Setelah melewati bagian doa pertama, sekarang adalah acara hiburan yang ditunggu-tunggu oleh Han Xiao Yan. Dia duduk di tempatnya semula setelah menggunakan kembali lapisan luar hanfu nya. Semua orang bertanya-tanya karena acara pemakaian mahkota tak kunjung dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku. Bahkan kaisar sendiri juga bingung, ia menatap sang putra di sampingnya.
"Nak, apa yang kau tunggu?" Tanya Kaisar Han.
Han Xiao Yan menoleh ke arah ayahnya dan tersenyum.
"Aku mengundang orang spesial yang akan menunjukkan bakatnya di panggung hiburan," jawab pemuda itu.
"Siapa?"
"ACARA SELANJUTNYA ADALAH PERTUNJUKAN SERULING DARI TAMU KHUSUS PANGERAN KEDUA!"
Keluarga kekaisaran dan yang lainnya langsung menengok ke belakang untuk melihat tamu khusus yang dimaksud.
Kaisar Han dan Permaisuri Xin Jiawei melotot karena terkejut bukan main saat melihat seseorang yang tengah berjalan menggunakan tongkat di atas karpet merah yang digelar di tengah-tengah ratusan tempat duduk tamu. Sementara Han Xiao Yan terlihat santai seraya menyunggingkan senyuman penuh arti.
Kaisar Han sangat panik. Dia bahkan hampir berdiri dari singgasananya untuk menghentikan langkah anak yang paling ia benci itu, namun segera ditahan oleh Han Xiao Yan. Ia menggeleng pelan, mengisyaratkan ayahnya untuk tetap tenang.
Tapi bagaimana dia bisa tenang?!!
"Apa yang kau lakukan?!" Bisik pria paruh baya itu dengan penuh penekanan dan mata mendelik tajam ke arah putranya.
"Ayah tenang saja. Bukankah kita butuh hiburan?" jawabnya dengan raut wajah santai seolah tak berdosa.
Tapi jauh di dalam hatinya, tujuan ia mengundang Han Xi Fang kemari hanyalah untuk mempermalukannya dan ingin sampah itu mendengar bagaimana semua orang bersorak atas penobatannya sebagai Putra Mahkota, yang dimana seharusnya itu adalah milik pria buta itu.
Sebenarnya sudah jauh-jauh hari ia datang ke kediaman Han Xi Fang untuk mengundangnya secara pribadi untuk mengisi acara hiburan, karena berdasarkan informasi yang ia dapatkan si sampah itu cukup berbakat memainkan alat musik seruling. Beruntung kondisi kediaman tua nya pada saat itu sangat sepi, jadi ia bisa bicara empat mata dengannya. Eh, salah, bukankah dia tak bisa menggunakan matanya dengan benar? Hahaha!!
~~~~~~~
"Selamat pagi, Kakak." Dia berdiri di depan Han Xi Fang yang tengah duduk bersila di atas batu di bawah pohon seperti biasa.
Mendengar suara yang familiar, Han Xi Fang bisa mengetahui jika yang datang adalah adiknya, Han Xiao Yan. Namun aneh, ia tak merasakan kehadiran orang lain di sini. Itu artinya dia datang sendiri.
Pria tampan yang menggunakan penutup mata itu menghembuskan nafas dengan pelan dan perlahan untuk menutup meditasi nya yang ia lakukan beberapa menit lalu. Hal itu dilihat oleh pemuda tersebut, namun dia hanya menganggapnya lucu karena ia pikir bahwa orang tak berguna ini sedang berusaha tetap waras, karena itulah dia bersemedi.
"Lama tak berjumpa denganmu, Adik," ujar Han Xi Fang.
Han Xiao Yan memutar bola matanya malas. Ia benci dipanggil Adik oleh sampah ini, padahal tadi dirinya hanya sedikit berbasa-basi dan memanggilnya Kakak.
"Jangan sok akrab denganku. Aku datang kesini hanya untuk mengundangmu."
"Secara pribadi," lanjutnya.
Pria itu mengerutkan keningnya bingung. Mengundang? Dalam acara apa? Ia hanya berharap Han Xiao Yan tidak merencanakan sesuatu yang akan merugikannya.
"Untuk?" Tanyanya.
"Hmm, aku dengar kau bisa bermain seruling dengan sedikit bagus. Hanya sedikit, jadi aku ingin kau mengisi salah satu pertunjukan di upacara penobatan ku minggu depan," ujarnya dengan ogah-ogahan karena tak ingin memuji permainan seruling Han Xi Fang yang memang sangat bagus. Heh, bisa-bisanya dia terbang nantinya.
"Penobatan," gumam Han Xi Fang sedikit terkejut, namun masih bisa didengar oleh pemuda itu.
"Ya, penobatan. Kau terkejut? Haih, jangan seperti itu, aku tahu kau pasti sedih dan kecewa karena kau sangat berharap ingin menjadi seorang kaisar di negeri ini, kan? Jangan iri, aku sebenarnya tak ingin pamer, tapi Ayah memaksaku untuk segera menjadi pewaris tahta dan aku tak bisa menolaknya," kata Han Xiao Yan sok-sokan dengan cerita buatan yang ia karang. Padahal sebenarnya ia sendiri yang mengemis-ngemis meminta untuk segera diberikan gelar.
"Bagaimana? Kau pasti mau, kan?
Han Xi Fang merasa sangat terganggu dengan perkataan Han Xiao Yan yang terkesan bangga dan pamer. Iri? Sedih? Kecewa? Ia sama sekali tidak pernah bermimpi menjadi kaisar seperti yang dia katakan. Sungguh ia ingin sekali memukul mulutnya itu dengan tongkat.
"Aku tidak ada waktu untuk itu."
Kata-kata penolakan yang dilontarkan Han Xi Fang sukses membuat pemuda berhanfu biru tua itu menganga tak percaya. Berani sekali dia menolak undangan nya!
"Cih, sok sibuk. Datang atau aku akan menjebloskan Xiao Ran ke dalam penjara."
"Jangan coba-coba menyakiti Xiao Ran!" Nada suara Han Xi Fang meninggi sebab tak suka saat nama kekasihnya yang tak bersalah ikut terbawa.
Pemuda tersebut tertawa hambar saat melihat respon si sampah itu yang sepertinya sangat perduli terhadap seorang pelayan.
"Kenapa? Aneh sekali kau sangat perhatian pada pelayan sepertinya? Apa kau memiliki hubungan spesial dengannya?" Sederet pertanyaan langsung ia tujukan pada pria itu.
Han Xi Fang diam. Beberapa saat berfikir, akhirnya ia mengambil keputusan besar.
"Aku akan datang."
Senyuman kemenangan langsung terukir di bibir Han Xiao Yan. Yeah! Inilah yang dirinya inginkan sedari tadi.
"Kau mengambil keputusan yang bijak." Setelah mengatakan itu ia beranjak pergi meninggalkan kediaman Han Xi Fang dengan hati yang puas.
~~~~~~
Semua tamu berbisik-bisik dan menatap Han Xi Fang dengan berbagai tatapan. Ada yang memandanginya dengan rasa bingung, kagum akan ketampanannya, serta jijik karena dia membawa tongkat dan tak bisa melihat.
Kaisar Han mengusap kasar wajahnya. Ingin sekali rasanya ia berteriak keras dan menghilang karena tak kuasa menahan malu. Bagaimana jika semua orang tahu bahwa anak tak berguna itu adalah putranya?! Apalagi saat melihat tatapan tak suka dari sebagian tamu, itu sangat mengancam kehormatannya.
Lain halnya dengan Han Xia Ming dan Han Liang Wu yang sangat senang melihat kakak tersayang mereka juga turut menghadiri pesta ini. Han Xia Ming hendak memanggil sang kakak dan menghampirinya, namun dengan segera Permaisuri Xin Jiawei menghentikan putrinya. Dia menggeleng dengan mata melotot, menekannya agar ia tidak berbuat aneh-aneh.
"Jangan coba-coba mempermalukan Ibu dan Ayah!" Wanita itu dengan sangat menekan setiap ucapannya.
"Salam Yang Mulia Kaisar, Permaisuri, Putri dan Pangeran, semoga berumur seribu tahun." Han Xi Fang membungkuk hormat di depan singgasana Kaisar Han dan yang lainnya.
"Kakak...." Gumam Han Xia Ming saat melihat sang kakak yang tidak berada di tempat yang pantas. Dia seharusnya tidak membungkuk seperti orang asing di depan keluarganya sendiri. Ibu dan ayahnya memang kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantasy"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...