Kepulangan Xiao Ran

37 6 0
                                    

Pagi-pagi sekali Xiao Ran sudah sampai Istana Kekaisaran Han usai diantar oleh kakaknya. Dia mengenakan kembali seragam hanfu khas pelayan, setelah itu dia berjalan untuk mengunjungi junjungannya.

Han Xi Fang tahu betul kapan Xiao Ran akan pulang. Ia memperbaiki penampilannya agar terlihat seperti orang yang sehat, meskipun tubuh kurusnya tidak bisa berbohong jika dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Seperti biasa, pagi ini kepalanya terasa begitu pusing, seolah itu sudah menjadi sarapan wajib saat membuka mata. Biarpun begitu, semangatnya untuk menyambut kepulangan Xiao Ran sangatlah besar, sehingga mampu membuat ia kuat berdiri di ambang pintu seperti saat ini.

"Han Xi Fang!" Teriakan suara familiar terdengar dari kejauhan. Pria tersebut tersenyum tipis, ia merentangkan kedua tangannya untuk menyambut gadis itu.

Xiao Ran berlari, ia memeluk erat Han Xi Fang, menyalurkan rasa rindu selama seminggu ini.

"Selamat datang," ucap Han Xi Fang dengan suara seraknya. Tangannya tergerak dan membelai rambut panjang Xiao Ran.

Merasa ada yang aneh, gadis itu mengerutkan keningnya curiga. Lalu ia melepas pelukannya, kemudian menatap wajah Han Xi Fang dengan teliti. Ia memegang pergelangan tangan pria itu, benar dugaannya. Ingin memastikan lebih jauh, ia menempelkan punggung tangannya di dahi Han Xi Fang. Panas, itulah yang dirinya rasakan.

"Kau demam tinggi! Mengapa kau tidak istirahat dan malah menyambut ku seperti ini?!" Ucap Xiao Ran panik. Belum sempat Han Xi Fang menjawab, Xiao Ran sudah menarik tangannya masuk ke dalam. Dia menyuruhnya berbaring, akan tetapi ia menolak dan hanya duduk.

"Tidak perlu cemas, demam ini tidak akan membunuhku," katanya berusaha menenangkan Xiao Ran.

"Kau selalu saja seperti itu! Katakan, berapa lama kau sudah seperti ini? Di mana Nan Zhi? Apa dia tidak mengurus mu dengan baik?!" Pertanyaan beruntun dikeluarkan gadis itu. Marah, itulah yang Xiao Ran rasakan. Bagaimana bisa Nan Zhi membiarkan junjungannya sakit hingga tubuhnya bisa sekurus ini?!

"Tidak perlu dipikirkan, aku baik-baik saja,"

Dusta! Bohong jika Han Xi Fang tetap memaksa menunjukkan jika dirinya sedang baik-baik saja, dari segi manapun juga, dia sama sekali tidak terlihat sehat.

"Baik apanya? Suhu tubuhmu sepanas bara api, dan kau sangat kurus. Katakan dengan jujur, apa kau memakan makanan itu?" Desak Xiao Ran dengan pertanyaan beruntun..

Pria tampan itu diam beberapa saat. Ada rasa menyesal dan rasa bersalah ketika Xiao Ran begitu mencemaskan nya.

"Xia'er memaksaku untuk memakan kue susu yang rasanya begitu manis. Ditambah, dia memberikan banyak taburan gula di atasnya. Aku sudah menolak, namun, dia tetap bersikeras agar aku menghabiskannya," jawab Han Xi Fang menjelaskan, ia memijat pelan keningnya yang berdenyut nyeri.

Mendengar penjelasan dari junjungannya, rasanya Xiao Ran  ingin sekali berteriak kencang dan menangis. Ia benar-benar frustasi.

"Lupakan itu semua, tidurlah. Kali ini aku ada di sini, untung saja aku sempat membeli beberapa obat saat perjalanan pulang,"

"Tap..."

"Jangan membantah! Aku tidak ingin kau mati konyol hanya karena kue susu manis dari putri ketiga!" Gadis itu tak kuasa menahan tangis. Ia mengambil wadah berisi air serta kain, kemudian memerasnya dan meletakkan kain itu di dahi Han Xi Fang.

"Tunggu di sini, aku akan segera kembali." Xiao Ran berlalu pergi untuk mengambil sesuatu.

Tak lama kemudian, Han Xi Fang merasakan ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya, ia mengusap cairan itu dan menciumnya.

Darah. Tak ingin membuat Xiao Ran curiga, Han Xi Fang buru-buru mengusap darah itu menggunakan sapu tangan yang selalu dibawanya.

"Ini makanan yang sangat bagus unt...."

PRANG!!

Xiao Ran segera berlari mendatangi Han Xi Fang yang tampak tergesa-gesa mengusap darah di hidungnya. Ia meninggalkan nampan, semangkuk bubur dan segelas air yang berserakan di lantai.

Gadis itu mencekal tangan Han Xi Fang yang memegang sapu tangan penuh darah, sementara Han Xi Fang merasa panik akan kedatangan Xiao Ran.

"Xi-Xiao Ran.." ujarnya lirih.

Xiao Ran merampas sapu tangan tersebut dan menatapnya dengan hati bergetar. Sapu tangan putih dalam sekejap mata berubah warna menjadi merah darah. Setetes air mengalir di ujung matanya yang indah.

"Apa ini?! Mengapa kau tidak pernah mengatakan jika darah yang keluar dari hidungmu sebanyak ini?!" Bentak Xiao Ran dengan mata memerah menahan tangis. Ia kecewa karena junjungannya tidak mau jujur padanya.

"Dengarkan aku dulu, itu tidak seperti yang kau pikirkan, biasanya tidak sebanyak it..."

"Biasanya? Apa darah ini keluar setiap hari?!" Potong Xiao Ran dengan cepat.

Han Xi Fang terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.

Melihat pria itu hanya diam, Xiao Ran menjadi semakin curiga. Dulu junjungannya tidak seperti ini, Han Xi Fang yang dulu adalah orang yang sehat dan kuat, dia bahkan sering berlatih pedang. Pasti ada seseorang di balik semua ini.

Tak ingin memperkeruh keadaan, Xiao Ran lebih memilih untuk mengatur nafas. Ia duduk di tepi ranjang dan mengusap sisa darah di hidung Han Xi Fang menggunakan sapu tangan miliknya. Kemudian membersihkan kekacauan di lantai. Setelah itu ia mengambilkan makanan baru dan menyuapi junjungannya.

"Habiskan ini, kau harus sehat," kata gadis itu, dan hanya dituruti oleh Han Xi Fang dengan terpaksa, meski mulutnya terasa sangat pahit.

Xiao Ran tersenyum senang karena bubur di mangkuk telah habis. Ia kemudian menuangkan sedikit bubuk ke dalam gelas berisi air hangat, lalu mengaduknya hingga tercampur sempurna.

"Minum, herbal ini akan membantumu." Xiao Ran langsung meminumkan air itu tanpa persetujuan Han Xi Fang, menuangkannya hingga habis. Karena ia yakin jika pria ini akan menolaknya.

Setelah semua selesai, Xiao Ran berlalu pergi, meninggalkan seorang pria yang tengah kewalahan mengatasi rasa pahit di lidahnya. Xiao Ran benar-benar kejam.

Begitulah perlakuan kejam Xiao Ran sepanjang hari, meskipun itu untuk kebaikan Han Xi Fang sendiri.

Malam harinya, gadis itu berinisiatif untuk tidur di kediaman junjungannya. Namun, di tempat yang berbeda, yang terletak di sudut kamar. Di sana ada sebuah kursi panjang lebar, mirip seperti sebuah ranjang, ia hanya perlu menaruh selimut dan bantal.

Larut malam, Han Xi Fang sudah tertidur pulas, begitupun dengan Xiao Ran. Akan tetapi, ia tiba-tiba merasa ingin pergi ke kamar mandi, lalu memutuskan untuk pergi ke sana sebelum tidur.

Seperti kebiasaan Nan Zhi, dia kembali lagi ke kediaman Han Xi Fang untuk melihat prianya yang tampan, tanpa mengetahui keberadaan Xiao Ran. Masih menggunakan jubah bertudung hitam yang menutupi tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia tersenyum miring, kemudian mengeluarkan sapu tangan yang biasa digunakannya untuk membius Han Xi Fang.

"Kita bertemu lagi," ujarnya. Ia membekap hidung dan mulut Han Xi Fang menggunakan sapu tangan dan menekannya dalam-dalam.

Namun kali ini berbeda, Han Xi Fang yang sudah lumayan pulih seketika tersadar. Ia merasakan ada seseorang yang menekan hidungnya dengan kuat, hingga untuk bernafas pun terasa sangat berat, ditambah dengan rasa pusing yang mulai menjalar di kepalanya.

"Mmmphh!! T-olong..." Han Xi Fang masih sempat bersuara meskipun tidak begitu keras dan mencengkram pergelangan tangan Nan Zhi. Xiao Ran yang sedang berjalan menuju kamar sontak terkejut dengan suara junjungannya. Ia berlari dan membuka pintu kamar.

Painful Darkness Until The End Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang