Kakak

10.4K 1K 25
                                    

................

Noa terbangun dari mimpinya. Nafasnya nampak memburu. Dia masih mengingat jelas kejadian yang dia lihat dalam mimpinya.

' kenapa terlihat jelas sekali? Siapa orang itu? Kenapa aku merasa seperti pernah bertemu dengannya? Siapa dia? Hiks hiks siapa dia?" Berbagai pertanyaan hingga di pikiran noa. Pada akhirnya noa menangis.

Dia seperti pernah melihat pria yang ada di dalam mimpinya. Tapi dia lupa.

Tubuhnya bergetar hebat, dia meringkuk di atas tempat tidur. Dan menangis entah mengapa.

"Tuan muda kau kenapa_ tuan muda!" Uti langsung berlari ke arah tuan mudanya. Tadi nya dia berniat untuk mengecek tuan mudanya. Tapi begitu melihat kondisi tuan mudanya yang meringkuk membuat uti langsung menghampiri tuan mudanya.

"Tuan anda kenapa? Sudah-sudah. Uti ada di sini." Uti kemudian memeluk tuan mudanya dan mengusap pelan punggung tuan mudanya.

"Kakak hiks hiks... Siapa dia kak? Hiks hiks siapa." Sebenarnya uti heran. Siapa yang di maksud oleh tuan muda? Perasaan di sini ngga ada orang selain dirinya dan tuan mudanya.

"Sudah-sudah... Siapa pun dia itu tidak penting. Tuan muda tenang ya? Jangan kebanyakan nangis. Nanti matanya sembab loh." Ucap uti meski dia tidak paham. Uti kemudian menghapus sisa-sisa air mata di pipi tuan mudanya.

"Uti kau sangat mirip dengan kakak ku. Dia selalu menenangkan ku disaat apapun. Tapi dia sudah lama meninggalkan ku." Lagi-lagi uti dibikin pusing. Kakak? Bukankah tuan mudanya ini tidak punya kakak?

"Memangnya siapa nama kakak tuan muda?" Tanya uti karena penasaran. Siapa kakak yang dimaksud oleh tuan mudanya.

"Helen Revialta." Uti membeku mendengar nama itu. Bagaimana tidak? Secara itu adalah nama nya di dunia yang dulu.

"Apa uti percaya dengan reinkarnasi?" Uti hanya mengangguk karena dia masih syok.

"Aku adalah seseorang yang bereinkarnasi di dunia ini. Di dunia ku yang dulu aku mati akibat kecelakaan lalulintas." Uti masih diam. Entah kenapa dia berharap kalau perkataan tuan mudanya itu nyata dan sebenarnya tuan mudanya itu adalah adiknya. Oke mungkin dia sudah terlalu berharap.

"Memangnya siapa nama tuan muda saat itu?"

"Renoa Evandra." Uti kembali diam. Air mata yang sudah lama dia bendung kini mulai turun. Tanpa banyak berlama-lama. Uti langsung memeluk tubuh tuan muda kecilnya.

"Noa hiks hiks... Ini kakak noa hiks hiks ini kakak. Adik ku sayang hiks hiks ini hiks kakakmu renoa." Noa terdiam mendengar perkataan uti. Kemudian air matanya kembali terjatuh dan membalas pelukan uti.

"Kakak hiks noa rindu kakak hiks noa rindu..."

...............

Uti tersenyum memandangi wajah adik manisnya tengah tertidur setelah lelah menangis. Dia senang karena bisa bertemu kembali dengan adik kecilnya.

Dia mengusap lembut kepala adiknya yang tertidur lelap. Bibirnya tidak bisa untuk tidak menyunggingkan senyumannya.

"Di satu sisi kakak senang karena bisa menemuimu. Tapi di sisi lain kakak tidak bisa membayangkan. Kedua orang tua kita sangat hancur. Mereka pasti kembali terpukul karena kehilangan anak yang tersisa. Tapi kakak senang karena itu adalah dirimu tuan muda atau adik kecilku. Kakak menyayangi mu selalu." Ucap uti.

Kemudian uti beranjak dari tempat tidur adik kecilnya tidak lupa mengecup kening adik kecilnya.

"Mimpi indah renoa." Kemudian uti beranjak meninggalkan kamar adik kecilnya. Hari memang masih malam jadinya nggak apa kalau kembali tidur.

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang