saat Rengga mendekatkan wajahnya. Noa kaget, saat ada benda kenyal yang menyentuh permukaan bibirnya. Bukan hanya menyentuh tapi lama kelamaan melumat bibirnya. Ya, saat ini Rengga tengah menciumnya.

Bibir noa lama kelamaan membuka karena geli terus dipermainkan. Lidah Rengga masuk, mengobrak Abrik setiap inci mulut noa. Lama kelamaan entah kenapa noa juga ikut terbuai, ia membalas ciuman Rengga meski masih kaku.

Selang beberapa menit, ciuman mereka terlepas dan menyisakan sisa-sisa Saliva di antara sudut bibir mereka. Rengga memandang lekat ke arah noa yang sedang mencoba mengatur nafasnya.

"Aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu dan merindukanmu." Noa kaget kembali saat merasakan sebutir air mata menetes dari Rengga. Dilanjutkan dengan butiran yang lain.

"Rengga."

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku hanya ingin kau tahu hal itu, bahwa diriku ini sudah mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu." Noa tertegun. Ia perlahan memegang pipi Rengga dengan kedua tangannya. Kemudian tersenyum.

"Aku menghargai perasaan mu. Jadi jangan menangis, tidak ada yang pantas kau tangiskan Rengga." Rengga tertegun, bahkan kedua orangtuanya tidak pernah berbicara selembut itu padanya.

Rengga tidak tahan kemudian ia memeluk noa dengan kencang. Noa sendiri hanya pasrah, ia harap Rengga tidak mendengar detak jantungnya yang berdetak kencang karena perbuatan nya tadi.

"Terimakasih. Bahkan orang tua ku tidak pernah mau mengucapkan, apalagi menenangkan ku jika aku sedih." Ucap Rengga sembari menyembunyikan wajahnya di curuk leher noa. Ia ingin menghirup aroma menenangkan itu sekali lagi sebelum pergi.

Setelah beberapa saat Rengga melepaskan pelukannya. "Sudah lebih baik?" Tanya noa dengan penuh kelembutan.

"Yah, sekali lagi terimakasih. Besok aku akan pergi, jadi mungkin ini terakhir kali kita akan bertemu noa." Noa tertegun saat mendengar nya. Ia tidak salah dengar kan?

"Aku akan pindah akademi karena orang tuaku. Letak akademi itu lumayan jauh dari tempat kita menginap ini. Yang artinya terletak di luar negeri. Tapi tenang saja, aku akan kembali setelah dua tahun. Jadi jangan lupakan aku selama dua tahun itu ya." Ucap Rengga. Air mata noa perlahan menetes, Rengga yang melihatnya bergegas untuk kembali memeluk noa.

"Kau jahat hks kenapa hks kau mau meninggalkan ku hks hks setelah kau hks menyatakan perasaan mu? HKS kau jahat. Jangan pergi, hks ku mohon hiks..." Seru noa disertai dengan air matanya yang terus mengalir. Ia memukul pelan dada Rengga.

"Maafkan aku, sungguh maafkan aku noa." Rengga mengusap lembut punggung noa sembari mempererat pelukannya.


.............


(Tuan, anda setidaknya makan lah sedikit)

"Aku tidak nafsu."

Riyu dan Tivian saling memandang saat melihat noa hanya mengaduk-aduk makanannya sedari tadi. Dan matanya terlihat sedikit bengkak seperti orang yang habis menangis.

"Noa, kau baik-baik saja?" Tanya Riyu. Setelah beberapa saat masih belum ada jawaban dari noa membuat keduanya kembali dilanda rasa bingung.

(Tuan ada yang ingin Vera sampaikan)

"Apa?"

(Mulai saat ini Vera tidak akan pernah menemani tuan lagi karena misi tuan di dunia ini sudah selesai. Vera berharap tuan hidup baik di dunia ini ya. Vera pamit)

"Ka-kau bercanda kan?"

(Untuk kali ini Vera tidak bercanda. Maafkan Vera tuan. Teruslah hidup baik di dunia ini ya. Terimakasih sudah menjadi tuan untuk Vera selama bertahun-tahun ini. Vera menyayangi tuan selalu. Selamat tinggal tuan)

Vera perlahan menghilang dari hadapan noa. "Vera? Kamu mau pergi ke mana? Jangan tinggalkan aku!"

Sebelum Vera sepenuhnya menghilang dari hadapannya, Vera sempat tersenyum kemudian menghilang. "Vera."

Tivian dan Riyu panik saat noa yang tadinya diam sekarang menangis. Entah apa yang membuatnya menangis tiba-tiba. Tivian dan Riyu segera beranjak untuk duduk di samping noa.

"Noa kau kenapa?" Tanya Riyu khawatir. Mendadak noa memeluk riyu yang membuat keduanya bertambah heran.

"Kenapa dia juga pergi hiks hiks.."







............



...........

Maap lama up nya

.....
To be continued

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang