Dicuekin Alan [2]

6K 637 9
                                    

...............

Noa memandang guru yang sedang mengajar dengan malas. Dia masih sedih karena Alan beberapa hari ini tidak pernah sekalipun menemuinya. Jikalau berpapasan pun Alan malah menghindari nya.

(Tuh muka kusut amat tuan)

" Bisa diem nggak?? Hiks aku nggak suka jika Alan terus menghindari ku. Bagaimana caranya agar dia tidak menghindari ku lagi Vera ..."

(Coba tuan bujuk pelan-pelan orangnya)

"Gimana mau bujuk kalau kami aja nggak pernah bertemu lagi?!"

(Iya juga sih hehe)

Beberapa menit kemudian terdengar bel yang menandakan waktu pembelajaran telah usai.

"Sebelum berakhir. Aku ada pengumuman untuk kalian. Minggu depan kita akan Ke Jepang untuk berlibur musim panas. Semua orang di kelas X akan mengikutinya. Baiklah itu saja, sampai jumpa di pertemuan selanjutnya." Ucap Bu Lio sebelum akhirnya pergi meninggalkan kelas.

"Pstt noa. Noa!" Noa yang pada awalnya sibuk dengan pikirannya kini tersadar dan langsung menatap sekitar yang sudah sepi hanya ada dirinya dan teman-teman asramanya.

"Mau pulang ke asrama nggak? Dari tadi ngelamun terus perasaan." Ucap ezo yang heran dengan noa. Tumben-tumbenan tuh bocah nggak semangat untuk rebahan di asrama meski beberapa hari ini juga begitu sih.

"Kalian duluan aja. Aku mau ke perpustakaan dulu." Ucap noa dengan senyum palsunya. Awalnya mereka bimbang namun ya sudahlah. Terserah noa mereka saja.

Pada akhirnya mereka pergi meninggalkan noa sendirian di kelas yang sudah sepi itu.

Beberapa saat kemudian noa beranjak dari tempatnya dan menuju ke luar kelas.

Diperjalanan menuju perpustakaan ia sempat menabrak seseorang karena sepanjang jalan dia menundukkan kepalanya.

"Ma-maaf." Ucap noa dengan panik. Namun tunggu... KOK POSISI JATUHNYA AMBIGU SIH!!! bagaimana tidak?? Noa jatuh diatas tubuh orang yang dia tabrak. Dan posisi wajah mereka tepat berada didepan wajah masing-masing.

Mereka saling menatap. Alan yang kebetulan lewat kesana melihat pemandangan dua sejoli yang tengah sedang dalam acara tatap menatap dengan datar. Ia mengepalkan tangannya kemudian pergi dari sana.

Beberapa menit kemudian noa langsung sadar dengan perbuatannya dan langsung beranjak dari tubuh orang itu. Bisa-bisanya dia tadi terpana dengan manik coklat orang itu.

Orang itu terkekeh melihat wajah noa yang memerah. Dia menikmati kala melihat noa yang sedang malu-malu kucing. Terlihat sangat imut!

"Kau Noa kan?" Ucap orang itu.

"Ya? Sepertinya aku pernah bertemu dengan mu.. siapa ya? Kok lupa." Jawab noa dengan ekspresi kebingungan yang sangat imut.

"Aku Rikko. Apa sekarang kau ingat siapa aku?" Mendengar nama yang familiar membuat Noa langsung sadar. Kalau orang yang baru saja dia tabrak adalah kakak dari si bocil yang ia tolong waktu itu!

"Oh Rikko toh. Kukira kau nggak sekolah di sini. Soalnya nggak pernah ketemu sih." Ucap noa.

"Ya aku memang jarang keluar asrama. Karena aku hanya belajar di asrama untuk lebih membuatku nyaman. Aku tidak suka keramaian." Jawaban dari Rikko yang kemudian mengulurkan tangannya membantu noa untuk bangun.

"Owh pantesan. Oh ya gimana kabar Kaein. Udah kangen soalnya." Ucap noa mengganti topik pembicaraan mereka agar tidak terlalu formal.

"Kabar Kaein baik. Dia juga katanya merindukan mu noa. Kapan-kapan akan ku ajak kaein untuk menemuimu. Apa kau tidak keberatan?" Noa mengangguk dengan semangat mendengarnya.

"Aku sama sekali tidak keberatan. Malahan aku senang jika bisa bermain dengan kaein. Oh ya lagi kau kelas apa?" Tanya noa yang penasaran.

"Aku kelas XML. Kalau dari seragam mu apa kau dari kelas XMN?" Noa mengangguk.

"Ya aku dari kelas itu. Ngomong-ngomong kau mau kemana sepertinya buru-buru?" Tanya noa sekali lagi.

"Ah aku hanya ingin ke toilet. Sampai bertemu nanti noa." Ucap Rikko yang kemudian meninggalkan noa tapi tidak lupa untuk mencium Kening noa yang membuat noa seketika loading.

"E-EHH!!!!" Noa langsung terkejut. Wajahnya memerah padam. Bisa-bisanya tuh cowok ngambil kesempatan dalam kesempitan!

Noa ingin protes tapi orang itu sudah pergi. Pada akhirnya ia hanya bisa melanjutkan perjalanan nya menuju perpustakaan untuk membaca novel-novel sekedar gabut.

Namun saat ia sampai di depan pintu kelas lain. Noa langsung di tarik oleh sepasang tangan yang membuatnya tertarik ke dalam ruangan kelas yang sepi itu. Pergelangan tangannya di kunci oleh tangan milik orang yang menarik noa.

Saat ia melirik. Ia amat terkejut karena melihat itu adalah Alan adiknya!

"Sudah puas bermain nya kakakku sayang?" Noa seketika merinding mendengar ucapan Alan. Apalagi saat Alan kini meraba ke dalam baju yang ia pakai. Membuat Noa geli dan takut.

"A-alan! Apa yang kau lakukan. Lepaskan kakak!" Noa berusaha untuk memberontak namun ketika hendak bicara kembali. Mulutnya langsung di bekap menggunakan sebuah bibir milik Alan.

Alan menggigit bibir noa agar memberikan nya akses untuk menjelajahi setiap inci mulut kakaknya.

Beberapa menit kemudian ciuman yang terkesan erotis itu terhenti. Alan terkejut melihat kakaknya kini menangis.

"Hiks lepasin aku! Hiks..." Alan langsung melepaskan noa dan noa langsung merosot ke lantai. Ia menangis yang membuat Alan kebingungan. Ia tadi kelepasan jadinya ya begini.

"Maafkan aku kakak." Alan sungguh menyesal dengan perbuatannya. Ia sangat tidak suka melihat kakak kecilnya itu menangis karena tindakannya.














............





....

....

....
..
.

.

To be continued

Sang Antagonis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang