Salah kah aku mencintaimu?

31 5 0
                                    

Di balik penderitaan, pasti ada setitik kebahagiaan. Hidup Han Xi Fang perlahan menjadi berwarna dan penuh tawa karena usaha Xiao Ran yang melindungi junjungannya dari sihir Nan Zhi, untung saja dia tidak datang lagi.

Kedekatan mereka begitu terasa di hati keduanya, baik Han Xi Fang maupun Xiao Ran yang memang sama-sama saling mencintai dalam diam.

Ada Xiao Ran yang merasa tak pantas berada di sisi seorang pangeran yang sempurna seperti Han Xi Fang. Begitupun dengan Han Xi Fang, ia merasa dirinya tidak berhak untuk mencintai seorang gadis karena kekurangannya. Apalagi gadis baik seperti Xiao Ran, dia pasti memiliki seseorang di hatinya, yang tentunya pasti jauh lebih sempurna dari dirinya yang tidak berguna ini.

Seorang gadis cantik dan pria tampan menggunakan penutup mata terlihat duduk berhadapan di atas ranjang. Suasana sore menjelang malam ditemani lentera yang diletakkan di atas meja, menerangi kediaman.

Dengan posisi Han Xi Fang tengah bersandar di bahu rajang dan Xiao Ran yang memijat kakinya yang terkilir karena pria itu terjatuh cukup keras usai tersandung kayu yang Xiao Ran letakkan secara ceroboh.

"Akh..!" Han Xi Fang memekik saat tangan gadis itu menekan bagian yang sakit dengan keras. Seketika membuat Xiao Ran tersadar dari lamunannya. Ia menatap khawatir pada pria tampan yang mendesis kesakitan itu.

"Maafkan saya, Yang Mulia," kata Xiao Ran. Tangannya mengusap lembut bagian merah yang tak sengaja ia tekan pada pergelangan kaki junjungannya.

"Tidak masalah, berhati-hati lah," balas Han Xi Fang halus.

Xiao Ran terlihat gelisah. Dadanya bergemuruh bercampur perasaan bimbang yang tercampur aduk. Antara ingin mengungkapkan perasaannya atau tidak.

Aagh!! Mengapa dadanya terasa panas dan hangat ketika semakin menyimpan kekaguman pada Han Xi Fang yang notabenenya adalah majikannya sendiri!

Tak tahan dengan perasaan yang mengganggunya, ia berusaha sebaik mungkin untuk berbicara.

"Yang Mulia... saya ingin mengatakan sesuatu," ujarnya dengan mata terpejam. Ia memejamkan mata dan mengulum bibirnya karena gugup.

"Ya?"

"Saya... saya telah lancang mencintai Yang Mulia," ucapnya lirih. Han Xi Fang tertegun mendengar penuturan Xiao Ran yang tak terduga. Ia mengerutkan keningnya, kemudian duduk.

"Kemari lah," panggil Han Xi Fang pada seorang gadis di sudut ranjangnya.

"Ya-yang Mulia tidak perlu membalas perasaan konyol saya. Saya hanya lega karena sudah mengatakannya," sahut Xiao Ran. Ia menggeleng cepat seraya tertawa cengengesan, berusaha mengusir rasa canggung.

"Kemari lah." Han Xi Fang mengulangi perkataannya. Ia menepuk kasur di sampingnya, mengisyaratkan gadis itu untuk mendekat.

Dengan ragu Xiao Ran mendekat dan duduk di samping tubuh junjungannya. Apa junjungannya akan marah? Ia harus mengemasi barang-barangnya jika dirinya ditendang dari sini karena sebuah hal konyol.

Han Xi Fang menoleh ke arah Xiao Ran di sampingnya. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu, dan berbisik,

"Bagaimana jika aku membalasnya?"

Hati Xiao Ran terasa berdesir. Udara dingin menyeruak sehingga membuat bulu kuduk nya merinding. Matanya menatap tak percaya pada seorang pria tampan yang baru saja mengatakan hal yang berhasil mengejutkan dirinya.

"Yang Mulia..." Ujarnya lirih. Pipinya terasa memanas ketika menatap wajah yang begitu sempurna di hadapannya. Ada rasa tak percaya. Katakan ini semua adalah mimpi?!

"Aku tahu orang cacat sepertiku tidak pantas bersama dirimu yang begitu sempurna. Aku yakin, wajahmu secantik suaramu yang begitu lembut," kata Han Xi Fang. Tangannya membelai wajah tirus dan halus tersebut. Sedangkan Xiao Ran menatap junjungannya dengan sendu.

"Bagaimana jika ternyata wajahku sangat jelek, tak seperti yang ada di bayangan Yang Mulia?"

Han Xi Fang menarik tangannya dari wajah Xiao Ran. Ia tersenyum manis untuk pertama kalinya. Senyuman yang sama sempurnanya seperti sifatnya.

"Bahkan jika itu benar, aku akan tetap mengagumimu... mengagumi sebagai seorang malaikat yang pernah mengisi hati orang tak diinginkan seperti diriku," imbuhnya. Tangannya menggenggam tangan mungil gadis itu.

Xiao Ran menggeleng. Matanya berkaca-kaca, bibirnya menyunggingkan senyuman manis. Ia mengelus rahang tegas itu.

"Tidak. Bagi saya, Yang Mulia adalah orang paling sempurna yang pernah saya kenal. Yang Mulia hanya terlahir buta mata, tapi hati Anda seterang cahaya lentera di tengah kegelapan, pikiran Anda begitu tenang dan bijak, dan sikap Anda sangat menggambarkan seorang pemimpin," ujar gadis itu.

Han Xi Fang sedikit terhibur dengan setiap tutur kata halus yang keluar dari bibir Xiao Ran. Lihatlah, betapa sempurnanya dia.

"Terima kasih. Aku berjanji, jika suatu hari aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, aku akan tetap mengingatmu di dalam sini." Han Xi Fang menaruh tangan Xiao Ran yang digenggamnya ke dadanya.

"Saya akan memastikan Yang Mulia akan berumur panjang dan menikmati hidup yang bahagia," kata Xiao Ran, berjanji.

"Semoga saja.." batin Han Xi Fang, sedih.

"Jadi, bisakah aku membalas perasaanmu?"

Xiao Ran tersenyum, ia mengangguk.

"En. Fang'er,"

Mendengar gadis itu menyebut nama kecilnya, Han Xi Fang juga ikut tersenyum.

"Ran'er,"

Han Xi Fang dan Xiao Ran berpelukan, sebagai sepasang kekasih yang saling mengasihi. Menerima kekurangan masing-masing serta saling melengkapi. Mereka memutuskan untuk menyembunyikan hubungan dan tetap bersikap seperti biasa, layaknya seorang pelayan dan junjungannya.

Han Xi Fang mengecup singkat bibir tipis Xiao Ran. Sedangkan gadis itu hanya diam, kemudian membalas kecupan itu. Lama-kelamaan kecupan tersebut berubah menjadi sebuah lumatan lembut di antara keduanya. Han Xi Fang membaringkan gadis itu tanpa melepaskan ciuman mereka.

Painful Darkness Until The End Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang