Di tengah situasi yang semakin memanas dan mulainya perdebatan, lain halnya yang terjadi di bangku jajaran para petinggi perguruan yang kini sedang berbisik-bisik lantaran tak mengerti dengan apa yang terjadi di depan mereka. Kecuali Master Ling dan putrinya, mereka berdua justru bergosip ria.
"Lihat? Inilah tujuan Ayah mengajakmu datang ke upacara penobatan Han Xiao Yan, karena Ayah tahu akan ada pertunjukan bagus dan kau pasti menyukainya," ujar Master Ling seraya menatap antusias aksi adu mulut Han Xiao Yan dan Kaisar Han. Seru sekali.
Ling Zhui mengangguk. Selepas menyaksikan pertunjukan menakjubkan Han Xi Fang tadi, kini ia menatap ke arah yang dimaksud sang ayah. Benar, ia menyukai hal ini. Tapi bukan sebagai pertunjukan, namun sebagai aksi perjuangan yang dilakukan tunangannya itu. Jujur, ia sangat mencintai Han Feng Juan dan begitu berharap pria itu adalah sosok yang setia.
"Ini adalah acara penobatan ku, dan Ayah mengumumkan orang asing itu sebagai Putra Mahkota? Lelucon macam apa ini?!"
Kaisar Han menatap tajam putra keduanya itu. Ia saat ini sedang menahan rasa malu karena sikap Han Xiao Yan yang seperti tak pernah diajari tata krama bangsawan. Seharusnya dia tidak menyebutnya dengan panggilan 'Ayah' di acara besar seperti ini, semuanya harus bersikap formal dan memanggil sesuai gelar yang disandang oleh orang tersebut.
"Han Feng Juan bukan orang asing. Dia sepenuhnya berhak atas kursi naga," jawab pria paruh baya itu dengan tenang. Tapi hal tersebut justru semakin membuat Han Xiao Yan terbakar.
"Tapi Ayah telah berjanji. Bagaimana dengan itu?!" Tanyanya kembali mengungkit masalah yang terjadi berabad-abad tahun dodol lalu.
Menyebalkan!
"Lupakan."
Singkat, padat, dan jelas. Namun berhasil membuat separuh nyawa pemuda itu terlepas dari raganya. Dia diam terpaku.
Han Feng Juan sungguh tak tahan menyaksikan semuanya, ia menahan tawa sedari tadi agar tidak kelepasan di depan banyak tamu. Ia mengulum bibirnya, berusaha mati-matian menahan tawa. Dan hal itu dilihat jelas oleh Han Xiao Yan. Dia turun dan menghampiri Han Feng Juan. Tanpa aba-aba.
BUGH!!
Semua orang melotot terkejut saat satu tendangan keras mengenai perut Han Feng Juan hingga membuatnya jatuh tersungkur ke lantai. Ia tahu ini akan terjadi, jadi ia membiarkan si bodoh itu menendangnya agar semuanya mengecapnya buruk.
"Putraku!" Kaisar Han membantu sang putra untuk berdiri dan menatapnya khawatir. Sementara Han Feng Juan berpura-pura kesakitan dengan terus meringis seraya memegangi perutnya, padahal tendangan si payah itu tidak berasa sama sekali.
"Akh!"
"Beraninya kau tertawa setelah semua ulah yang kau ciptakan!" Bentak Han Xiao Yan, ia hendak mencengkram kerah hanfu Han Feng Juan, namun segera ditahan oleh sang ayah.
"Berhenti Han Xiao Yan!"
"JANGAN SENTUH PUTRAKU!"
Permaisuri Xin Jiawei berdiri dari kursinya kemudian berjalan menghampiri tiga orang itu dengan tatapan penuh amarah. Tak dapat dipungkiri jika ia sangat takut saat ini, tapi dirinya tak bisa melihat harga diri anaknya diinjak-injak di depan banyak orang.
Lah, masih punya harga diri rupanya:/
"Apa ada bukti jika dia memang benar-benar putra Tang Jia Ning?" Tanya Permaisuri Xin Jiawei seraya menatap Han Feng Juan dari atas ke bawah. Meskipun ia tahu bahwa anak ini memang benar-benar pangeran yang hilang bertahun-tahun lalu.
"Sial! Mata dan bibir itu sangat mirip dengan Tang Jia Ning!" Batinnya menggerutu.
"Bukti apa lagi yang kau inginkan, permaisuri? Sudah jelas dia memiliki tanda lahir itu," jawab Kaisar Han.
"Mana? Bengong tidak percaya."
Wanita berpenampilan mewah dengan riasan menor itu maju dan memeriksa lengan sebelah kiri Han Feng Juan, bahkan dia melipat lengan hanfu pria itu dengan kasar hingga kuku-kuku panjangnya menggores kulit Han Feng Juan.
"Wanita setan! Apa dia sengaja melakukannya?!" Gerutu Han Feng Juan saat melihat lengannya yang tergores dan mengeluarkan darah.
Permaisuri Xin Jiawei terkejut dan semakin panik. Ia melirik ke tempat duduk para menteri untuk meminta perlindungan dari Menteri Keuangan Luo Chang. Ia mendelik kaget ketika tak melihat pak tua itu di tempat duduknya dan di manapun.
"Tidak mungkin dia lari?!"
Panik, takut, dan gelisah tercampur menjadi satu kala menyadari posisinya saat ini sangatlah tidak menguntungkan. Gawat! Kalau seperti ini bisa-bisa Han Xiao Yan tidak akan mendapatkan tahta, dan keselamatannya bisa terancam jika anak sialan ini menunjukkan bukti pembunuhan ibunya. Tapi ia tidak melihatnya membawa apapun saat datang tadi, dirinya hanya berdoa Han Feng Juan tidak mengungkit masalah pembunuhan tahun lalu.
Lagipula mustahil. Darimana dia mendapatkan bukti itu? Semuanya sudah tersimpan di tempat yang tak seorangpun tahu.
Sedangkan di tempat lain, Menteri Keuangan Luo Chang tengah berlari sekencang mungkin menjauh dari istana lewat pintu rahasia yang terletak di belakang kediaman Han Xiao Yan. Gawat! Ini gawat! Hal yang ia takutkan telah terjadi. Ia harus segera menyelamatkan diri dan pergi sejauh mungkin dari Kekaisaran Han.
Malam itu, setelah pulang dari pesta kecil-kecilan bersama Han Xiao Yan dan Permaisuri Xin Jiawei, ia sadar lalu memutuskan untuk memeriksa ruang bawah tanah.
Kejanggalan ditemukan setelah dirinya menggeser lemari, ia menemukan rantai yang menghalangi pintu di bawah lemari telah rusak dan bau anyir darah menyeruak di indra penciumannya. Namun ia masih bisa berfikir positif kemudian membuka pintu ruang bawah tanah tersebut.
Ketika hendak masuk seraya membawa obor sebagai penerangan, Luo Chang benar-benar tidak bisa mempercayai apa yang dirinya lihat. Bagaimana tidak? Semua pengawal yang diutusnya untuk menjaga kamar sementara dirinya pergi, kini semuanya tergeletak tak bernyawa di sepanjang anak tangga dengan luka tusukan dimana-mana. Rasa takut juga cemas mulai menghantui pikirannya, bahkan sampai membuatnya tak tidur selama satu malam penuh.
Lama berfikir, ia akhirnya memutuskan untuk tidak memberitahu kekacauan ini kepada siapapun termasuk Permaisuri Xin Jiawei dan Han Xiao Yan. Jika ia memberitahu mereka berdua, maka upacara penobatan akan kacau karena kepanikan, ingin mencari pelakunya juga tidak ada waktu lagi, semuanya benar-benar di luar pemikirannya. Jalan satu-satunya saat ini hanyalah menyelamatkan diri sendiri dan melupakan tujuannya selama ini untuk menguasai seluruh wilayah Kekaisaran Han.
Saat Luo Chang sedang sibuk berlari, tiba-tiba ia jatuh tersungkur ke depan setelah sebuah benda keras mengenai punggungnya dari arah belakang. Ia segera bangkit dan berbalik untuk mengetahui siapa orang yang telah lancang padanya.
"K-kau? Apa yang kau lakukan disini?!"
Pria paruh baya yang mengenakan pakaian khas pejabat istana itu melangkah mundur perlahan ketika melihat Jendral Tang Zhou tengah berdiri di hadapannya bersama puluhan prajurit di belakangnya.
Tamatlah riwayatnya!
"Menteri Keuangan Luo Chang. Apa kau sedang berusaha menyelamatkan diri?" Tanya Jendral Tang Zhou sembari tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantasy"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...