Terus? Apa yang harus dilakukan?

1.5K 147 0
                                    

Sang Antagonis Kecil

[Terus? Apa yang harus dilakukan?]

............



Noa menuruni anak tangga satu persatu. Dia mendekat ke arah Riza yang tersenyum hangat untuk menyambutnya. "Benarkan apa yang nenek katakan? Kau adalah pemilik dari tongkat itu. Mulai sekarang, semua kekuasaan ku beralih padamu, Nak."

"Anu mm, terus apa yang harus dilakukan?" tanya noa karena masih bingung dengan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. "Kau tidak perlu melakukan apapun. Hanya saja, mulai sekarang kaulah yang memimpin kami. Penguasa yang baru."

Kedua pipi Noa menjadi merah merona. Dia tidak menyangka, sungguh. "Jadi semua yang dikatakan mereka bohong? Tentang batu kehidupan yang dicuri?"

"Yah, mereka hanya ingin sedikit mengerjaimu, Sayang."ucap Riza. Ia terkekeh saat melihat kedua pipi itu kini mengembung sempurna. "Kalian membohongi, Noa!"

"Maafkan kami ya. Kami tidak bermaksud." Pada akhirnya Noa bisa luluh dengan jurus ampuh. Yaitu menyogoknya dengan sekeranjang penuh coklat kesukaannya.

............


"Mirai?"

"Ya, Tuan ku?" Saat ini Noa dan Phoenix sedang dalam perjalanan menuju tempat penginapan. Noa terbang menggunakan sayapnya karena dia tidak bisa duduk di atas Peonix. Jika ingin terbakar, maka silahkan saja untuk duduk di punggungnya.

"Kata Nenek, kau bisa berubah setelah menemukan cinta sejati mu kan?" tanya Noa. "Yah, benar. Lalu kenapa tuan ku?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya saja, nanti aku kenalin beberapa gadis cantik deh. Teman-teman ku itu cantik-cantik loh." Noa berucap dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Membuat Phoenix itu memerah meski warnanya memang sudah merah.

"Oh, dan satu lagi. Daging burung Phoenix, bisa dimakan nggak ya?" Wajah Phoenix itu kembali datar seketika. "Tidak! Rasanya pahit dan tidak enak!"

"Oh, begitu ya." Noa mengangguk mengerti. Setelahnya tiada pembicaraan sampai mereka kembali ke penginapan.

............



"Noa, kau darimana saja? Kami semua mencari keberadaan mu di sekeliling penginapan tapi tidak kunjung ketemu. Kau dari mana saja?" tanya Ezo khawatir. Ya memang sebelumnya mereka sibuk mencari keberadaan Noa dengan panik. Bahkan pihak panitia juga ikut mencari tapi tidak kunjung ketemu.

"O-oh, aku hanya ketiduran tengah hutan setelah jalan-jalan malam. Maaf jika membuat kalian mencari ku kemana-mana." balas Noa dengan perasaan bersalah.

"Yang penting kakak sudah ketemu! Tidak masalah bagiku." ucap Kiyoko sembari memeluk kakak tersayangnya. "Uh, kalung apa yang kakak pakai itu?"

"Ah ini kalung pemberian peri hutan. Mereka amat baik kepadaku." ucap Noa dengan penuh kebohongan yang untung saja dipercayai dengan mudah oleh mereka.

"Baiklah karena teman kalian sudah ketemu. Mari segera berangkat, yang lainnya sudah berangkat terlebih dahulu." ucap salah satu panitia yang ikut mencari keberadaan Noa, tersebut.

"Ya/baik."


...............

Noa menoleh. Sebentar lagi dia akan berangkat. Ia melihat keberadaan Kaisar dan Keluarganya yang datang secara tiba-tiba. Membuat semua atensi teman-teman Noa mengarah ke sana.

"Noa!" Yamada berlari mendekat ke arah Noa dan langsung memeluk nya. "Kami akan merindukanmu. Tunggu aku dan Kousuke-nii ya?"

"Siap." Keluarga kaisar kini mendekat. Yuzun Mizuha atau ibu dari Yamada kini mendekat ke arah Noa. Sebelumnya, Yamada sudah melepaskan pelukannya jadi Yuzun bisa bergantian untuk memeluk Noa.

"Aku sudah menganggapmu sebagai anakku sendiri. Kapan-kapan mainlah ke mari." ucap Yuzun disela pelukan hangat nya.

Setelah beberapa saat. Yuzun melepaskan pelukannya. "Panggil saja aku Okaasan sama seperti Yamada memanggilku."

"Mengerti, Sayang?"

"Ha'i, Okaasan." Yuzun tersenyum. Akhirnya, impiannya untuk memiliki anak yang imut terwujud. Lebih bagus lagi jika Noa menjadi menantunya.

Sekarang giliran Kousuke yang mendekat. Ia mendekat dan mencium kening Noa yang membuat Noa terkejut, beserta teman-temannya yang menunggu sedari tadi. "Aku akan merindukanmu."

Kousuke senang saat melihat ekspresi wajah Noa yang memerah akibat ulahnya. Kaisar berjalan mendekat. Dia menepuk pundak Noa pelan.

"Kapan-kapan, datanglah kemari bersama dengan keluargamu. Kakaisaran ini akan selalu menerima kedatangan mu. Apalagi jika kau datang bersama dengan keluargamu. Sekalian bisa sembari mengatur pernikahan mu dengan mereka berdua." ucap Kaisar secara tiba-tiba.

Muka ketiga orang itu sontak saja memerah. "Ka-kaisar bisa aja."

"Hahaha, panggil saja aku Otousan sama seperti adikku Yuzun, Nak!" Siapa juga yang nggak akan malu saat dilihat oleh banyak pasang mata. Dan juga mendengar restu dari calon mertuanya. "Ba-baik, Otousan."

"Sudah saatnya untuk mu kembali. Titip salam dengan teman-teman dan keluarga mu." ucap Yuzun. Noa mengangguk, kemudian kembali memeluk Yuzun. Sebelum akhirnya pergi bersama dengan teman-temannya menggunakan sihir teleportasi.

"Tunggu kami, Noa." batin Yamada dan Kousuke secara bersamaan.

............


Sesampainya di kamar asramanya. Noa langsung merehatkan tubuhnya di atas kasur. "Noa, mandi dulu. Setelah itu baru kau boleh tidur sepuasmu."

"Ayolah, Heru. Kau sungguh tidak asik." Noa terpaksa harus kembali beranjak dari kasurnya. Dia pergi ke arah kamar mandi dan melakukan ritual mandi seperti biasa.

Selepas mandi, dia melihat ke arah teman-teman sekamarnya. Dimana Heru yang tengah sibuk dengan buku yang dibacanya, serta Ezo yang sedang guling-guling di kasur entah kenapa.

"Kau kenapa? Kelihatan senang sekali." tanya Noa. Omong-omong, Noa sudah mengenakan pakaian nya di dalam kamar mandi. Jadi aman kok.

"Ada pria manis yang menarik perhatian ku! Ah, aku jadi ingin bertemu kembali dengannya." ucap Ezo tanpa malu-malu. Yah, itu memang sudah kebiasaan nya.

"Wow, siapa namanya?"

"Eland Delly. Dia asrama Ocean sama seperti temanmu Tivian." ucap Ezo untuk menjawab pertanyaan Noa. "Oh.. Eland, si kulkas berjalan itu. Kau yakin bisa mengambil hatinya?"

"Yakin dong. Secara, kami kan dijodohkan." Heru yang awalnya ingin meminum airnya kini tersedak begitu juga dengan Noa yang tersedak air liur nya sendiri.

"A-apa?"

"Kalian segitu nggak percayanya sama aku? Kalian jahat lah." ucap Ezo mendramatisir keadaan.

"Nggak, Zo. Kami hanya kaget. Tapi, semangat untuk mengejar cinta si kulkas berjalan itu ya!" ucap Noa menyemangati teman sekamarnya.

"Makasih, No! Kamu memang teman paling pengertian."

Heru hanya menatap sekilas, sebelum akhirnya kembali duduk tenang dengan buku yang dibacanya. Entah kenapa sedari kemarin, kekasih kecilnya selalu menghindarinya bahkan menghindar dari yang lain. Hanya Noa dan Riyu yang masih dekat dengan Tivian.

.............

Khm! Karena yang ngikutin gw ternyata udah 500

Jadi tak lanjut deh

To be continued

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang