Serigala Jadi-jadian

13.4K 1.2K 43
                                    


..............

"Huft..." Noa sudah mendesah beberapa kali karena dia sekarang sedang di ceramahi sama pelayan pribadi nya tersayang. Tapi syukurlah ibundanya sudah tidur saking lelahnya jadinya nggak nambah panjang ceramahnya.

"Apa tuan muda mengerti?" Noa langsung mengangguk. Meski dia tidak mengerti sama sekali apa yang sudah uti ucapkan panjang lebar kepadanya.

"Bagus. Oh ya tuan, itu serigala kecilnya mau di apakan?" Tanya uti sembari menatap serigala kecil yang sedang tertidur pulas di pangkuan noa.

Tadi setelah dia sampai di kamarnya. Sebelum akhirnya dirinya dimarahi uti. Noa menyuruh uti untuk membawakan kotak P3K. Pada akhirnya uti hanya menurut kemudian lanjut memarahi tuan mudanya.

"Uti, apa aku boleh memelihara nya?" Ucap noa dengan sedikit keraguan dibaliknya.

"...." Noa yang tidak mendengar sepatah katapun dari uti langsung menunjukkan wajah memohon untuk meluluhkan hati uti.

Uti yang mendapatkan jurus andalan dari Noa langsung menghela nafasnya pasrah.

"Baiklah, nanti akan uti sampaikan ke nyonya dan tuan besar." Mendengar ucapan uti, tentu saja membuat Noa langsung senang.

"Hehe makasih banyak uti!"

"Sama-sama. Tapi tuan harus menjaganya baik-baik, mengerti?" Noa langsung saja mengangguk sebagai jawaban.

"Ngerti!" Uti langsung tersenyum melihat tingkah manis tuan muda kecilnya.

'Teruslah bahagia tuan muda. Aku akan selalu menemani mu disaat apapun. Kau tahu? Melihat mu dan tingkah mu membuat ku mengingat adik kecilku disana. Meski pun begitu. Kakak menyayangi mu selalu. Maupun itu Renoa ataupun Elnoa. Terimakasih. Dan kakak merindukan mu beserta mama dan papa kita Renoa. Ku harap disana kau dan mama papa bahagia di sana." Batin uti sembari tersenyum teduh.

...........

"Hiks hiks..."

Pada tengah malam, noa terbangun karena mendengar suara tangisan. Meski dia masih sangat mengantuk, tapi dia tidak bisa tidur oleh suara tangisan itu.

"Vera kamu denger nggak?"

(Denger tuan! Apa jangan-jangan itu mbak kun-kun?)

"Perlu diingat bahwa ini bukan indo. Mana ada mbak kun-kun! Palingan adanya penyihir di sini mah."

(Nah itu maksud saya! Eh tuan lihat deh. Di samping kasur tuan)

Mendengar perkataan Vera, noa langsung menoleh ke arah pandangan Vera. Dia langsung mengeryit heran saat melihat seorang anak kecil.

"Apa aku salah lihat ya?"

(Tidak tuan. Itu memang anak kecil.)

"Lah terus nih anak dari mana? Nanti dikira gue nyulik lagi!"

(Ya mana saya tahu. Tanya aja langsung sama anaknya)

"Ish kamu, bangun-bangun sudah ngajak gelud aja."

(Itu kebiasaan saya tuan UwU)

"Ih jijik aku tuh!"

(Tuan jahat! Dah la aku ngambek!)

"Lah langsung ilang tuh bocah? Dah la... Ngurus anak kecil ini dulu!"

.........

"Apa kau tidak apa?" Bocah kecil yang tadinya sibuk menangis, kini melirik kearah noa yang entah sejak kapan sudah berjongkok di depannya.

Namun tidak ada jawaban dari bocah itu. Malahan bocah itu kembali menangis. Melihatnya membuat Noa tidak tega kemudian langsung memeluk bocah kecil itu.

"Shutt... Tenanglah, aku orang baik kok." Ucap noa sembari mengusap punggung anak kecil itu untuk menenangkannya.

Sedangkan di sisi anak kecil itu masih terkejut karena noa memeluknya tiba-tiba dan pelukan itu terasa sangat hangat.

.........

"Apa kau sudah baikan?" Bocah itu langsung mengangguk, sebagai jawaban.

"Um... Itu. Terimakasih..." Ucap bocah kecil itu dengan malu-malu kucing mungkin? Dan tentunya membuat Noa gemas. Jadi pengen ngantungin beneran, batin noa.

"Sama-sama. Oh ya, siapa kau? Dan kenapa ada di kamarku?" Tanya noa karena dia benar-benar penasaran. Dari mana datangnya bocah satu ini.

"Namaku Kiyoko Rizanayan. Aku adalah serigala yang kau tolong tadi." Mendengar itu noa langsung plong. Otaknya sedang mencoba memproses apa yang diucapkan bocah satu itu.

"Lah kok?... Bukannya tadi yang ku tolong itu hewan ya bukan manusia?"

(Tuan harus ingat. Ini bukan dunia tuan yang dulu! Ngerti?)

"Eh iya juga ya? Bentar... Namanya tadi kiyoko kan?"

(Iya)

"Kiyoko... Kiyo... Ko? Ah kiyoko! Salah satu karakter protagonis terakhir! Mampus aku."

(Yang sabar aja tuan! Siapa tahu suatu hari nanti si kiyo itu akan menjadi salah satu babu/harem tuan)

"Bener juga lu. Hehe mayan dapat babu gratis."

...........



"Lalu nama kakak siapa?" Noa yang tadinya sibuk ngobrol bareng Vera kini langsung tersadar dan kembali menatap kiyoko.

"Nama kakak Elnoa Wishney Evandrick. Panggil kak Noa saja." Ucap noa sembari tersenyum, kemudian mengusap lembut Surai kiyoko.

"Oh ya tadi kenapa kau menangis?" Tanya noa.

"Tadi aku habis mimpi kejadian saat klan ku dibantai." Ucap kiyoko sambil menunduk. Bisa noa lihat, badan kiyoko yang bergetar hebat. Tentu saja membuat Noa semakin kasihan dengan kiyoko.

' benar juga... Hah tau begini kenapa aku membuat kisah masa lalu kiyo tragis sih! Kan kasihan, usianya juga masih 5 tahun dan melihat kejadian itu saat masih 4 tahun! Maafkan aku kiyo, diriku ini memang author yang kejam." Batin noa diakhiri dengan dramanya.

Tiba-tiba noa langsung memeluk kiyoko kembali. Dia merasa kasihan dan merasa menjadi orang yang kejam karena sudah membuat alur seperti itu. Yang tentu saja membuat kiyoko terkejut kembali.

"Tenanglah... Mulai sekarang kau akan tinggal di sini dan kak Noa akan selalu menemani kiyo. Kapanpun itu... Kak Noa janji tidak akan pernah meninggalkan kiyo." Ucapan noa membuat kiyoko menangis kembali.

Kiyoko membalas pelukan noa dengan sangat erat. Seakan tidak ingin noa pergi darinya.

"Kak Noa janji tidak akan kemana-mana kiyo." Ucap noa dengan penuh kelembutan.

'Terimakasih." Batin kiyoko.










...............






...........
..








To be continued

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang