Seperti yang dikatakannya, Han Xia Ming dan Han Liang Wu benar-benar mengunjungi kakak mereka dengan keranjang kecil berisi kue susu dan daging goreng. Dengan langkah teratur, mereka memasuki kediaman kecil Han Xi Fang.
"Kakak?" Panggil Han Liang Wu, saat memasuki kamar sang kakak. Langkah mereka terhenti seketika kala melihat Han Xi Fang yang sedang menyapu kamarnya seorang diri. Dia tampak memegang sapu, lalu menggerakkannya secara perlahan, tangannya meraba-raba setiap benda yang hampir ditabraknya.
Buru-buru Han Xia Ming merebut sapu di tangan Han Xi Fang, hingga membuat pria itu sedikit terkejut.
"Apa yang Kakak lakukan?!" Tanyanya dengan kesal.
Menyadari itu adalah suara adiknya, Han Xi Fang segera menjawab,
"Ah, aku hanya sedikit membersihkan kamar ini, karena terasa sedikit kotor," jawab pria tampan itu. Namun, tak membuat kekesalan Han Xia Ming mereda.
"Kakak tidak perlu melakukan semua ini. Di mana pelayanmu itu? Seharusnya dia yang melakukan ini semua, bukan dirimu," ujar gadis itu.
Han Xi Fang memegang pundak Han Xia Ming, lalu mengusapnya pelan. Adiknya ini sangat mudah marah.
"Xiao Ran sedang mengambil cuti selama seminggu. Tapi ada Nan Zhi yang menggantikannya,"
"Lalu, di mana dia?" Tanya Han Xia Ming. Ia tidak bisa membiarkan para pelayan bersikap malas dan seenaknya meninggalkan pekerjaan mereka.
Pria itu menggeleng.
"Aku juga tidak tahu," jawabnya.
Gadis itu melirik ke arah Han Liang Wu di belakangnya.
"Cari pelayan pemalas itu. Dia sudah membiarkan Kakak melakukan pekerjaan. Jika kau menemukannya, bawa di ke hadapanku," perintah Han Xia Ming, dan langsung diangguki oleh pemuda itu.
Setelah Han Liang Wu berlalu. Han Xia Ming menuntun kakaknya untuk duduk di salah satu kursi, lalu ia juga duduk di sebelahnya. Jari lentiknya membuka keranjang, kemudian mengeluarkan satu per satu makanan yang ia bawa, lalu menatanya dengan rapih.
Han Xi Fang mencium aroma makanan hangat yang menguar di indra penciumannya. Kue?
"Apa yang kau bawa, Xia'er?" Tanyanya penasaran.
"Kue kesukaanku, Kakak harus mencobanya,"
Gadis itu menatap wajah Han Xi Fang sebentar, kemudian melanjutkan kegiatannya menyendok kue, dan memasukannya ke dalam mangkuk kecil. Tak lupa menaburkan setengah sendok gula ke dalam kue susu lembut kesukaannya. Ia sangat menyukai makanan manis, pasti kakaknya juga memiliki selera yang sama dengannya.
Semakin manis, semakin bagus. Iya, kan?
Setelah selesai, Han Xia Ming mengarahkan sendok berisi kue susu lembut ke mulut pria tampan itu.
"Buka mulutmu," tuturnya dengan lembut.
Han Xi Fang menerimanya dengan senang hati. Namun, saat hendak membuka mulut, ia mencium aroma susu. Mengetahui hal tersebut, membuatnya urung untuk menerima suapan adiknya. Hal tersebut membuat gadis itu bingung.
"Ada apa, kak? Cobalah, ini sangat enak," ujarnya. Akan tetapi, ucapannya dibalas dengan sebuah gelengan.
"Maaf, Xia'er. Aku tidak bisa memakan kue ini," balas Han Xi Fang, justru membuat gadis itu semakin heran.
"Kenapa? Kakak bahkan belum mencobanya," tanya Han Xia Ming dengan suara bergetar, menandakan dia siap menangis kapan saja.
"Xiao Ran melarang ku memakan makanan dengan campuran susu. Aku memiliki ketidakcocokan dengan susu," ujarnya menjelaskan.
Lagi-lagi Han Xia Ming semakin dibuat kesal karena mendengar kakaknya sangat menurut pada pelayan rendah itu. Dugaannya benar, pasti pelayan itu mempengaruhi kakaknya agar dia tidak bisa makan makanan seenak ini. Kurang ajar!
Brak!
Han Xia Ming membanting mangkuk kecil itu dengan keras ke meja, hingga kue di dalamnya hampir tumpah. Han Xi Fang yang mendengarnya pun merasa terkejut.
"Lagi-lagi pelayan itu! Dulu dia membuat Kakak tidak membutuhkanku dan Liang'er. Sekarang, dia juga sudah berani melarang kakak untuk makan!" Tuduhnya. Ia memalingkan wajahnya dengan nafas memburu.
"Xiao Ran tidak seperti itu. Aku memang tidak bisa memakan beberapa makanan." Han Xi Fang benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan adiknya. Padahal, Xiao Ran melakukan itu untuk kebaikan dirinya.
Tak lama setelahnya, Han Xia Ming menoleh ke arah pria itu. Lalu, mengambil mangkuk yang ia banting tadi, dan mengarahkan sendok ke mulut Han Xi Fang, lagi. Dirinya sama sekali tidak perduli dengan larangan omong kosong pelayan itu, yang terpenting, ia ingin kakaknya mencoba kue susu kesukaannya.
"Coba dulu, Kakak harus merasakan kue kesukaanku. Enakkk... sekali," ujar gadis itu membujuk. Ia mengguncang lengan Han Xi Fang seraya merengek seperti anak kecil.
Han Xi Fang menghembuskan nafas berat. Mau tak mau ia harus menuruti keinginan adiknya.
"Baiklah, sedikit saja," balasnya.
"Tidak mau. Kakak harus menghabiskannya!" Desak Han Xia Ming.
"Ayolah, Kak. Besok aku dan Liang'er akan pergi ke acara minum teh para putri dan pangeran. Setelahnya, kami akan berlibur selama seminggu. Ini terakhir kalinya aku mengunjungi Kakak," pintanya dengan nada memelas.
Sekali lagi pria tampan itu hanya bisa menghela nafas berat. Terpaksa ia harus memakan kue susu adiknya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini.
Setelah berfikir sejenak, Han Xi Fang mengangguk. Hal tersebut tentu saja membuat Han Xia Ming bersorak senang. Kemudian menyuapi sang kakak dengan telaten.
Satu suapan pertama, Han Xi Fang hampir tersedak kala merasakan kue susu di mulutnya sangat manis. Terlalu manis. Antara manis kue susu dan manis taburan gula. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa, dan terus memakannya dengan terpaksa hingga habis.
"Yey! Sudah habis! Bagaimana? Apakah enak? Makanan manis adalah kesukaanku, Kakak pasti juga suka, kan?" Tanyanya beruntun.
"Iya, sangat enak," jawab Han Xi Fang setelah meminum air. Tenggorokannya terasa tidak nyaman.
Mendengar jawaban yang sesuai harapan, membuat Han Xia Ming semakin bahagia.
"Aku sudah mengatakan jika kue ini sangat en.."
"Kakak, aku menemukan pelayan ini sedang tertidur di atas batu dengan santai. Dia juga berani melupakan tugasnya!" Han Liang Wu menghempaskan tubuh Nan Zhi, hingga dia tersungkur di bawah kaki Han Xia Ming.
Han Xia Ming menatap datar wajah Nan Zhi, pelayan ini terlihat lebih buruk daripada Xiao Ran. Ia mencengkram dagu Nan Zhi dengan erat, hingga dia meringis.
"Pemalas! Kau terlalu menikmati mimpimu hingga membiarkan pangeran pertama memegang sapu!" Bentak Han Xia Ming tepat di wajah pelayan itu. Kemudian menghempaskan cengkeraman tangannya. Tak sampai di sana, ia juga menjambak rambut Nan Zhi tak kalah keras.
"Ampuni hamba, Yang Mulia Putri," ucap Nan Zhi memohon. Namun, di dalam hatinya ia menyumpah serapah Han Xia Ming. Menurutnya, putri ketiga adalah orang yang arogan. Tidak Kakak, tidak Adik, semuanya sama saja!
"Jika kau mengulangi perbuatan ini lagi, maka Bengong akan membuatmu tidur selama-lamanya!" Gadis itu menarik rambut Nan Zhi hingga dia berdiri, lalu mengambilkan sapu dan memaksanya untuk menggenggam sapu tersebut.
"Sapu sampai bersih! Jangan ada satu pun debu yang tersisa!"
"B-baik Yang Mulia." Nan Zhi kemudian membersihkan seluruh kediaman kecil Han Xi Fang. Sebenarnya itu hanya pekerjaan kecil, tak seberapa dengan tugasnya di kediaman mewah sebelumnya.
Sementara dua pangeran dan putri itu melanjutkan obrolan mereka, hingga Han Xia Ming dan Han Liang Wu kembali ke kediaman masing-masing saat matahari berada di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantasy"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...