Anak laki-laki itu masih menunduk. Dadanya terasa sesak begitu mendengar betapa lembut suara ayahnya saat berbicara dengan Han Xiao Yan.
Anak yang memalukan, tidak berguna, dan aib kekaisaran. Kata-kata itulah yang sering orang-orang lontarkan padanya.
Meskipun demikian, Han Xi Fang sama sekali tidak menaruh dendam pada setiap orang yang sering menghina dan mengejeknya. Hanya saja, ia selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa kesalahannya di masa lalu sehingga hidupnya seperti ini? Dikucilkan dan diacuhkan.
Seorang gadis kecil berusia delapan tahun terlihat mengedarkan pandangannya kesana-kemari. Dia tak berhenti berteriak memanggil seseorang yang sedang dicarinya. Kaki mungil itu berlari menyusuri jalan di sekitar kediaman-kediaman mewah lainnya.
"Han Xi Fang! Kau di mana?!"
Beberapa menit mencari, akhirnya gadis kecil itu menemukan orang yang sedang dia cari. Dengan langkah marah dia menghampiri anak laki-laki itu.
"Xi Fang! Kau bersembunyi jauh sekali!" Ucapnya dengan wajah cemberut.
Han Xi Fang tersadar, lalu menoleh ke asal suara di sampingnya.
"Xiao Ran. Maaf, aku tersesat," jawab Han Xi Fang beralasan.
Gadis kecil itu adalah Xiao Ran. Dia berkacak pinggang.
"Aku lelah mencari mu. Ayo kembali. Ibu akan cemas jika tidak menemukan kita," ujar Xiao Ran. Tangan kecilnya menggandeng lengan Han Xi Fang untuk menuntunnya kembali.
Mereka berdua berjalan bersama, diiringi dengan celotehan Xiao Ran yang tak ada habisnya. Sedangkan Han Xi Fang hanya menanggapinya sesekali.
"Apa kau tahu? Aku baru saja menemukan sebuah bunga cantik di semak-semak. Kau tahu apa yang membuatnya sepesial?" Tanya gadis kecil itu antusias.
"Apa?"
"Karena bunga itu tidak tumbuh di manapun, bahkan taman istana. Aku memindahkannya di halaman kediaman milikmu, anggap saja itu adalah hadiah dari Xiao Ran yang cantik ini," ungkapnya disertai senyuman manis.
Han Xi Fang tersenyum tipis. Anak ini sangat cerewet. Bibirnya tidak akan berhenti bicara tentang banyak hal. Dia akan selalu menceritakan semua hal yang dia temukan pada dirinya.
"Terima kasih," jawabnya dengan tulus. Akan tetapi, jawaban Han Xi Fang tak cukup membuat gadis kecil itu senang. Dia kembali memasang wajah cemberut.
"Hanya itu? Aku tak mengira kau begitu tidak menghargai pemberianku," gerutu Xiao Ran dengan nada cuek.
Anak laki-laki itu mengerutkan keningnya heran. Bagian mana dari ucapannya yang terdengar tidak menghargai pemberian Xiao Ran? Ia tidak merasa telah salah mengucapkan sesuatu.
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," ucap Han Xi Fang bingung.
"Huh! Laki-laki memang selalu seperti itu. Kalian tidak pernah menyadari letak kesalahan kalian ada di mana," cibirnya dengan malas.
Han Xi Fang semakin bingung. Ia memutar otak untuk menemukan kesalahannya. Namun, ia tidak menemukan ada yang salah pada ucapannya barusan.
Melihat anak laki-laki itu hanya diam, membuat Xiao Ran mendengus kesal. Dia menghentikan langkahnya dan mencubit lengan Han Xi Fang cukup keras untuk menyalurkan kekesalannya.
"Awh!" Han Xi Fang meringis ketika merasakan sakit di lengannya.
"Rasakan itu! Lain kali kau harus bisa mengerti perasaan seorang gadis. Jika kau menikah suatu saat nanti, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan istrimu saat mendapatkan seorang suami yang begitu lambat berfikir," keluh Xiao Ran dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantasy"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...