Ini bukanlah sebuah kisah seorang pangeran tampan dengan berbagai pesona dan segala kesempurnaan nya. Tapi, pernahkah kalian menemukan kisah kehidupan seorang pangeran yang terbuang karena terlahir dengan kondisi tunanetra/buta? Jika belum, kalian akan menemukannya di sini. Ayo baca untuk mengetahui lika-liku kehidupan yang dipenuhi dengan konflik yang terus mendatangi tokoh utama kita, Han Xi Fang.
~~~~~~~~
Alkisah, di sebuah negeri yang jauh, negri yang menggunakan sistem pemerintahan berbentuk kekaisaran. Kekaisaran Han namanya.
Kaisar, permaisuri, beserta anak mereka tinggal di Istana Utama. Selain itu, kaisar juga memiliki 20 orang selir dan 17 orang anak dari selirnya itu. Harem yang dimiliki oleh Kaisar Han Zhen Wu, membuatnya harus memiliki istana lain khusus untuk para selir dan juga anak mereka, agar menghindari terjadinya keributan. Istana itu terletak di bagian timur Istana Utama.
Kaisar dan permaisuri memiliki seorang putra yang terlahir cacat, hal itu membuat mereka sangat malu dengan pejabat istana dan rakyat kekaisaran. Hingga mereka memutuskan untuk menelantarkannya agar diurus para pelayan, dan menempatkannya di sebuah kediaman kecil yang berada di sudut, jauh dari jangkauan kediaman besar lain.
Awalnya, kaisar dan permaisuri sangat mendambakan seorang putra untuk dijadikan sebagai putra mahkota. Sampai harapan itu sirna dan hilang hanya dalam sekejap mata, saat seorang tabib wanita memberitahu kaisar kalau pangeran mengalami kebutaan, disebabkan oleh suatu gangguan penyakit yang diderita oleh permaisuri, sehingga mempengaruhi kesempurnaan saat lahir.
Han Xi Fang.
Bertahun-tahun berlalu dengan begitu cepat, diiringi dengan kelahiran anak-anak Kaisar Han yang lainnya. Kedua pemimpin kekaisaran itu sangat senang dengan kelahiran anak-anak mereka yang terlahir normal tanpa kekurangan sedikitpun.
Suatu saat, Han Xi Fang kecil pernah merengek pada pengasuhnya agar mau mengantarnya untuk menemui adik kecilnya yang baru lahir.
Pengasuh anak laki-laki itu sudah melarangnya berulangkali, tetapi Han Xi Fang tidak mendengar dan terus merengek. Hingga akhirnya pengasuh itu membawa Han Xi Fang ke kediaman kaisar dan permaisuri, sesuai keinginan anak laki-laki itu.Ditengah kebahagiaannya, kaisar mendapat laporan jika pangeran pertama ingin masuk menemui adiknya. Pria itu langsung saja ke luar untuk memperingati anaknya yang buta itu untuk tidak mengunjunginya.
"Ada apa ini?" Tanya Kaisar Han dingin. Matanya menatap datar pada Han Xi Fang yang masih tersenyum senang, karena ia akan menemui adiknya. Meskipun ia buta, tapi dirinya sangat ingin memegang tangan kecilnya itu. Matanya tertutup kain hitam serta hanfu yang terlihat lusuh.
Pengasuh itu segera bersujud dan memberikan hormat.
"Salam hormat hamba kepada Yang Mulia Kaisar, semoga Yang Mulia berumur seribu tahun," ucap pengasuh itu.
"Bangkitlah."
Pengasuh berdiri dengan kepala menunduk.
"Apa apa kalian datang kemari?"
Sebelum pengasuh itu sempat menjawab, Han Xi Fang sudah berbicara terlebih dahulu dengan riang.
"Apa aku bisa melihat adikku, Ayah?" Tanya anak laki-laki itu dengan penuh harap.
Pengasuh itu meruntuk dalam hati. Ia semakin menundukkan kepalanya. Kaisar akan sangat marah ketika mendengar Han Xi Fang menyebutnya 'Ayah'. Meskipun itulah kebenarannya.
Alis pria itu mengkerut, pertanda ia sedang marah.
"Untuk apa kau kemari? Kau ingin melihat adikmu? Apakah kau bisa melihat?!" Ungkap Kaisar Han tajam penuh tekanan.
Seketika senyuman manis anak laki-laki itu memudar ketika mendengar ucapan menyakitkan yang ditujukan padanya tanpa perasaan sedikitpun. Ia terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Kau. Bawa anak kecil buta ini kembali ke kediamannya, jangan biarkan dia menginjakan kaki kemari lagi." Setelah mengatakan itu, Kaisar Han kembali masuk dan menutup pintu dengan kasar.
Han Xi Fang masih diam dan menunduk. Bagai disayat pisau, hatinya sangat sakit saat mendengar kata-kata penghinaan dan menyakitkan yang ayahnya berikan padanya.
Tak terasa, satu tetes air mata berhasil lolos. Sehingga sedikit membasahi kain hitam yang menutupi matanya.
"Aku buta, ya? Apakah aku serendah itu sehingga keluargaku sendiri bahkan tidak mau mengakui ku?" Gumam Han Xi Fang. Ia bingung dan bertanya-tanya di dalam benaknya setiap hari. Mengenai apa kesalahannya di masa lalu sehingga dirinya terlahir penuh kesialan seperti ini?
Pengasuh itu masih bisa mendengar gumaman Han Xi Fang yang masih diam di tempatnya. Ia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil Han Xi Fang.
"Pangeran, mari, nubi akan mengantarmu kembali ke kediaman," ujar wanita itu dengan lembut. Ia sudah mengasuh Han Xi Fang sejak bayi hingga saat ini, juga sudah mengenal seperti apa anak kecil ini. Ia sangat menyayanginya layaknya anak sendiri. Dirinya juga memiliki seorang anak perempuan yang kerap bermain bersama Han Xi Fang.
"Nubi akan membuatkan makanan kesukaanmu," ucapnya menghibur.
Han Xi Fang menoleh ke asal suara yang berada di depannya.
"Terima kasih, Bibi. Ayo kita kembali, harusnya aku tidak ke tempat ini tadi, maafkan aku," kata Han Xi Fang sambil tersenyum.
"Mari,"
Pengasuh itu menuntun Han Xi Fang berjalan menggunakan tongkat yang selalu dibawanya setiap kali ia ingin keluar. Ia juga menajamkan pendengarannya serta mengingat setiap tempat yang pernah ia lewati agar tidak tersesat, agar tidak selalu merepotkan pengasuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantasy"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...