Menteri Luo Chang sudah lama mengincar Xin Jiawei untuk menjadi salah satu pion nya. Ia menyelidiki asal usul gadis polos itu, hingga tak menyangka jika akan menemukan sebuah fakta gelap tentang keluarganya. Menghasut orang adalah pekerjaan yang mudah baginya. Ia hanya perlu terus meracuni otak Xin Jiawei di setiap kesempatan yang ada hingga wanita itu benar-benar membenci keluarga kekaisaran.
Rencananya perlahan-lahan berjalan. Namun, Xin Jiawei sangat cerdas. Ia tak sedikitpun memperlihatkan rasa bencinya pada Tang Jia Ning, bahkan hubungannya dengan wanita itu masih terjalin sangat baik. Rasa benci dan dendam di hatinya semakin terbakar kala merasakan kalau Han Zhen Wu tak terlalu memperhatikannya karena sibuk mengurus Tang Jia Ning yang sedang hamil.
Semakin lama Xin Jiawei merasa bahwa setiap ucapan menteri Luo Chang memang benar adanya, wanita bergelar permaisuri itu harus disingkirkan.
Memang benar jika Xin Jiawei adalah gadis baik-baik yang polos, sehingga tak menyadari jika dirinya hanya dijadikan alat untuk memenuhi keserakahan Luo Chang.
~~~~~~<
"Sialan!"
BRAK!!
Han Feng Juan menendang lemari kayu berukuran sedang itu hingga terjatuh hanya dengan satu kali tendangan. Ia marah, sangat marah. Puas dirinya mencari kunci, tapi kunci itu tak ada di manapun.
Saat sedang berada di puncak kemarahan, tiba-tiba seorang pengawal bersuara.
"Yang Mulia..."
"APA?!"
Han Feng Juan menoleh dengan wajah menakutkan. Ia melotot ke arah pria yang tengah menunduk takut saat melihat wajahnya.
"It-itu... kuncinya.." dia menunjuk ke arah lantai. Melihatnya, pria tampan itu lantas melirik ke arah yang dimaksud.
Han Feng Juan mendekat dan berjongkok untuk mengambil kunci berwarna berwarna emas itu. Sepertinya kunci ini memang terbuat dari emas, pikirnya setelah menggigit benda itu.
Tanpa berlama-lama lagi Han Feng Juan segera membuka gembok yang mengunci pintu ruang bawah tanah itu. Ia tersenyum miring saat berhasil membukanya.
"Ayo masuk!" Perintahnya pada dua orang itu, kemudian ia masuk ke dalam secara perlahan. Ketiga orang tersebut menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati, dengan hanya mengandalkan obor yang didapatkan dari samping dinding mereka bisa berjalan dengan baik.
"Bisa-bisanya pak tua bedebah itu menyembunyikan semua bukti di tempat seperti ini," gumamnya pelan, sambil mendongak dan memperhatikan sisi kanan dan kiri. Gelap, tak terawat, juga sangat kotor. Itulah yang dirinya lihat.
Beberapa menit berjalan, akhirnya mereka bertiga sampai di pintu sebuah ruangan. Han Feng Juan menarik-narik gagang pintu berdebu itu dengan keras sampai semua debunya terbang berhamburan hingga membuatnya sampai batuk beberapa kali, namun sepertinya pintu itu terkunci rapat.
BRAK!!
BRAK!!
"Terbuka lah, sialan!"
Han Feng Juan kepalang emosi. Kakinya menendang-nendang pintu itu beberapa kali dengan kekuatan penuh, tapi tetap saja tak membuatnya terbuka.
"AAGHH!!"
BRAK!!
"Yang Mulia!"
Dua orang pengawal itu berteriak histeris sekaligus terbengong-bengong saat pria tersebut berhasil membuka pintu di hadapannya hanya dengan beberapa kali tendangan. Mereka semakin dibuat merinding ketika melihat kedua daun pintu yang sudah terbagi menjadi tiga bagian. Yang satu patah, dan satunya lagi hampir lepas.
Han Feng Juan tersenyum bangga dengan nafas naik turun tak beraturan. Ia meregangkan otot-otot kakinya, lalu berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan berdebu yang dipenuhi banyak peti besar dan barang berharga lainnya.
"Dasar menteri tukang korupsi!" Umpatnya penuh kebencian, saat melihat begitu banyak kepingan koin-koin dan emas, serta giok berharga tergeletak di lantai. Ia yakin seratus persen bahwa semua harta ini bukanlah murni milik pria yang menjabat sebagai Menteri Keuangan itu. Seharusnya ayahnya memberhentikan menteri tak berguna seperti ini, keberadaannya bagaikan hama dan merugikan orang-orang.
Saat sedang memperhatikan semua barang-barang, tanpa Han Feng Juan sadari di belakangnya berdiri seorang pengawal yang tengah mengangkat tinggi-tinggi balok kayu, bersiap untuk melayangkan nya di kepala pria itu.
Bugh!
"Akh!"
Han Feng Juan jatuh tersungkur ke lantai seraya memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Ia meringis pelan sembari perlahan-lahan menoleh ke belakang untuk melihat siapa pelakunya. Darahnya mendidih ketika melihat dua orang pengawal Luo Chang yang tertawa terbahak-bahak kala melihat penderitaannya. Matanya semakin menyorotkan kebencian saat melihat ke arah balok kayu yang ada pada salah satu tangan pengawal itu.
Sial! Ia tertipu!
"Apa? Kau mau marah? Hahaha!!" Ejek pria bertubuh tinggi dan berkumis dengan tatapan meremehkan. Dia tertawa sangat puas karena berhasil menumbangkan Han Feng Juan.
Keduanya mendekat dan menekan dada Han Feng Juan menggunakan balok kayu, kemudian salah satunya berjongkok dengan pandangan remeh. Dia berdecih sinis.
"Kau akan lenyap malam ini, YANG MULIA. Di sini, membusuk bersama bukti-bukti pembunuhan terhadap ibumu. Dan setelah itu, acara penobatan Pangeran Kedua Han Xiao Yan akan berjalan lancar tanpa gangguan," ujarnya tepat di depan wajah pria itu.
Bugh!
Satu pukulan mendarat di wajah Han Feng Juan hingga meninggalkan bekas berwarna kemerahan di sana. Ia diam tak melakukan apapun, namun otaknya sedang berfikir dan mencari celah untuk melawan.
Saat keduanya tengah tertawa, pria tampan itu tiba-tiba bangkit dan mencekik leher pengawal yang berjongkok di hadapannya. Ia membalikkan posisi dan duduk di atas perutnya, mencengkram kuat dan menekan leher pengawal itu hingga membuatnya sesak napas.
Melihat temannya diserang, pengawal itu lantas mengangkat tinggi-tinggi balok kayu di tangannya untuk memukul kembali Han Feng Juan. Tapi terlambat, Han Feng Juan sadar. Ia menangkap balok kayu yang hampir saja mengenai kepalanya, kemudian merampas benda itu dan membalas habis-habisan pukulan yang sempat dirasakannya secara habis-habisan.
Pikirannya semakin menggila. Kini dua orang pengawal itu tewas mengenaskan dengan darah berceceran dimana-mana. Han Feng Juan tersenyum puas dan membuang balok kayu itu ke sembarang arah dengan perasaan lega.
Ia salah karena telah mempercayai antek-antek Luo Chang, pada akhirnya mereka tetap akan berpihak pada tuannya. Padahal dirinya berencana untuk melepaskan mereka, tapi dua orang itu malah memilih jalan kematian.
"Baik, mari kita lihat ada apa di lemari ini," ujarnya seraya mendekati lemari yang sepertinya juga terkunci, terbukti dari lilitan rantai yang berada di sekitar gagang pegangan pintu lemari.
Kali ini Han Feng Juan menggunakan kecerdasan otaknya, ia mengeluarkan kunci emas tadi dan membuka lemari yang terkunci. Pintar sekali. Namun, entah mengapa kedua tangannya terasa gemetar saat hendak membuka pintu lemari, bahkan jantungnya berdebar kencang. Ia... tak mengerti.
Tiba-tiba hembusan angin dingin menyapu tengkuknya, yang langsung membuat Han Feng Juan mengusap area lehernya yang terasa merinding. Aneh sekali, ini ruang bawah tanah, tak mungkin angin sekencang ini bisa masuk ke sini.
"Nak, akhirnya kau datang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantastik"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...