Perjalanan [2]

4.5K 449 22
                                    





Noa mencoba untuk memberanikan dirinya. Ia membuka kembali mata nya dan langsung terkejut sekaligus terpana dengan pemandangan dari atas yang terlihat lebih indah.

"Wah kau benar. Eh itu kan, Alan dan Zean? Mereka. Pffttt!" Noa rasanya ingin tertawa melihat tingkah adiknya dan juga Zean yang tidak pernah akur padahal kedua orang itu sama-sama orang yang irit bicara malahan sekarang sibuk berantem. Dengan Zean yang berada di depan dan Alan di belakang tapi Alan ogah-ogahan untuk dekat dengan Zean.

"Kenapa?" Tanya ezo heran.

"Lihat deh. Wkwkwk itulah ketika orang-orang dingin di kumpulin. Bukannya akur malah pffttt hahah..." Kali ini noa sudah tidak tahan untuk tertawa. Ezo yang melihat arah yang di tunjukkan noa juga ikut tertawa.

Alan dan Zean masih sibuk bertengkar hebat sampai mereka tidak memperhatikan kalau di depan mereka ada pohon besar alhasil mereka nyungsep. Begitu juga dengan noa dan ezo yang asik tertawa juga ikut nyungsep di pohon yang lainnya.

Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung tertawa. Bisa-bisanya mereka melihat kejadian memalukan sejumlah dua kali dalam kurun waktu yang sama.

"Ini salahmu!"

"Heh kau juga ikut ketawa ya!"

"Cit! Cit!" Mereka berdua serempak melihat ke arah kepala ezo yang terdapat sarang burung.

"Hahahaha..." Dan ya keduanya pun kembali tertawa sampai akhirnya di tegur sama pihak panitia karena masih saja berada di atas pohon.






...................





"Ugh lain kali ngga mau sama ezo ah." Ucap noa sembari menyuapi dirinya dengan sepotong roti coklat yang sudah disiapkan.

"Siapa juga yang mau sama kamu! Tapi katanya kita akan melanjutkan nya dengan menaiki kuda kan? Katanya kali ini naik kudanya tidak bersama anggota tim melainkan anggota tim lain. Kau tadi dapat kertas undian nya mana? Coba lihat!" Noa langsung merogoh sakunya dan memberikan kertas itu kepada ezo.

"Heh! Kita dapat dengan Anggota Tim nya si kedua pangeran kembar itu." Ucap ezo.

"Oh aja sih." Jawab noa dengan santainya.

"Tapi masalahnya ketua tim harus dengan ketua tim. Berarti kau akan sekuda dengan Zrie dan juga Erix." Noa yang tengah menikmati minuman kini tersedak.

"Uhuk-uhuk! Ha-hah. Masa sih?!" Ezo mengangguk. Semua yang melihat tingkah kedua bocah itu hanya geleng-geleng.






..................








Noa menatap kagum kuda di depannya. Kuda yang akan ia tunggangi berukuran besar dibandingkan kuda yang pernah dia lihat semasa di dunianya dulu. Pantas saja katanya kuda di dunia ini bisa menampung sampai 4 orang pria dewasa. Lah orang ukuran kuda nya juga gede.

"Tunggu apa lagi? Ayo naik!" Ucap Erix yang sudah berada di belakang noa tanpa disadari oleh noa sendiri.

"Anu mm gimana naiknya?" Noa agak gugup karena ia sama sekali belum pernah menaiki kuda secara langsung. Kalau kereta kuda noa pernah, delman juga noa pernah. Kalau kuda nya langsung... Jujur aja noa takut nanti jatuh.

"Kakak siapa yang akan naik duluan?" Tanya Erix. Karena dia ingin noa ada ditengah-tengah dirinya dan kakaknya supaya noa tidak jatuh.

"Kau duluan saja." Ucap Zrie simpel.

"Oke." Erix yang pada dasarnya itu orang penurut, langsung menaiki kuda tersebut dengan hati-hati dan ia mengusap lembut kepala kuda mereka agar tenang.

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang