Membekunya hati Han Xi Fang

50 9 0
                                    

Jang Anmi terlihat sedang menulis di sebuah gulungan kertas dengan gerak terburu-buru. Meskipun sudah menutup pintu, namun, tak menutup kemungkinan jika orang bisa saja masuk.

Usai menulis, wanita itu membiarkan tinta pada kertas tersebut kering terlebih dahulu, setelahnya, barulah dia akan mengirimnya malam nanti. Sambil menunggu tinta mengering, dia memutuskan untuk duduk pada salah satu kursi di dekat jendela agar mendapatkan udara sejuk di siang hari yang panas.

Jang Anmi sedikit mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat langit. Ini aneh, langit sedang mendung, tapi suhu udara begitu panas. Merasa tak tahan dengan cuaca yang ada, dia langsung berteriak memanggil pelayan kediamannya.

"PELAYAN!!" Teriaknya dengan suara melengking. Ia sangat yakin, jika tak mungkin tidak ada pelayan yang tidak mendengarkan teriakannya yang mampu menembus langit dan bumi itu.

Benar saja, dalam beberapa detik, seorang gadis pelayan yang tak lain adalah Xiao Ran datang ke hadapannya. Wanita itu mengerutkan keningnya heran, kala merasa tak mengenali gadis di hadapannya.

"Hamba, selir terakhir," ujar Xiao Ran dengan kepala menunduk.

"Tunggu, siapa kau? Aku tidak pernah melihatmu selama ini?" Tanya Jang Anmi, seraya menunjuk Xiao Ran menggunakan telunjuknya dengan ekspresi kebingungan.

Xiao Ran tersenyum kaku. Ia sebenarnya tidak tahu mengapa dirinya mau-mau saja ketika disuruh pelayan kediaman ini untuk memenuhi panggilan tuan mereka. Padahal, ia hanya lewat setelah menemui temannya di istana para selir yang memang berada tak jauh dari Istana Utama.

"Mohon ampun, selir. Hamba tadi hanya kebetulan lewat, dan salah satu pelayan di sini menyuruh saya untuk memenuhi panggilan Anda," katanya menjelaskan.

Jang Anmi berdecak sinis. Sungguh, ia sudah sangat geram dengan tingkah pelayan kediamannya yang sangat pemalas. Entah mereka menganggapnya ada atau tidak ada, ingin sekali rasanya ia mengganti semua pelayan itu dengan pelayan yang lebih baik. Namun apa daya, kaisar terlalu sibuk untuk mendengarkan keluh kesah seorang selir rendah seperti dirinya.

Dia akan datang jika ada maunya saja, dasar kaisar bajingan! Lihat saja, setelah keponakannya mendapatkan tahta kekaisaran, ia akan langsung meminta bercerai dengan kaisar brengsek itu dan kemudian hidup bahagia bersama dengan Luo Ming kekasihnya, seperti sebagaimana mestinya. Ah, membayangkannya saja sudah sangat menyenangkan.

"Dasar pemalas! Ck, karena kau sudah ada di sini, pergilah dan ambilkan aku minuman segar yang cocok dengan cuaca panas ini." Jang Anmi memberi perintah dengan suasana hati yang semakin jengkel.

"Baik, selir terakhir," jawab Xiao Ran. Ia berbalik dan secara tak sengaja melirik ke arah sebuah kertas terbuka berisi sederet tulisan di sebuah meja kecil di sampingnya. Akan tetapi, ia memutuskan untuk terus berjalan dan membuatkan minuman.

"Datanglah ke istana besok pagi dan menyamar?" Gumam Xiao Ran kebingungan, kala mengingat sepenggal kalimat di kertas tadi. Di sepanjang jalan menuju dapur istana hingga kembali ke kediaman selir terakhir, ia terus memikirkannya. Namun saat kembali, kertas di atas meja kecil itu telah hilang. Ia meletakkan gelas berisi minuman jeruk segar dan beberapa camilan untuk selir terakhir di atas meja.

"Ini pesanan Anda, selir. Saya izin undur diri." Xiao Ran sedikit membungkukkan badannya, kemudian pergi dari sana. Ia memutuskan untuk menemui junjungannya.

~~~~~~~~~~

BRAK!!

"Yang Mulia!!"

Han Xi Fang tersentak kaget ketika mendengar suara pintu terbuka kencang dan teriakan Xiao Ran. Ia yang baru saja ingin meniup seruling nya seketika urung, dan langsung menyimpan benda itu.

Painful Darkness Until The End Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang