Anak kecil

10.4K 1K 39
                                    


................







"Jaga diri baik-baik disana. Belajar boleh tapi harus ingat waktu? Mengerti, sayang?" Ujar evantika. Saat ini mereka semua sedang ada di depan kediaman keluarga Evandrick, berniat untuk mengantarkan putra-putra mereka sebelum berangkat ke akademi.

"Aku mengerti mama. Noa pasti akan merindukan kalian." Noa langsung memeluk mama nya yang tentu saja disambut baik oleh evantika.

"Kau ini." Meskipun mengatakan hal itu. Evantika tetap senang saat noa masih saja bermanja-manja dengan nya.

"Alan, kiyoko ayah percayakan noa kepada kalian. Jaga dia selama di sana mengerti? Dan jika ada yang mendekati anak ayah ini. Beritahu, biar bisa ayah cincang." Ucap sang Granduke sembari tersenyum ala pesikopet.

Sebelum akhirnya mendapatkan pukulan dari sang istri tercinta.

' ugh untung bini. Kalau bukan, mau gue geplak juga." Batin sang Granduke. Oke bahasanya memang agak amburadul karena author nya mau nya gitu. Kalau nggak suka silahkan pindah dari lapak saya 😊

"Kalau bicara itu yang benar! Udah tua kelakuannya masih seperti anak kecil saja. Udah sayang, cepat sana berangkat. Jangan urusi ayahmu ini." Ucap evantika sembari tersenyum ketika selesai menatap Hendry penuh ancaman.

"Ba-baik. Kami berangkat dulu, ibu ayah." Ucap noa sebelum menaiki kereta kuda.

"Hati-hati di jalan!" Teriak kedua pasangan pasutri itu. Mereka melambaikan tangannya ke arah kereta kuda.




...............







Noa memandang ke arah luar jendela. Dia agak bosan karena perjalanan dari kediamannya menuju akademi membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Dan lagi, si kiyoko malah tertidur dan hanya menyisakan dirinya dengan Alan yang irit bicara itu.

"Apa kakak bosan?" Tanya Alan ketika melihat tingkah kakaknya yang seperti orang gabut. Ngelamun terus sambil lihat keluar jendela.

"Hn." Entah kenapa noa sedang nggak mood untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Alan yang tentu saja membuat sang empu menghela nafasnya.

Kereta kuda langsung berhenti dan tentunya membuat Noa heran. Bukankah mereka belum sampai ke akademi ya?

"Ayo turun. Kita bisa makan dulu di sini." Ucap Alan yang membuat Noa kembali heran namun tetap mengangguk.

"Tapi kiyoko..."

"Sudah, nanti biar kita belikan makanan saja untuknya ketika bangun." Ucap Alan mencoba menyakinkan kakaknya.

"Baiklah." Kedua remaja itu pun langsung turun dari kereta kuda dengan noa yang dibantu turun oleh Alan.

Sedangkan kiyoko? Dia masih terlelap dalam mimpinya.







................







"Alan aku ingin itu." Noa menunjuk kearah sebuah toko es krim.

"Baiklah. Kakak tunggu di sini dan jangan kemana-mana. Soalnya di sana antriannya seperti cukup ramai." Noa mengangguk, karena dia juga tidak suka berdesakan dengan orang-orang asing. Alan pun langsung pergi ke arah toko itu dan meninggalkan noa sendirian.

Baru satu menit saja sudah membuat kesabaran noa yang setipis tisu bahkan mungkin lebih tipis menghilang. Dia itu sangat tidak bisa berdiam di sini terus.

Pandangan nya pun kini langsung menelusuri ke sekelilingnya dan dia tidak sengaja melihat seorang anak kecil yang menangis?

Tanpa berlama-lama noa pun langsung berjalan menuju anak kecil itu.



Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang