Sontak pria itu berbalik. Tubuhnya kaku dan bibirnya kelu saat melihat sosok wanita berhanfu serba putih Tengah berdiri di hadapannya. Wajahnya teduh dengan mata sayu dan bibir pucat. Ia ingat wajah ini.
"Ibu...."
Sosok wanita yang dipanggil 'Ibu' itu menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis dengan sorot mata penuh kerinduan. Ia merentangkan tangannya, kemudian mendekat ke arah Han Feng Juan dan memeluknya. Meskipun kedua insan itu tidak bisa saling menyentuh, namun Han Feng Juan mampu merasakan aroma khas dan betapa hangatnya pelukan ibunya.
Tangannya gemetar menahan tangis dan sesak di dadanya. 24 tahun waktu yang sangat lama untuk ia bisa merasakan dan melihat bagaimana wajah ibunya. Tidak, kali ini bukan hanya sebuah lukisan semata, ibunya benar-benar datang menemuinya, menemui putranya yang telah lama ditinggalkannya di dunia bersama orang-orang jahat.
"Maafkan Ibu..." Suara halus itu terdengar lirih. Tersirat rasa penyesalan di setiap nada ucapannya.
Tang Jia Ning tidak pernah tenang berada di alam atas. Rasa sedih dan kecewa terus mengganggu pikirannya saat menyaksikan putra satu-satunya yang ia tinggalkan di dunia harus hidup bersembunyi dan menderita.
Setiap detik dari hidup Han Feng Juan tak pernah ia lewatkan, ia selalu berada di sampingnya, menemaninya bahkan di saat-saat terburuk anak laki-laki itu sekalipun. Namun itu bukanlah apa-apa, rasa kecewanya lebih besar dari rasa sedih seorang Ibu di dalam benaknya yang paling dalam. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa sahabatnya sendiri menaruh rasa benci terhadap dirinya.
Tang Jia Ning masih belum bisa menemukan alasan mengapa Xin Jiawei sangat membencinya. Apa ia pernah salah berucap sampai melukai hatinya? Tolong, beritahu padanya jika itu memang benar, ia sangat menyesal dan meminta maaf. Tapi tolong, jangan sakiti putranya.
"Ibu... apa ini benar dirimu?" Tanya sang putra pada sosok wanita berpakaian serba putih itu. Ia masih tak bisa mempercayai semua ini. Ini terlalu mustahil.
"Ibu sangat menyayangimu... sampaikan permintaan maaf Ibu pada Xin Jiawei jika mungkin Ibu memiliki kesalahan di masa lalu sehingga dia bisa sangat membenci Ibu."
Suara sosok Tang Jia Ning terdengar samar-samar dan sangat halus bagaikan hembusan angin di telinga Han Feng Juan, namun ia mampu mendengarnya dengan sangat jelas. Meskipun hatinya tidak pernah dipenuhi cinta dan kasih sayang, tapi ia bisa mendengar nada kesedihan di setiap ucapan ibunya.
Sosok wanita itu menangis terisak-isak, bahkan suara tangisnya mungkin mampu membuat siapa saja yang mendengarnya juga ikut merasakan rasa sakit yang telah terkubur di hatinya.
Pelukan Tang Jia Ning melonggar, ia kemudian menatap wajah tampan putranya. Sebuah senyuman haru dan bangga terukir indah di bibir pucat nya. Ia tidak marah pada Xin Jiawei, hanya ada rasa kecewa.
Mungkin ia salah sebab pada saat itu dirinya tak terlebih dahulu memberitahu suaminya tentang rencana jahat salah satu selirnya terhadap dirinya karena terlalu terburu-buru. Bukannya memberitahu Han Zhen Wu, tapi ia malah berpamitan ke rumah Jendral Tang Zhou bersama anaknya. Niatnya ingin bersembunyi untuk sementara, namun semuanya hilang kendali dan terjadi di luar dugaannya.
~~~~~
Tangannya berhenti saat ingin mengetuk pintu untuk mengundang Xin Jiawei agar mau bergabung minum teh bersamanya dan Selir Pertama Liu Qing Qing. Tanpa terduga tubuhnya membeku ketika tak sengaja mendengar ucapan Xin Jiawei dengan seorang pria di dalam sana.
"Anda harus terus bersikap baik pada permaisuri, Yang Mulia." Suara seorang pria terdengar seperti menasehatinya.
"Tidak bisa! Sampai kapan aku harus terus menggunakan topeng saat bersamanya?! Menatap wajahnya yang cantik itu hanya akan membuatku semakin membencinya!" Xin Jiawei meninggikan nada suaranya.
"Shuuut..! Jangan keras-keras. Bagaimana jika ada yang mendengarnya!"
"Bersabarlah sedikit. Hanya sampai pangeran berumur genap satu tahun, dan kita akan mengakhiri semua ini."
"Apa kau yakin?"
"Tentu saja, Yang Mulia."
Permaisuri Tang Jia Ning mundur beberapa langkah dengan tatapan kosong seraya menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Mengakhiri semuanya? Apa maksudnya?
Tak ingin berlama-lama lagi, wanita cantik berhanfu merah emas tersebut langsung pergi dari kediaman selir agung dan menuju kediamannya untuk memberitahukan semua pada sahabatnya, Liu Qing Qing.
Permaisuri Tang Jia Ning berjalan dengan tatapan kosong di sepanjang jalan, bahkan dirinya sampai mengabaikan salam hormat dari beberapa pengawal dan pelayan yang menyapanya, hal itu tentu saja membuat mereka semua heran dengan sikap permaisuri yang biasanya sangat ramah.
Langkahnya sampai di gazebo yang terletak di taman belakang kediamannya, ia segera menghampiri dan memeluk Liu Qing Qing yang sudah menunggu kedatangannya bersama Xin Jiawei. Ia menangis di pelukan sahabat kecilnya itu.
Liu Qing Qing terkejut dengan sikap Tang Jia Ning, apalagi saat melihatnya menangis seperti ini. Ia mengelus pundak wanita itu untuk menenangkannya.
"Ada apa? Siapa yang membuatmu menangis seperti ini?" Tanyanya dengan suara lembut.
"Ta-tadi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Jia'er dengan seorang pria di dalam kediamannya. D-dia mengatakan jika dia membenciku," jawabnya, masih menangis.
Mendengarnya, tiba-tiba saja kening Liu Qing Qing mengkerut cemas. Tatapannya kesana-kemari dengan gelisah. Namun, tangannya masih mengelus pundak wanita itu.
"Apa kau yakin? Jia'er tidak mungkin seperti itu," ucap Liu Qing Qing.
Tang Jia Ning duduk dan menatap wajah sahabatnya dengan sorot mata penuh kesedihan. Mata indahnya berubah menjadi sayu teduh.
"Untuk apa aku berbohong? Dia berkata akan mengakhiri semuanya setelah putraku berumur genap satu tahun. Qing'er, aku sangat takut. Apa sebaiknya aku memberitahu kaisar?" Tang Jia Ning sangat cemas dan gelisah akan keselamatan putranya. Ia takut jika Han Feng Juan akan menjadi sasaran dari kebencian selir agung.
"Tidak! Kau tidak boleh melakukan itu!" Ujar Liu Qing Qing secara spontan.
Wanita berhanfu merah itu mengerutkan alisnya bingung. Apa maksud sahabatnya? Mengapa ia tidak boleh memberitahu kaisar selaku suaminya?
"Apa maksudmu, Qing'er?"
Menyadari dirinya salah berucap, wanita itu lantas menutup mulutnya.
"Ti-tidak, bukan begitu maksudku. Aku menyarankan agar sebaiknya masalah ini hanya ada di antara kita berdua. Aku akan menyelidiki kebenaran dari apa yang kau dengar tadi, untuk menghindari jika semuanya hanyalah salah paham. Bukankah tidak baik jika kita langsung menuduh," ujarnya memberikan saran.
Tapi Tang Jia Ning terlihat tak senang ketika mendengar saran Liu Qing Qing. Salah paham? Ia tidak mungkin salah dengar.
"Kau tidak percaya padaku?" Tanyanya dengan raut wajah kecewa.
"Aku sangat mempercayaimu, kau adalah sahabat terbaikku sedari kecil. Begini saja, kau bisa pergi ke Rumah Jendral dan memberitahukan semuanya, ajak Feng'er juga. Jika Jendral Tang Zhou sudah turun tangan maka semuanya akan baik-baik saja. Aku juga tidak menyangka jika Jia'er bisa seperti itu," kata Liu Qing Qing.
"Emm... baiklah," jawabnya dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Darkness Until The End Of Life
Fantasy"Anda tidak perlu bersusah-payah menyingkirkan saya untuk mendapatkan tahta. Saya tidak menginginkannya." Han Xi Fang. Pangeran Pertama Kekaisaran Han yang terlantar karena terlahir tunanetra (buta), membuatnya diacuhkan dan hidup tertindas. Menjadi...