"Maafkan aku kakak." Ujar Alan menyesal. Bisa-bisanya tadi dia hilang kendali dan melakukan itu kepada kakaknya sendiri? Yah meski bukan kakak kandung sih.
"Hiks bukan itu hiks... Maafkan kakak hiks karena hiks membuat Alan marah hiks hiks waktu itu hiks hiks..." Alan terkejut dengan perkataan kakaknya. Bisa-bisanya kakaknya yang minta maaf padahal saat ini dia yang salah.
"Kakak tidak salah apa-apa. Aku yang salah. Maafkan aku kakak. Jangan nangis oke? Perkataan kakak waktu itu juga benar adanya." Ucap Alan menenangkan kakaknya yang masih menangis dengan menghapus air mata yang mengalir di pelupuk mata kakaknya.
"Hiks oke. Tapi kenapa Alan menghindar dari kakak. Kakak kira kau marah kepada kakak tahu!" Ucap noa yang langsung protes kepada adiknya. Kalau Alan ngga marah lalu kenapa Alan mencueki nya akhir-akhir ini!
Alan gemas dengan tingkah kakaknya. Ia mencubit pipi tembem kakaknya itu dan kemudian menciumnya.
"Maafkan aku, akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Jadinya tidak punya waktu. Kakak tahu kan tugas sebagai ketua OSIS? Dan lagi aku akan mengikuti olimpiade sebentar lagi. Maafkan aku kak.. aku benar-benar tidak pernah marah sekalipun dengan kakak." Ucap Alan mencoba untuk meyakinkan kakak kecilnya itu.
"Mm oke. Tapi Alan nggak marah sama kakak kan?"
"Iya kakakku." Noa tersenyum mendengarkan perkataan Alan. Ia bersyukur karena ternyata Alan tidak marah kepadanya.
"Hehe syukur deh. Tapi kenapa tadi Alan mencium kakak? Apa Alan marah?" Tanya noa karena penasaran. Meski telinga dan pipi nya merona saat mengatakan itu.
"Aku hanya cemburu. Kakak ingat ya jangan pernah membiarkan orang lain seenaknya mencium kakak. Ya meski cuma di kening. Tapi tetap tidak boleh. Kakak ngerti?" Alan agak ragu kalau noa akan mengerti ucapannya, ya karena noa itu bego kalau masalah begituan.
"Ngerti kok •w•" Alan menghela nafas pasrah, bisa-bisanya kakak kecilnya ini menampilkan wajah yang sangat menggemaskan menurutnya.
(Tuan gue polos amat dah." Batin Vera)
..............
"Wah tuh wajah udah nggak kusut lagi. Kenapa tuch?" Tanya Mira. Ia penasaran karena akhir-akhir ini wajah noa selalu kusut tapi sekarang udah kembali seperti semula.
"Hehe Alan udah nggak marah." Mereka semua mengangguk lega. Syukurlah jika si ketua mereka ini udah nggak sedih lagi.
"Ngomong-ngomong, akhir pekan ini kita bisa kembali ke mansion masing-masing. Kira-kira Jepang itu seperti apa ya? Dari dulu aku mau ke sana. Tapi ada yang mengatakan kalau di Jepang ada klan Rubah Ekor sembilan. Aku sungguh penasaran." Ujar ezo.
"Benar juga. Katanya di Jepang memang ada klan rubah. Apa kita bisa bertemu dengan mereka ya? Sungguh jiwa penasaran ku kambuh lagi." Kali ini Mira yang kembali berucap.
' entah kenapa perasaan ku Kalau noa akan menambah Harem di sana. Uh firasat gadis fujo tidak akan salah." Batin seseorang. Kalian tahu kan siapa yang fujo di antara mereka?
"Bohong kali. Mana ada klan rubah." Ucap noa.
"Yaelah, mana ada kita bohong. Buktinya klan werewolf juga ada tuh. Kamu nggak ingat kiyoko?" Ucap ezo menanggapi ucapan noa.
"Tetap aja, auk ah. Ini kapan makan nya? Dari tadi ngobrol Mulu perasaan." Memang benar perkataan noa, sedari tadi pesanan makanan mereka sudah sampai tapi tidak di sentuh karena mereka ngobrol.
Pada akhirnya mereka memilih untuk memakan hidangan masing-masing, sebelum akhirnya menuju asrama untuk membereskan barang-barang mereka.
.................
Di suatu tempat depan sebuah mansion keluarga ternama. Terdapat beberapa orang yang sedang ada di sana menunggu si kecil mereka.
"Ish geseran dikit! Saya nggak bisa lihat."
"Kau saja! Ish geseran sana!" Ya sedari tadi dua pasutri ini tidak bisa diam. Mereka selalu berdebat dan tidak mau mengalah soal tempat. Padahal masih banyak tempat yang tersisa. Uti dan pelayan yang lainnya hanya menghela nafas saat melihat tingkah rondom kedua pasutri itu.
"Kereta kudanya sudah sampai!" Teriakkan prajurit yang menjaga gerbang mansion Evandrick membuat kedua pasutri itu langsung diam dan menata pakaian mereka. Uti tersenyum karena akhirnya bisa menemui adik kecilnya lagi.
Dari kejauhan, terdengar suara teriakan orang yang mereka rindukan. Yah meski baru beberapa Minggu ya? Lupa mereka.
"Ayah! Mama! Kakak!" Begitu sampai noa langsung di sambut dengan pelukan dari kedua orang tuanya.
"Sayang, mama merindukan mu sekali." Ucap evantika.
"Ayah juga merindukan mu noa. Tapi sayang bentar lagi kau harus kembali." Ucap Hendry.
"Hehe noa juga rinduu kalian." Evantika dan Hendry tersenyum kemudian kembali memeluk si kecil mereka yang tetap kecil di mata mereka sampai kapanpun.
"Ayah.. mama."
"Ada apa sayang?" Tanya Evantika dan Hendry secara bersamaan. Membuat kedua pasutri itu saling tatap seperti layaknya musuh sejati. Sebelum akhirnya sama-sama mengalihkan pandangannya ke arah anak mereka.
"Noa lapar." Mendengar beberapa kalimat itu membuat pasutri itu Congo kayak orang bego. Sebelum akhirnya tertawa. Sang Granduke yang tertawa sambil mengusap rambut anaknya. Dan sang istri yang tertawa dengan anggun nya.
Sedangkan noa? Dia kesal karena orang tuanya malah ketawa. Sedangkan di dalam perutnya udah minta untuk segera diisi makanan. Tapi melihat kedua orangtuanya yang tumbenan sekali akur pada saat-saat ini membuat hati noa senang.
"Ayah mama lucu hihihi..." Noa tertawa. Melihat putra mereka tertawa membuat kedua pasutri itu tersenyum teduh. Mereka tidak menyangka kalau bayi kecil mereka kini sudah dewasa dan sangat menawan.
' teruslah tersenyum seperti ini nak. Kami bahagia melihat dirimu tersenyum dan tertawa. Semoga kebahagiaan selalu menyertai mu." Batin Evantika dan Hendry secara bersamaan.
...............
..............
Nih sebelum Hiatus. Aku udah buat bab nya jadi tak lanjut saat udah mendingan.
Info nanti akan ada Harem noa lagi! Yang pasti tinggal 5 lagi hehe... Banyak kali kan? Tapi masih banyak kan shopia.
Dah la...
.....
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Antagonis Kecil
Romance[SLOW UP TAPI TIDAK TERJADWAL] BxB jangan sampai salah lapak. diharapkan untuk membaca deskripsi terlebih dahulu dan minimal vote dan komennya lah. ...... Renoa Evandra atau biasa dipanggil noa, seseorang yang mati akibat kecelakaan, tanpa sengaja b...