Pilih kasih

38 5 0
                                    

Di sebuah ruangan mewah dan megah, terlihat lima orang berbeda usia sedang duduk berhadap-hadapan dengan meja makan sebagai pembatasnya. Salah satunya merupakan seorang pria yang rambutnya sudah mulai ditumbuhi rambut putih, namun, wajahnya masih menunjukkan ketegasan. Hanya ada suara sentuhan sumpit dan mangkuk di meja makan tersebut.

"Ibunda, apa aku bisa membawa beberapa makanan ini untuk Kakak?" Tanya Han Xia Ming penuh harap.

Mendengar perkataan itu jatuh, membuat mereka semua langsung berhenti mengunyah, dan beralih menatap seorang gadis cantik yang sedang duduk dengan mata berbinar.

"Untuk apa kau melakukan itu, Xia'er?" Tanya Permaisuri Xin Jiawei dengan nada lembut.

Mendengar balasan lembut dari ibunya, tentu saja membuat Han Xia Ming merasa bahagia. Karena biasanya, wanita itu akan membentaknya, diikuti oleh Ayah, juga kakaknya yang arogan itu.

"Aku hanya ingin berbagi kue susu dan beberapa daging goreng lezat ini untuk Kakak. Dia pasti menyukainya, sama sepertiku," jawabnya jujur.

"Tentu saja. Bawakan juga beberapa buah untuknya," ujar Permaisuri Xin Jiawei, yang dibalas anggukan semangat dari putrinya.

"Siapa yang mengizinkan kalian untuk memberinya makanan yang sama dengan apa yang kita makan?!" Sentak Kaisar Han tiba-tiba. Sedangkan Han Xiao Yan tampak tersenyum miring, lalu melanjutkan acara makannya, seolah perdebatan di hadapannya tidak menarik. Padahal matanya melirik sesekali dan mengintip.

Senyum gadis itu luntur seketika. Ternyata tidak semudah itu, pada akhirnya, semua akan tetap sama.

"Ayah tidak boleh bersikap begitu pada kakak. Terakhir kali kami membawakan kue manis, dia terlihat sangat menyukainya, bahkan mengatakan jika belum pernah memakan kue seenak itu." Han Liang Wu memasuki perdebatan. Ia menatap datar. Dalam nada bicaranya tak tersirat melawan, akan tetapi, maksudnya jelas membela sang kakak.

Kaisar Han menatap tajam putra terakhirnya tersebut. Mengapa kedua anak ini begitu memperhatikan kakak mereka yang jelas tak ada gunanya itu?!

"Jika kalian masih memperdulikan aib kekaisaran itu, maka Ayah akan mengirim kalian kembali ke perguruan!" Ujar Kaisar Han mengancam. Hal tersebut membuat Han Xia Ming dan Han Liang Wu membelalakkan mata terkejut

BRAK!!

"Ayah tidak bisa seenaknya! Pendidikan kami sudah selesai! Bagaimana bisa Ayah berfikir untuk mengembalikan kami ke sana lagi!" Sergah gadis itu marah. Ia menancapkan sumpit di tangannya ke meja dengan keras.

Mendengar putrinya kini berani melawan, Kaisar Han mengerutkan alisnya murka.

"Sudahlah, patuhi saja kemauan Ayah. Kalian terlalu banyak bermain dengan si buta itu, pasti dia sudah menghasut kalian untuk melawan Ayah," cetus Han Xiao Yan mengompori. Ia mengambil sapu tangan dan mengusap pelan bibirnya.

"Kakak tidak menghasut kami! Justru kau lah yang menghasut Ayah!" Tungkas Han Xia Ming. Ia menunjuk pemuda itu.

"Menghasut ataupun tidak, tidak akan merubah apa yang sudah berjalan selama ini," balas Han Xiao Yan dengan tenang. Dirinya tidak boleh menunjukkan emosi, ia harus membuat kesan baik di hati ayahnya.

Han Xiao Yan mengambil segelas air, lalu menyodorkan gelas tersebut ke arah Kaisar Han.

"Minum dulu, Ayah. Terlalu banyak marah tidak baik untuk kesehatanmu,"

Kaisar Han menerimanya. Dia meneguk air dalam gelas itu hingga tandas. Namun, matanya masih menatap nyalang Han Xia Ming yang menatap balik tak kalah tajam.

"Kaisar, izinkan saja mereka untuk mengunjungi Fang'er," ujar Permaisuri Xin Jiawei membujuk.

Ffftt..!!

Han Xiao Yan menyemburkan kue yang dikunyah nya ketika mendengar kalimat terakhir yang ibunya ucapkan. Untung saja semburannya tidak mengenai seseorang.

"Fang'er?!" Ujarnya dengan wajah bingung bercampur terkejut. Ia menatap Permaisuri Xin Jiawei yang berada di hadapannya dengan mulut setengah terbuka.

"Apa aku tidak salah dengar?"

Tak hanya Han Xiao Yan, akan tetapi, kedua saudaranya yang lain juga terkejut. Mereka menatap wanita itu seolah meminta penjelasan.

"Iya, Fang'er. Apa ada yang salah?" Tanya Permaisuri Xin Jiawei tak berdosa.

"Ibu saja tidak pernah memanggilku dengan nama kecilku, tapi si sampah itu?! Apa aku tidak cukup baik di mata Ibu selama ini?!" Sentak Han Xiao Yan tak terima dirinya diperlakukan berat sebelah seperti ini. Apalagi saingannya adalah orang seperti Han Xi Fang. Sungguh ia tidak sudi!

Kaisar Han mengusap pundak putra kesayangannya dengan lembut, mengisyaratkan agar lebih tenang.

"Hanya kaulah putra terbaik Ayah, Yan'er. Tenang saja, ada ayahmu ini yang selalu berada di belakangmu," ucap Kaisar Han terang-terangan, menunjukkan betapa dia sangat menyayangi Han Xiao Yan. Bahkan di depan kedua anaknya yang lain.

Han Xia Ming tertawa hambar. Ia meletakan tangan kanannya di perut, lalu memegangi keningnya dengan tangan kiri, sementara bibirnya masih terkekeh kecil.

"Ooh, aku hampir lupa jika hanya Kakak kedua yang selalu menjadi anak emas Ayah. Padahal sifatnya tak jauh berbeda daripada seorang iblis," cemooh Han Xia Ming.

Mendengar cemoohan putrinya, sontak membuat Kaisar Han menatapnya sengit. Namun, tak diperdulikan oleh gadis itu.

"Arogan, sombong, kejam, sok berkuasa, suka menuduh, menyiksa, kasar. Terlalu banyak keburukan hingga aku lupa. Liang'er, lain kali ingatkan aku tentang sisanya," pinta Han Xia Ming tanpa rasa takut. Ia menyenggol lengan adiknya, dan dibalas oleh anggukan dari pemuda itu.

"En,"

Gadis itu melirik singkat ke arah kedua pria berbeda usia yang duduk tak jauh darinya dengan sinis.

"Dilihat dari segi manapun, orang sepertinya sama sekali tidak pantas untuk duduk di kursi naga. Yang ada hanya membuat rakyat hidup menderita," ujarnya menghina. Lalu ia berdiri hendak keluar dari ruang makan. Namun, tangannya dicengkeram kuat, memaksanya untuk berbalik untuk melihat siapa yang telah menghentikannya.

PLAK!!

Darah Han Xiao Yan benar-benar mendidih mendengar penghinaan terhadapnya. Sehingga dengan spontan tangannya menampar pipi kiri sang adik yang sangat tidak menghormatinya.

Han Xia Ming memegangi pipinya yang terasa nyeri. Lalu ia mendongak dengan sorot mata tajam. Sesuai dugaannya, orangnya tak lain adalah manusia arogan ini.

"Kau terlalu berani! Jika bukan saudariku, maka akan ku pastikan kau tidak akan melihat matahari esok hari!" Bentak Han Xiao Yan tepat di wajah adiknya. Kesabarannya akan habis jika ada yang berani meragukannya sebagai calon kaisar di masa depan.

Gadis itu mencondongkan tubuhnya menantang. Ia yakin jika manusia arogan ini tidak akan berani macam-macam padanya. Dirinya sangat paham jika dia hanya sekedar mencari wajah di hadapan ayah dan ibunya. Benar-benar menjijikan!

"Lihat? Inilah sifat aslinya. Sebaiknya Ayah perlu berfikir seribu kali lagi untuk menjadikan dia sebagai kaisar," ucap Han Xia Ming.

Sedangkan Han Xiao Yan sendiri sedang berusaha mati-matian menahan tangannya yang sudah terkepal erat.

Jari telunjuk gadis itu menekan dada bidang Han Xiao Yan yang terbalut hanfu berwarna emas berpadu hitam. Kualitas kain sehalus sutra mewah mahal, seolah pakaian tersebut sudah dirancang khusus untuknya. Tak heran apabila dia kerap bersikap arogan, penampilannya sangat meyakinkan.

"Jangan bermimpi terlalu tinggi. Jika kau jatuh, itu akan terasa sangat sakit," ujarnya dengan nada setengah  berbisik. Setelah puas, ia memutuskan untuk keluar, lalu disusul oleh Han Liang Wu, meninggalkan ketiga orang tersebut.

Painful Darkness Until The End Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang